"Ya ampun! dicariin dari tadi tahunya malah pada main disini. Lelah umma nak, habis muter-muter."
Si kembar nih kebiasaan kalau pulang sekolah bukannya pada istirahat sebentar. Ini mereka berdua malah main. Sudah begitu tidak bilang kalau mau main di taman komplek. Kan ibunya ini jadi khawatir. Takut mereka berdua hilang. Maklum soalnya sekarang sedang marak kasus penculikan anak.
Tapi alih-alih minta maaf karena sudah main tak bilang-bilang pada ibunya. Eh, si kembar malah santai saja ketika aku menghampiri mereka berdua. Tidak tahu apa, kalau tanduk ibunya ini sudah gatal mau keluar.
"Eh, ada umma. Kita maen baleng yok umma. Yuung lagi buwat tuwe loh" Kata si bungsu Minghyun yang malah dengan santainya mengajak ibunya ini ikut bergabung bermain bersama mereka berdua.
Melihat senyumnya yang manis itu. Duh! membuatku jadi tak tega untuk memarahi keduanya. Tanduk ku yang tadinya mau keluar, otomatis jadi masuk lagi.
"Minghyunie kok main kesini enggak bilang sama umma?" Tanya ku padanya.
"Udah kok. Tapi umma na aja kali yang gak dengel. Olang tadi Minyun tama Yuung dah bilang. Umma Minyun mau maen tama yuung ke taman. Gituh"
Oh? Masa sih kok aku tidak tahu...
"Yang benar?"
"Benelan loh umma. Minyun gak boong kok. Iya kan Yuung?" Minghyun pun meminta kesaksian dari Sunghyun yang sedari tadi cuek bebek. Dia asik sendiri bermain di pasir.
"Hem" Sunghyun cuma mengangguk. Lalu dia bilang padaku, " iya udah loh umma. Umma na aja kali yang gak dengel. Kan umma lagi telponan tadi" ujar Sunghyun lagi.
Oh, iya kah? Tapi memang sih dari tadi aku sibuk telponan dengan Eunhyuk. Biasalah kerjaanya ibu-ibu seperti kami ya menggosip. Astaga! aku sudah teledor rupanya. Karena keasikan ngobrol jadi lalai menjaga mereka berdua.
"Maaf ya. Umma yang enggak dengar tadi. Tapi lain kali kalau mau main juga jangan asal keluar sendirian. Harus minta ditemani umma ya."
"Kan Minyun tama Yuung. Kita beldua. Iya kan yuung" Ujar si bungsu lagi.
"Iya tapi harus minta ditemani sama umma atau sama appa ya. Sama bibi Kim juga boleh. Pokoknya harus sama orang dewasa. Terus juga"
Aku menjeda ucapan ku ketika melihat benda yang tengah digunakan Sunghyun untuk mengayak pasir.
"Omo" Bukan kah itu saringan punyaku. Pantas saja benda itu tidak dapat ku temukan. Hem, tidak tahunya dibawa si gembul buat mainan.
"Telut apa umma?" Tanya si bungsu padaku.
"Oh, iya. Terus kalau diajak sama orang yang tidak dikenal jangan mau. Mengerti?"
"Iya umma" Jawab si bungsu yang mengangguk. Dan kemudian kembali bermain bersama hyungnya.
Tapi ngomong-ngomong hyungnim. Sunghyun lantas mendongak, melihat ibunya ini dengan tatapan datar.
"Itu saringanya umma kok dibuat mainan hyung ?"
"Cuyun pinjem umma. Yang ini bagut tih walna na ping."
Sunghyun menjawab dengan santai. Seolah tak mengambil pusing dengan ibunya yang sudah menghela napas. Habisnya Sunghyun kalau mainan suka mengambil apa saja yang dia temukan di dapur.
Hah...
Kan perobotan dapurku jadi sayang. Sudah tak bisa digunakan lagi kalau sudah dibuat mainan sama Sunghyun.
.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20181017.09:56
.
.
.
See ya^^
…
KAMU SEDANG MEMBACA
Life (season 2)
FanfictionKisah lanjutan dari kehidupan Kyumin yang semakin matang menjadi orang tua dari ketiga bocah yang sudah tumbuh besar. Si cantik Sandeul yang makin centil sama Baro oppa dan si kembar yang makin aktif. Tingkahnya makin membuat orang tua mereka jadi t...