Room heater

513 154 69
                                    

Dirumah kebetulan sedang ada pemanas ruangan yang rusak. Sudah waktunya perlu diganti yang baru. Tapi ayahnya anak-anak kan belum pulang. Makanya beli pemanas barunya tunggu sampai Kyuhyun pulang saja.

Lagi pula cuaca akhir-akhir ini masih tergolong hangat. Jadi masih bisa menunggu nanti.

"Loh umma ngapain ditini?" Tanya si bungsu yang kebetulan melihat ibunya ini sedang mengutak-atik pemanas ruangan yang rusak.

"Eh, ada Minghyun"

Si bungsu lantas duduk di samping ibunya yang akan membereskan pemanas ruangan yang telah rusak tersebut untuk ditaruh di gudang.

"Umma itu apa?" Tanya Minghyun.

"Ini namanya alat pemanas ruangan" Jawab ibunya.

"Panat? Ada api na dong?"

Ibunya lantas tertawa. Ya jangan mentang-mentang namanya pemanas. Laju ada apinya Minghyunie. Ibunya sampai tertawa tuh.

"Ya enggak dong nak" Ujar ibunya. Kemudian menjelaskan fungsi dari alat tersebut pada si bungsu. Baru deh setelah itu Minghyun mengerti.

"Loh tapi kok umma, ini dimatukin kaldut?" Minghyun tanya kenapa alat tersebut malah dimasukan ke dalam kardus.

"Alatnya rusak" Jawab ibunya singkat.

"Kalo lutak beli lagi dong umma" Ujar Minghyun.

Mendengar itu, ibunya jadi kepikiran mau menjahili si bungsu. Guna melihat bagaimana reaksinya.

"Umma enggak punya uang" Ujar ibunya yang pasang muka memelas.

Terus Minghyun bilang, "Minta tama appa aja. Appa puna uwang banyak di lemali beti (lemari besi)" Minghyun menyuruh ibunya untuk minta uang pada ayahnya. Lantaran sang ayah punya banyak uang yang disimpan di brangkas.

Tapi ibunya yang masih pasang muka memelas itu bilang lagi kalau kan ayahnya belum pulang. Jadi ibunya tidak bisa minta pada ayahnya.

"Yah..." Si bungsu tampak berpikir lalu kemudian dia pun berkata, "Pakek uwangna Minyun aja umma"
Hah?

Ibunya kaget. "Loh memangnya Minghyun punya uang?"

Si bungsu lantas mengangguk lalu berlari secepat kilat guna mengambil sesuatu. Dan ibunya di buat kaget setelah Minghyun datang bersama Sunghyun. Lalu si bungsu itu memberikannya dua lembaran uang yang berjumlah dua ribu won.

"Minyun puna kan, ada dua uwang na" Ujar Minghyun. "Pakek uwang Minyun aja belina. Bial nanti pat appa puwang, ada pemanat luangan yang balu"

"Uwah, Minghyun punya uangnya banyak sekali. Ini dapet dari mana nak?" Tanya ibunya.

"Dikatih tama yuuung" Si bungsu bilang kalau dia beri uang oleh Sunghyun.

Lah terus si gembul itu dapat uang dari mana?

"Uwang tabungan na Cuyun umma. Waktu jadi tobot" Jawab Sunghyun yang berdiri di belakang Minghyun.

Oh, dari tabungannya Sunghyun to. Ibunya mengangguk.

"Yaudah umma yuk kita beli yuk!" Ajak si bungsu dan si gembul yang menarik tangan ibunya. Aduh, mereka ini. Padahal kan ibunya cuma asal bicara tadi tapi dianggap serius saja.

"Iya nanti ya belinya tunggu appa saja"

"Gak mau umma telakang aja. Iya kan Yuuung!"

"Hem" Sunghyun mengangguk. "Tama beli bubel ti ya umma. Pakek uwang yang itu. Bbuin.bbuin...." Yah, Sunghyun kalau uangnya hanya dua ribu won mana cukup.

"Ayok ma. Ayok!" Si kembar menarik tangan ibunya untuk diajak ke luar.

"UMMA SANDEUL IKUT YA! Mau ke mol kan" Sandeul tiba-tiba menyahut dan bergabung dengan dua saudaranya untuk mengajak ibunya ke luar. Berbelanja.

"Ya ampun mereka bertiga ini" Ibunya sampai geleng-geleng kepala melihat tingkahnya. Bilang saja pada mau ke mall kan...

"Aigoo"

.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20181020 12.17
.
.
.
See ya^^
...

Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang