"Hulek Noie napa gitu?"

5.1K 774 106
                                    

"Jeno ini sarapannya." Doyoung menaruh sepiring nasi kuning di depan Jeno.

Jeno terdiam. Matanya menatap lekat sepiring nasinya. Disana hanya ada nasi, telur dan sayap ayam.

"Heum? Timpe unda~"

"Aduh~ Tempenya abis, itu aja ya~"

"Timpee~"

"Jeno makan yang ada." Tegur Jaehyun.

"Timpe yah!"

"Besok makan tempe, sekarang ayam dulu."

"Udah udah Jae, ntar malah nggak mau sekolah."

Si Doyoung lantas melirik jam di dinding. Jam segini pak Zico waktunya lewat depan.

"Bentar, bunda cari tempe di pak Zico ya?"

"Hu'um!"

Jeno tersenyum dengan manisnya. Bahkan tak ada wajah penyesalan tergambar di wajahnya ketika menyuruh sang bunda melakukan ini itu. Padahal jika ia tau, sang bunda tidur tak lebih dari 5 jam.

Tau Jeno rewel kan semalem nggak usah aja. Capek banget tuh pasti.

Sementara itu Doyoung yang baru saja keluar sudah menemukan pedagang sayur langganannya berhenti di depan rumah Ten.

Ugh~ Makasih Tuhan~

Akan tetapi begitu Doyoung mencari tempe di gerobak, ia sama sekali tak menemukan tempe disana. "Pak, tempenya ada kan?"

"Oh ada, bentar aku ambilin di bawah."

"Dua ya pak."

Zico mengangguk. Lantas ia membuka pintu gerobaknya.

"Eh mau masak apa mas?" Salah seorang ibu-ibu, atau yang biasa dipanggil Kahi bertanya pada Doyoung.

"Itu Jeno minta tempe."

"Ohh~ Jeno udah gede ya, kemarin-kemarin aku liat dia main sama Mark keliatan tinggi banget." Sahut Gigi, si ibu-ibu yang lain.

"Iya hehe~"

"Terus kapan mau punya adek lagi? Sayang loh kaya tapi anaknya cuman 1." Si Kahi memang tersenyum dan terkesan bercanda. Tapi Doyoung tak suka mendengarnya.

"Iya~ Aku sering liat orang orang kaya biasanya anaknya dikit, 1, 2, mentok mentok 3. Anakku saka mas Malik aja 2, padahal mas Malik cuma kasir Thaimart. Tapi kan setiap anak ada rezekinya masing-masing. Ya kan mbak Kahi?"

"Iya bener tuh. Ayo nambah mas~ Mumpung masih muda~"

"Buat apa kaya kalo anaknya cuman 1. Jangan sayang sama harta aja~"

"Kasian Jeno juga di rumah sendirian nggak ada temen. Pasti sedih dia sendirian selama ini."

Telinga Doyoung semakin panas, untung saja Zico telah menemukan tempe pesanannya. "Ini dek tempenya. 6 ribu."

"A-ah iya." Doyoung lalu mengeluarkan uang 100 ribu di sakunya. "Sekalian sama belanjaan ibu-ibu ini."

Setelah menyerahkan uangnya, Doyoung bergegas pamit. "Misi, aku pulang dulu."

Sepeninggal Doyoung, Gigi mendekat ke arah Kahi. "Mandul jangan jangan? Dari tadi digituin diem aja. Eh! Kalo mandul, Jeno anak pungut dong?"

Kahi dan Zico yang mendengarnya membelalak. Dari mana Gigi mendapatkan ide untuk mengatakan itu?

Kahi memang terkenal julid. Tapi selama 10 tahun tinggal kompleks ini, ia sama sekali tak pernah meragukan Jeno adalah anak kandung keluarga Jung. Karena memang Kahi tau Doyoung pernah kesana kemari dengan perut besarnya.

Jeno SafariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang