Jagoan Kecil -2

853 175 145
                                    

Orang tua mana sih yang tidak gemas ketika melihat atau pun mendengar kalau anaknya berkelahi. Apalagi kalau berkelahinya dengan teman sebaya. Seperti dalam kasusnya Sunghyun. Balita itu berkelahi dan juga main gigit cubit hingga guling-gulingan. Duh! Gemas rasanya.

Kalau dulu Kyuhyun pernah bilang, "Namanya juga anak lelaki, wajarlah berkelahi. Ketimbang bermain barbie"

Kini ayah tiga anak itu meralat lagi ucapannya menjadi, "Anak lelaki itu memang boleh berkelahi, apalagi untuk membela diri. Akan tetapi selama masih bisa saling memaafkan, tidak perlu kan harus berkelahi."

Intinya tuh, Kyuhyun tidak menyalah kan Sunghyun karena di berkelahi dengan kawannnya di sekolah TK. Wong Sunghyun berkelahinya karena membela adiknya. Maklum sih dia.
Namun Kyuhyun juga tidak membenarkan sikap Sunghyun yang asal dorong, cubit, lalu guling-gulingan di pasir.

Karena ayah tiga anak itu tidak pernah sekalipun mengajarkan anak-anaknya untuk berkelahi seperti itu. Berkali-kali dia juga bilang kalau "berkelahi itu bukan perbuatan anak baik. Nanti bisa dimarahi Tuhan." Begitulah katanya.

"Cho Sunghyun" Panggil Kyuhyun pada si sulung itu. Nadanya tinggi, menandakan dirinya sedang dalam memberi teguran. Cho Sunghyun memang pantas di tegur.

"Sudah lupa ya appa pernah bilang apa ke Sunghyunie?" Tanyanya lagi.

Sunghyun diam, dia menggeleng pertanda tidak ingat tentang wejangan dari ayahnya. Balita itu sejak kepulangan dari sekolah cuma bisa duduk bersandar pada bantal sofa. Lantaran sikut, lutut, dan pipinya luka. Ada yang kena gigit, ada yang bungsut kena kerikil, dan ada yang lecet entah terkena apa. Untung matanya yang kelilipan tidak apa-apa.

Kasihan sih kalau melihatnya, tapi mau bagaimana lagi. Kyuhyun juga musti tegas dan memberitahu kalau perbuatan Sunghyun itu salah. Terlebih lagi Sunghyun juga perlu diajarkan untuk dapat lebih sabar.

"Kan appa sudah bilang waktu itu, tidak boleh berkelahi lagi dengan kawan. Itu tidak baik nak!" Ujar Kyuhyun lagi. Lalu duduk di sampingnya.

"Tapi-" Sunghyun sudah mau membantah, mengatakan pembelaan dan argumennya pada sang ayah. Namun urung lantaran balita tersebut takut melihat sepasang obsidian yang tajam milik ayahnya. Dia pun menunduk tidak berani berkata apapun lagi.

"Appa tahu Sunghyunie tadi berkelahi karena ingin membela Minghyunie. Tapi-"

"Tapi Timbum yang natal pa!" Sahut Sunghyun dengan wajah kesal. Lalu sepasang manik bulatnya berkaca-kaca.

"Minyunie dinatalin telut (terus). Udah lapol bu gulu tapi Timbum na matih aja natal. Tan Cuyun tebel. Minyun na tan ndak boleh di natalin. Tan Cuyun tayang, Huwee....."

Setelah bicara panjang lebar, Sunghyun pun menangis lagi. Dia sungguh sedih, dan tidak mau kalau si bungsu kesayangannya di nakali kawannya.

"Aigoo Hyungnim sayang, jagoannya appa uljima~~"  Merasa tak tega, maka Kyuhyun pun menghapus air matanya. Lalu mengelus kepalanya.

"Hyungnim, Cho Sunghyun... Lihat appa nak. Uljima~"

"Hiks, Timbum yang natal duluwan appa. Cuyun tebel (sebel), ndak tuta (suka), hiks... "

"Timbum duluwan yang bilang, tini talo belani. Tubit nih tubit wleee... tebel ih Cuyun hiks...yaudah Cuyun tubit aja!!!"

Oh, Sunghyun ini adalah tipe anak yang sensitif dan perasaanya halus. Dia juga sayang sekali sama saudaranya. Makanya kalau melihat ada yang menjahili saudaranya dia akan menolong. Hanya saja, Sunghyun belum bisa mengontrol emosinya. Belum bisa membedakan mana yang baik dan yang tidak. Makanya dia gampang tersulut emosi hingga akhirnya berkelahi.

"Uljima sayang" Kini Kyuhyun memeluk jagoan kecil itu. Untuk sementara membuatnya agar tenang dan berhenti menangis.

"Sunghyunie tahu tidak kalau Tuhan itu tidak suka pada anak-anak yang nakal" Sunghyun di sela-sela isakkannya pun mengangguk.

"Nah tahu tidak anak yang nakal tuh gimana?"

"Hiks, yang ndak nulut tama olang tuwa. Yang tutana belantem tama tawanna. Yang-"

"Huweeeeeee" Sunghyun menangis lagi ketika dia ingat kejadian hari ini. Dia sudah berkelahi dengan kawannya. Itu tandanya dia jadi anak nakal dong. Duh! Gimana nih...

"Uljima~~" Kyuhyun pun lantas menggendong jagoan kecil yang cengeng itu untuk dibawanya ke luar ruangan. Agar dapat menghirup udara segara.

"Tapi Timbum yang duluwan appa" Cicitnya.

"Iya nak, appa tahu kok kalau Sunghyunie sayang sekali sama Minghyunie. Enggak mau kalau Minghyunie dinakali kawannya. Tapi appa tidak setuju kalau Sunghyunnya harus berkelahi. Dulu appa sudah bilang kan tidak boleh berkelahi. Terus kenapa diulang lagi?"

"Timbum-"

"Apapun alasannya Sunghyunie tidak boleh berkelahi. Kalau kawannya nakal lapor pada ibu guru-"

"Udah appa. Tapi Timbum matih natalin Minyun!"

Seketika Sunghyun diam setelah berseru pada ayahnya. Lantaran sang ayah kembali menatapnya tajam.

"Sunghyunie" panggil Kyuhyun dengan nada yang melembut.

"Dengarkan appa baik-baik ya. Kalau sudah di laporkan pada ibu guru. Tapi kawannya masih nakal. Yasudah tidak usah kita ladeni. Cukup dibiarkan saja"

Sunghyun bingung nih apa maksud dari ayahnya. "Iya di diamkan saja. Nanti juga kawannya yang nakal itu capek sendiri" Ujar Kyuhyun.

"Dan lagi, besok-besok Sunghyunie tidak boleh mencubit apalagi mendorong kawannya seperti tadi. Tuh kan pada luka dan kelilipan kan matanya"

Sunghyun mencebik lagi, dia menyesal. Dan lagi merasakan nyeri pada lukanya yang belum kering. Dicubit itu sakit, di gigit juga sakit. Di dorong lalu berguling gulingan di pasir juga sakit. Yang penting sudah tahu rasanya. Sehingga besok-besok jadi kapok. Dan tidak mengulanginya lagi.

"Sesama saudara, teman atau kawan itu harus saling menyayangi. Tidak boleh berkelahi. Arachi" Ujar Kyuhyun sembari meniupi siku Sunghyun yang luka.

"Tangan itu harusnya di buat untuk melakukan hal yang baik-baik. Mulut juga harus berbicara yang baik. Kaki, mata, telinga dan semua anggota tubuh kita harus di gunakan untuk hal baik. Bukan untuk melukai kawannya"
"Dan lagi besok di sekolah harus bisa saling memaafkan ya nak" Tambah Kyuhyun. Sunghyun pun mengangguk lalu mencebik lagi. Dia sadar akan kesalahannya kini.

"Maapin Cuyun ya pa... Tuhan maapin Cuyun dah natal. Belantem lagi tama Timbum, hiks" sesalnya.

"Oh! No, no, no! Jagoan kecilnya appa uljima... Uljima sayang... " Ujar Kyuhyun lalu menggendong si sulung itu lagi. Dan dibawanya berkeliling rumah.

Tapi ngomong-ngomong, sejujurnya Kyuhyun bingung siapa nama kawannya si kembar di TK. Sunghyun bilang sih Timbum. Itu karena dia cedal kan... Jadi nama sebenarnya siapa?

Rimbum? limbum? Simbum? Kimbum? Atau namanya beneran Timbum?

" Ah! Molla" Kyuhyun cuma bisa mengendikkan bahunya lalu membawa si sulung berkeliling lagi di rumah.

.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20181807.19:50
.
.
.
See Ya^^

Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang