Rebutan TV

619 159 218
                                    

Katakan peta, katakan peta!

"Peta"

Lebih keras!

"PETA"

Kurang keras, sekali lagi!

"PETAAAAAAA!!! Uhuk, uhuk, uhuk"

Aduh si cantik jadi batuk nih gara-gara si Dora. Pada kenal kan siapa itu Dora. Buat yang belum kenal, Dora itu rivalnya Baro dan paman Yesung dalam berpetualang. Hehehe enggak deng bercanda. Itu loh acara kartun anak yang terkenal sejagad raya.

Nah setiap sore Sandeul tidak pernah absen tuh buat nonton acara tersebut. Dari bangun tidur siang sampai sore si cantik bakalan stay di depan TV. Wajar dia anak kecil yang usianya delapan tahun. Jadi TV adalah hidupnya. Dan semua acara kartun adalah favoritnya.

Di mana letak sungainya? Apakah kalian tahu?

"Iya tahu, tahu"

Dimana?

"Itu di belakang" Sahut Sandeul menjawab pertanyaan si Dora.

Dimana? Bisa katakan lebih keras?

"DI BELAKAAAAAAAAANG" aduh, cantik jangan teriak. Nanti batuk lagi loh.

"Sandeulie~~" Yang di panggil pun menoleh. Melihat pamannya yang sejak tadi duduk di dekatnya.  

Yang barusan memanggil si cantik yang masih asik nonton tv itu adalah sang paman. Kemarin pamannya itu datang. Dari Jepang. Paman membawa banyak oleh-oleh. Dan sekarang pamannya si cantik sedang pasang muka bosan.

Habisnya sedari tadi dia tidak ada kesempatan untuk nonton tv. Kan paman mau nonton siaran ulang pertandingan bola. Tapi sedari kemarin tv di rumah ini di kuasai oleh ketiga krucil.

"Gantian samchon kenapa nonton nya. Nonton itu melulu. Mana bagusnya? Enggak bosen-bosen tah? Hoam..."

Pamannya lalu menguap. Ketika Sandeul sama sekali tidak menggubris perkataanya. Payah memang kalau punya keponakan jiplakan kakak iparnya yang keturunan evil. Pemuda itu jadi kepikiran jangan-jangan kakak perempuannya itu di pelet agar cinta mati sama Kyuhyun.

"Yeay berhasil, berhasil, Hore!"

Sandeul sekarang bersorak. Dia loncat-loncat dan terus bilang hore sampai batuk-batuk. Karena sangking kerasnya dia berteriak.

Sementara pamannya yang sedari tadi menunggu giliran nonton tv masih pasang muka bosan.

"Udah abis kan Nuna. Sekarang gantian samchon dong yang nonton. Yah, yah, pleaseee" Mohon pamannya mencoba bertingkah imut.

"Ih samchon mah dari tadi ganggu aja deh. Enggak mau abis ini Sandeul mau nonton Purincess Sophia" Sandeul menggeleng tanda tak mau. Lalu menyembunyikan remote tv tersebut ke dalam pakaiannya.

"Huhuhu. Sandeul pelit ah"

"Wlee emang. Kalo pelit kenapa wle, wle, wle..."

Aduh itu anak sekarang malah semakin membuat pamannya kesal.  Kalau saja kakak perempuan serta kakak iparnya tidak ada di rumah. Sudah dipastikan Sandeul habis kena jitak sang paman.

"Nuna mandi!"

Tiba-tiba di tengah konflik antara Sandeul dan pamannya. Sang ibu memanggil. Menyuruhnya mandi. Sandeul lantas melihat jam dan sadar ini sudah sangat sore. Dan perintah ibunya mutlak tak bisa di bantah. Akhirnya dengan berat hati gadis kecil itu menaruh kembali remote nya di meja lalu meninggalkan ruang keluarga untuk mandi.

Nah, kesempatan. Saat Sandeul sudah pergi ini baru waktunya Sungjin untuk puas-puasin nonton tv. Tapi belum juga pemuda itu mengambil remote yang tergeletak di meja. Eh, tahu-tahu sudah di serobot duluan sama Sunghyun. Datang lagi deh, si pengganggu kecil.

"Sunghyunie~~" Panggilnya pada si gembul yang baru mandi. Masih wangi dan wajahnya blepotan bedak bayi.

"Remotenya sini dong. Kasihin samchon. Nonton bola yuk kita" 

"Ndak ah. Cuyun mo liyat ultamen aja"

Duh, dia menolak. Tapi tenang pamannya itu punya sejuta cara untuk menaklukkan Sunghyun. Secara si gembul itu kan lemah sama makanan.

"Eh, jangan. Nonton ultramen nya besok aja kan masih bisa. Nonton bola aja yuk. Eh, samchon punya permen deh kayaknya."

Mendadak sepasang mata bulat Sunghyun berbinar cerah ketika melihat pamannya mengeluarkan lolipop kesukaanya.

"Hyung mau enggak?"  Sang paman mencoba merayunya.

"Mao camcon. Maooo"

"Kalau mau tuker permennya pakek remote tv ya"

Dan benar saja, Sunghyun bahkan langsung memberikan remote tv tersebut dengan sangat mudah. Dan langsung melahap lolipop itu. Padahal kan Sunghyun sering sakit gigi. Kalai ketahuan ibunya makan makanan manis bisa habis di marahi dia.

Tapi tenang, kan ibunya lagi sibuk sama Sandeul. Sementara itu kini giliran sang paman yang mau menonton pertandingan bola dengan tenang. Tanpa gangguan. Soalnya Sandeul sedang mandi, si gembul lagi asik ngemut permen.

Tapi lagi-lagi baru saja mau duduk santai menikmati pertandingan lewat layar kaca. Eh, si bungsu kesayangan datang.
"Camcon Minyun mo liyat ultamen"

Waduh! Kalau si bungsu yang sudah minta dengan memasang wajah beraegyo begitu Sungjin lemah nih. Bukan lemah karena aegyo nya si bungsu. Tapi dia lemah karena ditatap oleh kakak iparnya. Yang kebetulan lewat dan seakan-akan matanya mengeluarkan laser. Karena bisa gawat kalau sampai Minghyun menangis. Lantaran tidak menonton acara tv favoritnya.

"Hyung~~ jebal biarkan aku nonton bola yah" Mohon Sungjin pada Kyuhyun. Niatnya agar Kyuhyun membawa Minghyun kemana kek. Biar lupa sama ultramen. Tapi boro-boro ditolong, kakak iparnya malah minta maaf.

"Mianhae Sungjin ah" Kyuhyun yang tadinya melotot berubah jadi lunak. Lalu ayah tiga anak itu bilang lagi, "Aku saja sudah sangat lama tidak nonton bola. Karena tv di kuasai mereka" Tunjuk Kyuhyun pada si kembar yang kini anteng nonton ultramen.

"Eh, Hyung dapet permen dari mana?" tanya ayahnya ketika mendapati Sunghyun sedang mengemuti permen lolipop .

"Camcon"

Eh, gawat. Sungjin lupa kalau kakak iparnya juga tidak membolehkan Sunghyun untuk makan makanan manis.

"Samchon" Panggil Kyuhyun pada Sungjin dengan nada yang dibuat manis.

"Waduh gawat bisa mati aku. Glek" Batin Sungjin yang sudah mengambil ancang-ancang untuk kabur.


.
.
.
sign
hyejinpark©
20180920.15:23
.
.
.
See ya^^

Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang