(1) "Xixi~"

9.6K 1K 44
                                    

Malam pun tiba, sudah waktunya Jaehyun untuk pergi ke Samarinda. Dan disinilah mereka berada, di bandara kota mereka. Awalnya Jaehyun tak ingin membiarkan anak dan istrinya mengantar. Ternyata si kecil memaksa ingin ikut untuk melihat sang ayah naik pesawat.

"Jeno ayah berangkat ya, yang nurut sama bunda, ibu gurunya di dengerin, terus abis ini kan Jeno nginap ke kak Lucas, inget, mainannya om Sehun jangan di apa-apain. Ngerti?"

Jeno yang berada di gendongan bundanya mengangguk patuh.

"Kalo ayah pulang Jeno minta bawain apa?"

Jeno menelengkan kepalanya sembari berfikir. Biasanya kalau ayahnya keluar kota, ketika pulang nanti sang ayah akan membawakannya mainan. Tapi beberapa waktu yang lalu, ia ingat bahwa sang bunda marah-marah karena Jaehyun membawa satu set mainan lego.

Tapi, Jeno ingin mainan lagi, apa boleh?

"Eum," Jaehyun yang berdiri tak begitu jauh dari Doyoung terseret kedepan karena Jeno menariknya.

Begitu mendekat, Jeno segera membisikkan apa yang ia inginkan ke ayahnya.

Sementara itu, Doyoung yang melihat mereka hanya memutar matanya malas. Ia sangat tau apa yang ada di otak putranya ini. Tentu saja tak akan jauh jauh dari mainan atau kue manis.

"Xixi~" Jeno menyengir setelah selesai berbisik dengan ayahnya.

Jaehyun pun langsung melirik Doyoung tanpa suara.

"Ukai ayah?" Tanya Jeno sambil menaik-turunkan alisnya.

"O-okey~"

"Hati-hati Woojae, ingat kami selalu menunggumu dirumah. Jeno pasti senang sekali ayahnya segera pulang."

Jaehyun paham. Yang di maksud Doyoung tidak sesederhana itu.

"Aku tau, pasti molen ini menunggu ayah pulang untuk mendapat mainan baru~" Jawab Jaehyun dengan candaan.

Tapi Doyoung terdiam.

"Jangan khawatir, aku akan jaga mata, jaga hati, dan jaga kesehatan. Karna aku masih ingat untuk membawa mu melihat pernikahan si molen ini." Ujar Jaehyun lagi sambil mengusak rambut Jeno.

"Heum~" Doyoung pun beralih pada Jeno, "Katakan hati-hati ke ayah sayang~"

"Ati-ati ayah~"

"Siap kapten!" Si Jaehyun memberikan hormat pada Jeno, "Letnan satu nitip bunda ya!"

"Huum xixi~" Melihat gestur sang ayah, si kecil pun menirukannya.

Sebelum Jaehyun benar-benar meninggalkan mereka, Jeno berteriak sekencang-kencangnya hingga semua orang sempat menoleh ke arah mereka. Yang Jeno tau adalah tentang ia yang ingat ada yang belum di lakukan ayahnya itu.

"Ah! Ayah! Dua libu!"

Jaehyun besok tak ada, pasti tak ada yang memberi Jeno uang dua ribu. Jadi tak apa kan jika Jeno mendapat uang dua ribunya sekarang?

.

"Unda~ Noie bobo lumah Casseu?" Tanya Jeno ketika mereka telah meninggalkan bandara dan meluncur ke rumah Lucas.

"Iyups~" Jawab Doyoung sambil berkonsentrasi dengan jalan raya.

"Ndak cekulah?" Jeno sontak melirik bundanya.

"Ndak cekulah?" Jeno sontak melirik bundanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tak~ Besok tanggal merah, jadi libur~"

Tapi kenapa Jaehyun berangkat ke Samarinda malam ini? Pria gembul itu ingin rebahan di hotel seharian sebelum esoknya kerja dan berfikir keras. Pun sebenarnya ia ingin menikmati wisata kuliner tanpa mendengar omelan Doyoung tentang kolesterol, gula berlebih, asam urat, insulin dan sebagainya. Jangan biarkan Doyoung tau niat Jaehyun.

"Ah! Telus Noie main cama Casseu puas puas unda?"

"Yeah~ Asal Jeno tidak melupakan makan dan istirahat~"

"Yes~!"

"Nah, karena masih jauh, Jeno bobo saja ya~"

"Hu'um!"

Secepat kilat Jeno menyamankan dirinya ke jok mobil dan pura-pura tidur. Lihatlah, kelopak matanya yang terpejam bergerak kesana-kemari, bahkan beberapa kali ia mengubah posisi tidurnya agar mendapatkan posisi yang paling nyaman dan cepat tertidur.

"Humph! Noie ndak bica tidul!"

"Ahahaha~ Ya sudah, liat aja jalannya~"

Tanpa menjawab, Jeno langsung menegakkan tubuhnya dan merapat ke jendela. Mata sipitnya berbinar menatap bangunan tinggi pencakar langit yang berhiaskan lampu lampu menyala.

"Unda~ Noie mau lumah itu~" ucap Jeno sembari menunjuk salah satu gedung tinggi dengan lampu paling terang dari yang lain.

Doyoung yang menyetir melirik sebentar apa yang Jeno tunjuk.

"Baby mau itu?" Tanya Doyoung sambil terkekeh.

Jeno sontak menoleh, "Hu'um!" Jawabnya lantang sambil mengangguk cepat.

"Nanti Jeno cari saja orang kaya kayak ayah ahahaha~"

"Huh?"

"Ahahaa~ Kalo Jeno mau, Jeno harus belajar yang rajin, ibu guru di dengerin kalau lagi ngajar, terus Jeno nggak boleh nakal sama bunda sama ayah~ Nanti kalo udah besar bunda yakin Jeno bisa punya gedung sebesar itu."

"Ooo~ Nti bu gulu bilang Noie diam unda xixi~"

"Nah itu baru anak bunda~"

"Xixi~ Noie mpan anak unda xixi~"

"Terus anak ayah siapa?"

"Poli xixixi~"

"Lah itu kan kucing mu~"

"Xixi~"

.

Dilain sisi, Jaehyun yang sedang duduk di dalam pesawat,

"Hachi! Hachi! Wah~ Jeno nih pasti."

.
.
.
TBC~

Jeno SafariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang