Maju Selangkah

5.3K 699 64
                                        

[ 1 tahun setelah kepindahan Mark]
[Jeno kelas 2 SMA awal]

.
.
.

"Kakak~ Hao mau pulang~"

"Ntar dulu, ini kita nunggu jemputan ayah."

"Kak Mark emang kemana?"

"Kenapa tanya tanya orang itu? Kita nunggu ayah ya!"

"Oh~ Hao pikir sama kak Mark hihi~"

"Kenapa bisa mikir gitu sih?" Tanya Jeno penasaran.

"Kak Jeno sama kak Mark sama sama terus hihi~ Pacaran ya~" Haowen menyipitkan matanya, menunjukkan senyum anehnya untuk menggoda kakak sepupunya. Tengilnya sama seperti Lucas dan Jeno membencinya.

"Nggak lah! Ya kali aku sama dia!"

"Diambil orang ntar nangis~"

"Ayah!" Haowen berteriak saat om Jaehyun telah datang menjemput mereka.

"Nggak bakal!" Jawab Jeno tanpa menatap ayahnya.

"Lagi marahan dia dek~ Soalnya semalem kakaknya keluar sama cewe~"

"Ayah apaan sih! Nggak ya! Jangan dengerin Hao!" Tak ingin Haowen mendengarkan hal aneh-aneh dari mulut ayahnya, Jeno langsung menutup kedua telinganya adiknya.

"Adek mau waffle lagi?"

"Mau yah!" Haowen mengangguk cepat.

"Sana pesen lagi, beli 3 rasanya terserah adek. Nih uangnya." Jaehyun menyodorkan uang seratus ribu ke Haowen.

"Okay~" Si bungsu Oh lalu turun dan berlari menuju meja order.

"Hah~ Nggak kerasa ya anaknya ayah udah gede." Jaehyun bersandar nyaman pada kursi. "Dulu pas TK masih bingung iron mannya kemana, eh sekarang udah bingung cowonya kemana."

"Dia nggak siapa-siapa ku ya yah!"

Jaehyun tersenyum simpul. "Ayah nggak masalah kamu udah suka-sukaan. Tapi kalo ada masalah cerita, kalo nggak bisa cerita sama ayah, cerita sama bunda. Kita nggak papa. Kita juga pernah muda nak~

Kalo di pendem gini sakit sendiri Jen. Nggak cuman kamu, orang di sekitar juga kena. Kayak tadi pagi. Bunda udah baik-baik tanya mau bekal apa tapi kamu sentak gara-gara lagi nggak mood kan? Bunda langsung diem setelah itu. Bahkan sampe kamu berangkat ke sekolah, apa bunda bicara sama ayah? Nggak sama sekali. Dia berfikir kalau dirinya terlalu cerewet sampai bikin orang-orang disekitarnya kesal."

"Tapi aku malu yah~"

"Oke deh kalo malu, kamu bisa tulis semua perasaanmu ke buku yang bunda kasih. Tapi ingat, ayah sama bunda selalu ada buat jadi tempat keluh kesahmu."

Benar juga. Pasti sang bunda sangat sedih karena ulahnya tadi. Maafin Jeno bunda~ Ia menyesal, hanya karena Mark kenapa dirinya bisa sampai seperti ini. "Ayo pulang yah!"

"Heh! Adekmu masih pesen!"

"E-eh iya~"

Tring

Hp Jeno berdering.

Makli

Dimana?
Aku mau bicara

Di cafe deket lesnya adek

Aku kesana, tunggu bentar

Aku sama ayah, mau pulang skrg

Pulang sama aku
Nanti aku ijin ke om

Jeno SafariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang