Hectic

616 156 78
                                    

Bangun pagi dan sudah di sambut dengan ruangan yang berantakan. Sungmin sih sabar saja. Sudah biasa melihat rumahnya terlihat seperti kapal pecah. "Tenang, nanti bisa dibereskan lagi." Monolognya sembari mengelus dada.

Turun dari kasurnya, wanita kelahiran Januari itu lantas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Dan begitu keluar dari sana. Hal pertama yang dia akan lakukan adalah membuat sarapan.

Setelah menggelung rambutnya, ibu tiga anak itu lantas menyemangati dirinya sendiri. Untuk menghadapi hari yang sibuk ini. "Fighting!" serunya.

Biasalah ibu-ibu kalau tidak sibuk dan riweh pagi-pagi ya bukan ibu-ibu namanya. Mulai dari menyiapkan sarapan. Membangunkan suami. Menyiapkan pakaian kerjanya. Membangunkan tiga anak yang susah nya minta ampun. Belum lagi kalau mereka bertiga sama-sama rewel. Biasanya malah pada ribut dan berantem pagi-pagi. Pokoknya kalau pagi-pagi tidak ada suara teriakan. Tidak afdhol rasanya.

Dan ini lagi suaminya. Ih! Sungmin kesalnya bukan main ketika mendapati kamarnya tambah berantakan dibandingkan tadi ketika dia bangun.

Kyuhyun tuh ya, kalau habis mandi suka menaruh handuknya sembarangan. Di lempar saja ke kasur. Kan jadi basah. Lalu sembarang kemeja, kaus, daleman sampai boxer sudah ada juga di kasur.  Jadi Sungmin pun harus membereskan semuanya lagi.

"Maju kerja ku yang mana?" Tanya Kyuhyun yang masih berdiri di depan lemari.

"Kan sudah ku siapkan. Itu ku gantung disana. Kenapa malah mengacak lagi" Jawabnya dengan wajah 'bt'

"Hehe, gomawo yeobo"
Seperti biasa, Kyuhyun cuma nyengir kuda ketika habis tertuduh sebagai pelaku 'perusuhan' kamar.

Urusan suaminya kelar, lalu tinggal anak-anak. Ya ampun sudah jam segini tapi Sunghyun belum selesai pup juga. Ibu tiga anak itu jadi khawatir. Jangan-jangan sembelit lagi.

"Sunghyunie sudah belum nak-"

Ibu tiga anak itu sontak mencelos ketika mendapati Sunghyun yang malah tertidur di toilet.

"Omo, omo" Pekiknya. Kok bisa sih anak itu tertidur saat di toilet.

"Sunghyunie".Panggil ibunya sebanyak tiga kali. Baru deh si mbul itu membuka matanya yang masih lengket.

"Umma, Cuyun mo pup" Ujarnya tapi dia malah ketiduran lagi waktu duduk di closet. Ah, sudah lah, kalau begini mah dia tidak akan pup. Alasan saja pup nya biar lama-lama di toilet buat ketiduran. Anak satu itu aneh-aneh saja.

Karena Sunghyun belum mandi sendiri makanya ibunya tanpa tedeng aling-aling langsung saja melucuti pakaian bocah gembul tersebut. Lalu di angkat ke bathtub untuk di mandikan.

"Mandi pagi segaaaaar"

"Huwee Umma Dinyiiiin!!!"

Sungguh malang nasib Cho Sunghyun pagi ini. Dirinya bak kucing yang tercebur di kolam.

"Enggak dingin kok. Anget. Mandi yah supaya segar. Kan mau sekolah"

Ibunya sih sudah kebal dengan kata-kata memelas Sunghyun yang meraung minta 'dibebaskan'.

"Huwee udah umma. Udah"

"Eh, kupingnya masih ada busa  nya loh hyung. Mandi mandi supaya segar"

Cho Sunghyun yang malang...

Setelah Sunghyun selesai mandi. Baru deh ibu tiga anak mengecek dua buah hati nya yang lain. Kini giliran kembarannya nih yang ternyata masih duduk berjongkok di depan lemari pakaian.

"Loh kok bajunya di lepas lagi Minghyunie?"

"Bajuna kulang kelen umma. Minyun mo yang kelen" Cho Minghyun sang mantan model batita.

 ̄ˍ ̄

Si bungsu yang satu ini kebiasaan betul. Suka pemilih kalau mau pakai baju. Yang bajunya kurang keren lah. Yang warnanya harus senada lah. Yang enggak panas dan gatal saat di pakai lah. Ada saja maunya.

"Tapi Minghyunie" Sela ibunya yang sedang memakaikan Sunghyun kaus dalam, "hari ini kan pakai seragam. Minghyunie kan mau ke sekolah. Bukan ke mall"

Mendengar jawaban ibunya barusan sontak membuat Minghyun menggaruk kepalanya yang tak gatal. Si bungsu tuh lupa kalau hari ini dia masih harus masuk sekolah, kakak-kakak.

"Haduh! Yaudah sini pakek lagi bajunya ya. Tuh hyung aja udah keren loh. Rambutnya klimis. Wajahnya wangi pakai bedak bayi. Wah keren sekali Hyungnim nya Minghyun. "

Pffft... Cho Sunghyun yang selalu nurut di dandani oleh siapa saja. Dan Minghyun rasa gaya Hyungnya itu tidak keren sama sekali.

Selesai dengan urusan si kembar. Nah giliran si cantik nih. Pasti Sandeul sudah menunggu ibunya. Biasalah minta rambutnya di ikat, di kepang, atau sekedar di urai dan pakaikan bando.

Ketika ibu tiga anak itu masuk ke kamar putri sulungnya. Wanita kelahiran Januari itu langsung disuguhi ruangan yang berantakannya bukan main.

Meja belajarnya Sandeul penuh dengan buku-buku bertumpuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meja belajarnya Sandeul penuh dengan buku-buku bertumpuk. Ada handuk basah. Serta setengah gelas susu dan makanan sisa semalam. Sudah pada di rebung semut semua itu. Lampu kamarnya juga belum di matikan. Padahal ini sudah siang.

"Ayo cepat. Sini umma rapihin rambut nya. Mau di apaain?" Tanya ibunya yang sudah siap dengan sisir di tangan.

"Di kepang dua ya umma. Pakai pita yang warna ungu. Terus poninya Sandeul mau di jepit pakek jepitan baru yang kemaren dibeliin halmoni" Ujar Sandeul panjang lebar.

"Iya cantik" Jawab ibunya tanpa banyak bicara. Mau kerja cepat saja deh. Mengingat ini sudah sangat siang.

Belum lagi ibu tiga anak itu harus masih menyiapkan bekal, menyiapkan jus ginseng untuk suaminya, mengantar si kembar ke TK, berbelanja untuk stok bulanan, membayar tagihan listrik dan lain-lain di awal bulan, dan harus mengerjakan pekerjaan rumah. Masih banyak. sangat banyak.

Oh! Sungguh sibuk dan repotnya dia hari ini.

.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20180210.07:16
.
.
.
See ya^^

Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang