Katak dan Bangau kertas

519 145 69
                                    

Tumben duo tengil itu tidak berbuat ulah. Biasanya setiap main mereka berdua pasti bakalan membuat keributan. Entah itu sekedar menjatuhkan dan memecahkan barang. Atau hanya sekedar berlari-lari dan membuat tangis adik sepupunya.

Hari ini sangat tenang. Nini dan Taetae anteng dan asyik membuat bentuk hewan burung bangau dari kertas origami. Dua jagoan kecilku pun terlihat sangat antusias ketika diajari Taetae melipat origami.

Sayang, Sandeul harus ke sekolah karena ada kegiatan seni dan kesekolah bersama neneknya. Dia tidak libur seperti adik-adiknya.

Karena libur jadinya gantian Taetae dan Nini yang main ke rumah. Pagi-pagi sekali sudah ketuk pintu. Lantaran orang tuanya juga sedang ada perlu. Mau pergi ke Jeju buat sementara waktu.

Mereka berdua pun tak banyak berulah. Ketika baru sampai disini, mereka bahkan menyapa kami dengan senyuman yang kelewat manis.

Hem... Aku jadi curiga.

"Kyu, tidak berangkat ke kantor?"

Eh, iya aku lupa kalau ini sudah siang. Waduh! Aku harus cepat-cepat nih. Tapi, meninggalkan istri dan anak-anak bersama duo tengil itu, aku jadi sanksi nih.

"Hei, kenapa malah melamun. Ini jas mu cepat pakai. Sudah sana kerja. Cari uang yang banyak"

Ketika kecupan manis mendarat di kedua pipiku. Aku pun jadi tersadar dari lamunanku. Lalu tersenyum padanya yang tampak menatapku khawatir.

"Apakah akhir-akhir kau ada kendala pekerjaan? Kok tidak biasanya melamun?"

Haduh! wanita yang menjabat sebagai istriku ini adalah ibu beranak tiga. Tapi alih-alih tampak seperti ibu-ibu. Dia masih lah terlihat layaknya gadis SMA yang menggemaskan.

Waduh!!! Bagaimana aku tidak makin cinta coba. Kalau setiap hari diperhatikan dan disuguhi pemandangan yang menggemaskan begini.

"Kyu~~ Ih, tuh kan! Kau melamun lagi. Aigoo, apa pekerjaan kantor benar-benar berat? Kau terlalu banyak bekerja sepertinya"

"Oh, gwancanha. Aku tidak apa-apa. Hanya kepikiran sesuatu saja tadi. Hehe"

Aduh, aduh. Sini-sini, biar aku peluk dulu deh ibunya anak-anak. Biar tidak khawatir lagi. Biar tenang hatinya. Ah, biarlah telat dikit tak apa. Yang penting bisa dapat pelukan hangat begini. Uh, jadi tak mau lepas..

Eh, tapi apa itu!

Sepasang manik hitam ku pun mendelik ketika melihat Nini yang hitam manis mengeluarkan sebuah "KATAK!" aku pun berseru. Sejak kapan mereka berdua membuat origami katak sebesar itu!!!

"Hah? Katak?" Ibunya anak-anak jadi bingung dan bertanya-tanya dalam dekapan ku.

Wah, wah, wah, sepertinya bakalan ada tangis nih sebentar lagi. Dan benar saja, Katak hijau raksasa yang terbuat dari kertas origami itu. Melahap semua burung bangau yang telah dibuat susah payah oleh dua jagoan ku.

Haduh, haduh... tuh kan benar kecurigaan ku tadi.

Minghyun menangis. Si bungsu ku yang malang tak tega melihat burung bangaunya di remas dan masuk kedalam mulut katak raksasa.

Sementara itu Nini dan Taetae tampak tertawa bahagia. Ah, tidak itu sih sadis namanya. Jadi tujuan mereka membuat banyak origami burung bangau adalah untuk dimakan origami katak raksasa.  Yah, sudah buat capek-capek malah di hancurkan.

Ya ampun!!!

Tidak habis aku pikir deh.

Mendengar Minghyun menangis, ibunya pun langsung menghampirinya. Reaksinya pun sama dengan diriku. Tidak habis pikir dengan kelakukan dua keponakannya yang tengilnya minta ampun.

Tapi anehnya bukannya ikutan menangis. Atau merasa marah lantaran origami bangaunya dimakan katak. Sunghyun malah tampak ikut-ikutan tersenyum jahil.

"Khik,khik, khik" Dia tertawa jahil.  Lah, apa maksudnya coba?

Hyungnim! Jangan ikutan tengil seperti Taetae dan Nini ah...

.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20190128.09:40
.
.
.
See ya^^

Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang