Si tengil Taetae dan Nini

605 159 117
                                    

Sudah jadi kebiasan kalau Minggu pagi seperti ini si kembar Nini dan Taetae pasti sepedahan dengan ayah mereka.

Seperti pagi ini nih. Nini sudah siap untuk keliling kompleks perumahan dengan sepeda kesayangannya. Taetae juga tak kalah siap. Dirinya sudah pakai helm. Pelindung lutut dan siku.

"Ngeng, ngeng, ngeng" Kata Taetae yang berlagak seperti sedang memanaskan motor.

Di bagain belakang ban sepedanya dia selipkan botol bekas minuman. Supaya ketika sepedanya digowes, ada suaranya. Kalau kata ayahnya sih, Taetae norak ih. Tapi ya namanya anak-anak yah. Jadi biarkan saja.

Uwah, paman Donghae hari ini terlihat tampan sekali. Padahal hanya pakai kaus dan celana training. Sampai membuat ibu-ibu disekitaran kompleks rumahnya terpesona.

Untung ya, bibi Hyukie yang pencemburu tidak melihat ketika suaminya digoda. Soalnya lagi sibuk bikin kue di dapur. Coba kalau lihat, hem. Bisa kacau dunia persilatan, eh salah. Bisa kacau agendanya si tengil Taetae dan Nini buat sepedahan.

"Sudah siap nak?" Tanya paman Donghae.

"Siap!" Jawab Taetae yang memberikan jempolnya pada sang ayah.

"Belom appa. Sebentar. Nini mau isi bensin dulu" Kata si bungsu. Yang isi bensin bukan sepedanya. Tapi Nini tuh yang lagi minum susu. Biar tulangnya kuat.

"Aigoo" Ayahnya sih cuma geleng-geleng kepala saja. Sudah maklum soalnya.

Oke, setelah Nini selesai 'isi bensin' minum susu maksudnya. Mereka bertiga pun mulai siap-siap.

"Helm" Kata paman Donghae.

"Cek/cek" Sahut si kembar.

"Pelindung lutut dan siku" Katanya lagi.

"Sudah/Sudah" Sahut si kembar kembali.

Namanya juga Taetae dan Nini yang mau naik sepeda. Jadi harus lengkap peralatannya. Dari helm sampai pelindung lutut dan siku. Karena kalau salah-salah, mereka kan suka jatuh.

"Oke let's go!" Ajak paman Donghae pada kedua krucilnya yang tengil.

"Inget ya pesan appa. Jangan ngebut. Santai saja gowesnya. Kita bukan mau balapan sepeda apalagi ikut olimpiade"

Aih, ayahnya mereka itu. Masih sempat bercanda.

"Okeh/Okeh" Sahut keduanya kompak.

Tapi ya dasar anaknya tengil. Sudah dibilang begitu juga masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Yang awalnya menggowes dengan santai lama-lama jadi ngebut. Karena disalib oleh motor yang lewat.

Lantaran tidak terima kalau sepedanya kurang cepat dari motor. Si sulung Taetae kesal tuh. Jiwa pembalapnya bangkit dan berkobar. Pokoknya dia harus menang.

"Taetae, Taetae. Ya Lee Taemin!"

Melihat Taetae yang tiba-tiba mengowes dengan kencang langsung membuat ayahnya panik. Apalagi ketambahan dengan si bungsu Nini yang juga tak mau kalah. Menyusul hyungnya.

Waduh! anak-anaknya itu. Suka bikin ayah mereka panik. Apalagi ketika keduanya menghilang di belokan.

Paman Donghae pun celingukan ketika sampai di belokan. Tengok ke kanan dan ke kiri. Eh, tapi kok mereka berdua tidak ada ya?

Tidak mungkin kan kalau sepedanya mereka bisa ngebut sampai seratus kilometer perjam. Lah, tapi ini kok sudah hilang saja.

"Taetae!" Ayahnya memanggil.

"Nini!" Dipanggil juga si bungsu.

Waduh! Ini anak-anak monyet pada kemana sih? Ayahnya kan jadi panik dan bingung.

"Taetae disini appa"

"Nini juga"

Loh?

Ada suara tapi kok tidak ada orangnya?

Aduh, paman Donghae jadi merinding nih. Mana jalannya sepi. Dirinya juga sedang berdiri dibawah pohon kesemek. Masa iya, pagi-pagi ada hantu penunggu pohon kesemek...

Tapi tiba-tiba paman Donghae mendengar suara rintihan. Dilihatnya ke kanan dan ke kiri. Guna mencari sumber suara. Tapi tidak ada siapa-siapa.

'DEG'

Dan seketika paman Donghae langsung kaget. Matanya sampai membola, seperti akan mau keluar. Saat melihat ada sosok hitam keluar dari dalam got di pinggir jalan.

"OMO"  Kata paman Donghae menutup matanya. Lalu mengintip lagi lewat sela-sela jari.

Dan melihat ada dua sosok hitam yang berdiri di depannya.  Langsung saja paman Donghae jadi teringat dengan tokoh Venom yang mengerikan. Karena dari ujung kepala sampai kaki semuanya hitam. Mana bau lagi.

Tunggu sebentar! atau jangan-jangan itu adalah penunggu pohon kesemek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tunggu sebentar! atau jangan-jangan itu adalah penunggu pohon kesemek. Ih, kan seram.

Tadinya paman Donghae sudah mau takut. Tapi setelah mendengar percakapan keduanya. Paman Donghae jadi langsung sadar dan tertawa.

"Hahahahahhahahahaha" Tawanya menggelegar.

"Aduh, sakit nih. Kayaknya benjol deh. Hyung sih ngerem mendadak. Nini jadi nabrak deh"

"Hyung juga sakit Nini. Mana bau lagi"

"IH APPA MAH TEGA! NINI SAMA HYUNG, JATOH MALAH DIKETAWAIN!"

"Hahaha, maaf, maaf. Habisnya Nini makin item sih. Lucu deh. Hahaha" Kata ayahnya.

Haduh, kedua krucilnya itu. Memang suka sekali cari gara-gara.

"Ketawanya nanti aja bisa enggak! Taetae bau nih. Uh, appa ini gimana. Anaknya jatoh ke got malah diketawain."

Oh, iya lupa. Karena keasikan tertawa. Paman Donghae jadi lupa untuk menolong mereka berdua.  Lagipula lukanya tidak serius kan. Cuma kotor saja karena jatuh kedalam got. Taetae sama Nini kan kuat. Hahahaha.

"Iya, iya bentar ya. Appa mau cari selang dan air dulu." Ujar ayahnya sembari menahan tawa.
"Hyung sih! Motor mau disalib." Katanya Nini.

.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20181223.11:49
.
.
.

"Makanya, kalau orang tua ngomong dengarkan baik-baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makanya, kalau orang tua ngomong dengarkan baik-baik. Diajak sepedahan santai. Malah mau nyalib motor. Memangnya kalian pembalap. Ini sepeda bukan motor. Aigoo..."

.
.
.
See ya^^

Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang