Bermain piano

557 144 86
                                    

Sore ini Sandeul lagi ikut ayahnya main ke rumah paman Yesung. Adik-adik tidak ikut lantaran masih tidur padahal ini sudah mau malam. Tapi biarkanlah. Mungkin karena si kembar kelelahan habis bermain. Makanya sengaja tidak dibangunkan.

Lagipula niatnya kan ayahnya Sandeul itu tidak akan lama-lama disana. Karena hanya ingin mengembalikan kaset-kaset film yang sudah lama dia pinjam dari ayahnya Baro. Tapi tidak tahu kalau Sandeul. Sepertinya si cantik maunya lama-lama deh.

"Selamat sore" Sapa Sandeul ketika bibi Ryeowook membuka pintu rumah. Senyum gadis kecil itu mengembang sempurna.

"Selamat sore juga. Aigoo ada si cantik. Mari masuk." Ibunya Baro tersebut lantas mempersilahkan Sandeul dan ayahnya untuk masuk.

Dan begitu mereka berdua masuk, suara dentingan piano langsung menyambut setiap langkah mereka. Karena biasanya setiap sore Baro memang berlatih piano dengan ayahnya. Oh, iya selain punya usaha caffee, ayahnya Baro itu adalah seorang guru musik. Jadi tak heran kalau Baro bisa bermain piano dan bernyanyi. Pada baru tahu ya?

"Yesung oppa sedang bersama Baro diatas. Langsung kesana saja" Ucap ibunya Baro kemudian ke dapur untuk membuatkan tamunya teh dan kudapan.

Ketika sampai di lantai atas, tepatnya di ruangan khusus tempat Baro berlatih, si cantik sempat terpana sampai melongo. Disaat melihat begitu lincahnya jari-jari milik Baro menari-nari diatas tuts-tuts piano.

Kalau sedang bermain piano begitu, seperti bukan Baro oppa yang biasanya dilihat Sandeul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau sedang bermain piano begitu, seperti bukan Baro oppa yang biasanya dilihat Sandeul. Aura Baro sekarang benar-benar berbeda.

'Prok, prok, prok'

Suara tepuk tangan terdengar begitu Baro selesai mengakhiri latihannya.

"Yeay, oppa keren!" Puji Sandeul yang bertepuk tangan tanpa henti.

Sehingga otomatis membuat Baro jadi malu di puji keren. Sampai salah tingkah dan menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"AIGOO, Kan sudah appa bilang untuk keramas. Baro tidak mendengarkan sih. Gatal kan rambutnya"

Hah, ayahnya Baro itu selalu deh merusak suasana. Kadang kalau telminya kumat bisa bikin orang sebal. Baro jadi heran kok bisa orang setelmi ayahnya menjadi seorang jenius musik?

"Ah, molla" Baro menggelengkan kepalanya untuk menepis berbagai pertanyaan yang terus berputar di kepalanya.

"Eh, ada Sandeul. Apa kabar Sandeulie sehat kan pastinya. Eh, ada appanya-"

"Hyung, hentikan..." Nah, ayahnya Sandeul paling malas kalau paman Yesung sudah bersikap begini. Apalagi sampai cengengesan.

"Aku kesini cuma ingin mengembalikan ini" Ujar ayahnya Sandeul lagi.

Namun si cantik langsung protes.

"Loh kok buru-buru" Ujar Sandeul.

"Iya kok buru-buru" Ujar ayahnya Baro meniru perkataan si cantik barusan.

Hah...

Kalau sudah  begini baik Kyuhyun maupun Baro keduanya sama-sama tepuk jidat. Karena bakalan panjang urusanya. Apalagi ketika ibunya Baro datang. Membawakan teh dan kudapan.

"Mari-mari diminum dulu. Sandeulie bibi baru membuat cookies brownies loh. Coba deh rasanya enak. Oh iya, nanti adik-adik dan umma dibawakan juga ya..."

"Hei, Kyuhyun!" Panggil ayahnya Baro pada Kyuhyun. "Buru-buru sekali sih. Nanti saja pulangnya. Aku masih punya selusin kaset film sejarah. Kau pasti belum nonton. Ayo ku tunjukkan"

Nah benar kan apa kata Kyuhyun. Urusannya bakalan jadi panjang. Pasalnya sebagai pecinta film kolosal, ayah tiga anak itu tentu tak akan menolak jika disuguhi oleh film-film bagus.

"Eh, Baro mau kemana?" Tanya ibunya ketika bocah lelaki itu malah beranjak pergi.

"Kesini dulu, temani Sandeul main. Jangan di kamar terus" Suruh ibunya.

Tuh kan benar. Kalau ada Sandeul Baro jadi tidak bisa ke kamarnya. Padahal rencananya habis berlatih piano dia mau membaca buku. Dan ini malah disuruh menemani Sandeul makan cookies. Tapi lagi-lagi Baro mana bisa menolak perintah ibunya. Bisa kualat nanti kalau menolak perintah ibu.

"Yasudah, bibi tinggal ke dapur ya anak-anak. Yang akur mainnya. Baro ya, jaga Sandeulie baik-baik yaaa"

"Iya umma" Jawabnya patuh dan mengangguk.

"Oppa, oppa" Belum juga semenit ditinggal bibi Ryeowook. Si cantik sudah genit tuh, menarik-narik lengan bajunya Baro.

"Hem" Jawab Baro seadanya. Sembari dia makan cookies.

"Sandeul mau deh diajarin oppa main piano" Pintanya.

"Buat apa? Sandeulie kan juga sudah bisa main piano"

Huh, ketahuan kan kalau dirimu itu modus Sandeulie. Kkkk. Lagian Baro juga tahu kalau Sandeul disamping ikut les ballet dia juga kan pernah ikut kursus musik. Yah, meskipun tidak bertahan lama. Lantaran disuruh dokter Oh untuk tidak terlalu banyak ikut kegiatan di luar. Supaya bisa istirahat.

"Ih, iya. Tapi kan tapi kan..."

"Tapi apa?" Tanya Baro yang melihat wajah Sandeul yang cemberut.

"Sandeul kan enggak jago loh." Cicit si cantik sembari memilin roknya.

Sandeul tuh bukannya sedang genit atau cari perhatian. Apalagi modus. Dia memang anaknya suka dan ingin selalu belajar. Karena tadi dia kagum dengan permainan Baro. Makanya Sandeul minta diajari.

Melihat Sandeul seperti itu lantas membuat Baro menghela napasnya. Setelah cookiesnya habis. Dia lantas bilang, "Oke" katanya.

"Ayo sini oppa ajarin" Ajaknya seraya mengajak Sandeul untuk berlatih piano. Biarlah, Baro baca bukunya nanti lagi saja.

"Boleh oppa?" Sandeul pun langsung riang. Apalagi ketika tangannya dituntun oleh Baro. Serta dengan gentle bocah lelaki keluarga Kim itu mempersilahkan Sandeul untuk duduk duluan. Baru setelah itu Baro mulai menunjukkan kepada Sandeul bagaimana permainannya.

"Uwah, oppa keren" Pujinya lagi. Lalu bertepuk tangan. Dan Baro jadi malu lagi.

"Aigoo, Baro ya~~ kalau rambutnya gatal keramas sana. Ckckck" Ah, disaat begini ayahnya selalu datang merusak suasana. Pakek bilang kalau Baro belum keramas segala. Baro jadi tambah malu kan.

 ̄ˍ ̄

"Hahahaahaha" Nah, kalau yang barusan tertawa sampai terbahak-bahak adalah ayahnya Sandeul.

.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20181017.18:33
.
.
.
See ya^^

Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang