"Mati lampu" Minghyun berteriak. Bocah lelaki itu kaget karena tiba-tiba ruangan menjadi gelap.
"Yah panas" Sekarang giliran Sandeul yang mengeluh. Lagi enak-enak nya bersantai di ruangan yang AC nya menyala, tiba-tiba listriknya padam. Jadi panas kan sekarang.
'Plak' Kali ini Sunghyun. Dia habis di gigit nyamuk. Begitu nyamuknya mau di tepuk, malah tidak kena. Lengannya deh yang sakit.
Lalu tak menunggu berapa lama, ibu mereka datang dengan lampu emergency yang menyala terang. Aneh juga kenapa listriknya tiba-tiba padam.
"Umma gelap" Minghyun si penakut langsung memeluk ibunya.
Sementara Sandeul meminta dikipasi ibunya. "Panas umma" Gadis kecil yang kini gigi depannya ompong tersebut merengek. Dia paling tidak tahan suhu di musim panas.
Sementara Sunghyun masih sibuk mencoba berusaha memukul nyamuk yang sedari tadi mengerubunginya.
"Makanya Hyung, mandi" Tegur ibunya. Karena nyamuk paling suka dengan bau badan orang yang belum mandi. Beda sama dua saudaranya yang sudah mandi dan wangi. Makanya cuma Sunghyun saja yang dikerubungi nyamuk.
"Gatel umma" Sunghyun merengut, menggaruk tangan dan kakinya yang bentol-bentol.
"Ayo sini jangan disitu" Ibunya lantas menyuruhnya untuk duduk di samping kedua saudaranya yang lain.
Ibunya berada di tengah sofa sedang mengipasi Sandeul yang kepanasan. Lalu si bungsu kesayangan sedang duduk sembari mendekap lampu emergency. Dia mau dekat-dekat dengan cahaya. Dan Sunghyun pun akhirnya duduk di samping Minghyun.
"Gelap ya hyung" Ujar si bungsu pada si sulung kembarannya.
"Hooh. Banyak nyamuk" Ujarnya.
Perlu di catat, kalau sekarang si kembar sudah ada perkembangan dalam berbicara. Tepuk tangan buat ayah mereka yang tanpa lelah mengajarkan mereka. Yah, meskipun untuk beberapa huruf yang lain mereka masih terus berjuang sih buat melafalkannya dengan benar.
"Umma enggak lupa bayar listrik kan?" Tanya Sandeul pada ibunya.
"Sudah kok" Jawab ibunya.
"Tapi kok mati lampu?" Sandeul bertanya lagi. Wajahnya sudah merah karena kepanasan.
"Enggak tahu, sepertinya ada yang rusak deh sekringnya. Lagi cek sama pak Kim. Sabar ya nak" Ujar ibunya yang tanpa lelah mengipasi Sandeul.
"Sunghyunie sini pakek ini" Sunghyun di suruh ibunya mendekat. Lalu mengolesi tangan dan kakinya dengan lotion anti nyamuk. Bukan cuma Sunghyun tapi semuanya juga.
Selesai dengan urusan lotion anti nyamuk. Pak Kim pun datang dan bilang kalau tidak ada kerusakan di sekering rumah mereka. Listrik padam karena adanya kerusakan di pusat. Kemungkinan akan sedikit lama. Karena ternyata seluruh kota listriknya padam. Dan sialnya lagi mesin jenset di rumah mereka juga sedang rusak. Jadi yah, mau bagaimana lagi. Harus gelap-gelapan malam ini.
"Yah gelap dong" Minghyun mau menangis. Dia benci gelap apalagi akan berlangsung lama.
"Dantana Minyunie" Ujar Sunghyun. Tan ada lampu ini. Katanya menunjuk lampu emergency.
"Iya hyung" jawabnya lalu mendekap lampu tersebut erat-erat.
"Appa lama yah pulangna" Desah Sunghyun.
Iya, ayah mereka sudah tiga hari berada di luar kota. Biasa urusan pekerjaan. "Cuyun lindu appa" Ujar si bungsu lagi.
"Jangan rindu, rindu itu berat" Celetuk Sandeul.
Ibunya yang mendengar celetukan itu pun tertawa terbahak-bahak. Dari mana pula. Sandeul mengetahui kata-kata gombalan yang beberapa waktu sempat populer. Bahkan suaminya pun juga ikut ketularan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life (season 2)
FanfictionKisah lanjutan dari kehidupan Kyumin yang semakin matang menjadi orang tua dari ketiga bocah yang sudah tumbuh besar. Si cantik Sandeul yang makin centil sama Baro oppa dan si kembar yang makin aktif. Tingkahnya makin membuat orang tua mereka jadi t...