Minghyun Cemburu

1K 197 156
                                    

"Appa itut Minyun ya. Jangan pelgi nti talo Minyun tanen gimana?"

"Umma ~~ Minyun tatut nih!"

Si bungsu kesayangan lagi merengek, tidak mau di tinggal ayah dan ibunya di sekolah. Katanya dia merasa takut. Wajar sih, karena ini kan hari pertamanya ke sekolah.

"Minghyunie tidak boleh takut ya. Harus berani. Tuh lihat di sekolah banyak teman baru. Nanti sama ibu guru mau belajar menggambar loh" Bujuk ibunya yang sekarang tengah memeluk si bungsu yang tidak mau di tinggal.

Padahal kan orang tuanya cuma ngumpet. Bilangnya mereka pulang, tapi diam-diam ikut menemani dan memantau si kembar dari jauh bersama orang tua murid lainnya.

"Tuh bener apa kata Umma. Uri Minghyunie kan berani. Apalagi sama hyungnim kan. Jadi enggak usah takut ya. " Ujar ayahnya menambahkan.

Ngomong-ngomong tentang si sulung, baik Sungmin maupun Kyuhyun jadi sama-sama celingukan. Mencari keberadaanya yang cepat sekali hilangnya.

"Sunghyunie" Panggil mereka berdua dengan si bungsu yang masih mengkerut takut jadi minta di gendong ibunya.

Tuh kan benar dengan tebakan ayahnya. Si sulung sudah pasti ada di sana. Di taman bermain dan sedang mengaduk-ngaduk pasir, membuat gunung.

"Ya ampun Cho Sunghyun!" Ayah dan ibunya tepuk jidat. Sekolah saja belum masuk tapi anak itu sudah kotor-kotoran. Ih! Bikin kesal saja deh...

Sudah begitu, ketika di tegur pun si sulung Sunghyun cuma cengangas cengenges saja. Lalu bilang, "Minyun maen patil tama yuung yuk. Yuung bitin gunung loh. Hehehe" katanya mengajak adik kembarnya itu.

Langsung saja Sunghyun pun di tarik paksa sama ayahnya untuk di bersihkan. Untungnya di mobil selalu ada tas yang isinya baju dan perlengkapan ketiga krucil. Sengaja di taruh di mobil juga biar kalau ada keadaan darurat seperti ini, jadi mereka bisa aman.

Sunghyun sekarang malah menangis kejar. Tangisannya nyaring sekali hingga membuat orang-orang merasa salah paham. Mereka kira kalau Sunghyun takut masuk sekolah dan menangis ingin pulang. Sampai ibu guru datang dan membujuknya dengan kata-kata,

"Aigoo, Cho Sunghyun ayo tersenyum sayang. Sekolah itu menyenangkan kok. Banyak kawan dan harus berani"

Padahal aslinya dia menangis bukannya takut tapi karena dimarahi tidak boleh main pasir lagi oleh ayahnya.

"Ndak maoooo!" Sunghyun yang masih belum puas main pasirnya kini malah memberontak di gendongan sang ayah ketika mau di ajak ibu guru masuk ke dalam kelas.

Hah!

Sungmin yang melihat Sunghyun sudah kumat begitu cuma bisa pusing kepala. Ini nih sifatnya Sunghyun yang bakal membuatnya susah ketika di sekolah.

"Umma puwang aja yuk" cicit si bungsu dengan suara bergetar menahan tangis.

"Loh kok pulang Minghyunie. Kan sekolahnya belum mulai"

Si bungsu masih mengkerut takut nih. Dia jadi cuma bisa duduk mengerinyit di bangkunya.

"Habis ini appa sama umma tinggal ya. Minghyunie kan sama hyung disini jadi harus berani" Ujar ibunya ketika melihat si sulung datang dengan wajah sembab belepotan ingus dan air mata.

"Umma mao maen-"

"Hyungnim anak baik tidak cengeng ya. Kalau mau main nanti habis pulang sekolah" Tegas ibunya dan mengelap wajah si sulung.

"Appa~"

Kali ini si bungsu merengek pada ayahnya minta pulang lagi. Dan jawaban yang dia dapat pun tetap sama.

Tak lama ibu guru pun memerintah para orang tua yang masih di dalam untuk menemani anaknya untuk keluar kelas. Karena jam belajar pertama akan dimulai. Dan tak pelak suasana bising yang penuh tangis pun kembali terulang.

Duh!

Tapi untungnya tidak membutuhkan waktu lama, keadaan pun sudah aman terkendali lagi lantaran kedua ibu guru disana bergerak cepat menenangkan muridnya dengan metode yang menyenangkan. Mereka pun diajak berinteraksi dengan menari, menyanyi, bahkan melucu.

Sekedar informasi mereka belum mulai belajar. Masih perkenalan pertama jadi jam hari ini hanya berfokus untuk pengenalan saja. Anak-anak juga di bebaskan bersosialisasi dan mengobrol. Sementara kedua ibu guru bertugas mengawasi dan memberi pengawasan serta memberikan pengertian pada anak yang masih takut atau menangis.

Dan si bungsu kita tampaknya masih sedih lantaran ditinggal orang tuanya. "Yuung tanen umma tama appa" cicit si bungsu yang masih memegang erat tangan kakak kembarnya itu.

"Dantana Minyunie tan ada yuung" Jawab si sulung. Tapi alih-alih tetap menemani si bungsu. Dirinya malah lebih tertarik pada robot-robotan yang di bawa oleh teman barunya.

Sunghyun pun tak ragu menghampiri bocah lelaki seusianya itu. Lalu dengan berani ia pun berkata, "Uwah! bumbel bi tan ini! Telen"

Dan gayung pun bersambut, si bocah lelaki yang diajaknya bicara itu pun langsung menyahut, "Kelen kan! Aku puna yang optimus juga loh" Sahut bocah lelaki tersebut yang anehnya dia mengerti si Sunghyun barusan berkata apa dan langsung juga menunjukkannya pada Sunghyun.

Yah, karena hyungnya lebih tertarik dengan teman baru si bungsu kesayangan kita jadi tambah sedih deh. Apalagi saat melihat hyungnya yang memakai kaus lengan panjang berwarna putih itu kini sedang sok asik dan sok akrab dengan teman barunya. Dan sekarang mereka malah berpelukan.

UH! Minghyun cemburu nih. Hyungnya di ambil teman baru.

 Hyungnya di ambil teman baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yah, Minghyun kan sedih. Melihat perhatian Hyungnya di rebut teman. Minghyun enggak suka sekolah ah. Soalnya kalau sekolah Sunghyunie hyung mainnya bukan sama dia. Mau cepat-cepat pulang saja biar dia bisa main dengan hyungnya lagi. Begitulah pikirnya.

"Hiks, hiks, Huweeeeeee" Nah! Tangisan yang sedari tadi di tahan oleh Cho Minghyun pun akhirnya meledak. Hingga membuat kedua ibu guru kalang kabut.

.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20180621.20:31
.
.
.
See Ya^^

Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang