"Heli ayah?!"

4.9K 711 103
                                    

Selepas makan malam satu keluarga besar duduk di depan tv sambil meminta Jeno untuk membuka kado yang mereka siapkan.

Tak direncanakan sebenarnya. Tapi Jeno telah disunat, mereka ingin memberi kado sebagai apresiasi keberanian Jeno.

"Xixixi~ Noie cuka! Makaci upa~" Jeno memeluk boneka larva merah begitu eratnya.

"Sama sama~"

"Ini dari oma~ Di terima ya~"

Dengan cekatan Jeno membuka bungkus kado warna biru dari omanya.

"Uwaaa~! Pemadam! Noie mau pemadam uma! Kelen~"

"Suka?"

"Cukaaa~!" Jeno menaruh mobil pemadam ke lantai, lalu menariknya kebelakang dan

Wush

Mobil pemadam melaju dengan kencangnya.

"Xixixi~"

"Pentol~ Ini kado dari nenek sama grandpa~" Donghae menyodorkan kotak besar ke cucunya.

"Uuu~ Makaci~" Si paling muda lantas membuka kadonya dengan beringas.

"Ilon man unda! ILON MAANN~!"

Ini dia yang Jeno tunggu-tunggu setelah sunat. Robot iron man besar yang bisa ia pajang di samping lemari mainannya.

"NOIE CUKAA~!"

"Ahaha~ Nih dari ayah~" Sang ayah memberi kotak kecil pada bayinya.

"Huh?" Jeno menatap bingung kertas yang ada di kotak. Apa tak salah lihat? Ayahnya memberinya dua kertas kecil sebagai kado sunat?

"Ni apa yah?"

"Itu tiket naik helikopter~"

Doyoung mengernyit. Apa naik helikopter milik suaminya perlu tiket?

Begitu dilihat ternyata tiket itu digambar dan ditulis sendiri oleh Jaehyun.

'Noiecopter tours'

Manis banget~ Batin Doyoung.

"Heli ayah?!" Jeno langsung saja melemparkan kadonya dan naik ke pangkuan ayahnya.

"Iyups!"

"Becok ayah ya becok!" Teriaknya sambil berlonjak-lonjak diatas paha Jaehyun.

"Besok pas hari sabtu aja? Berdua~ Jeno sama ayah~"

Sontak Jeno berhenti dari acara meloncatnya. "Unda?"

"Ini kan kadonya Jeno, jadi ayah cuman ajak anaknya ayah~"

Apa iya? Merasa perlu mendapat persetujuan, Jeno manatap bundanya.

Apa iya? Merasa perlu mendapat persetujuan, Jeno manatap bundanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pergi saja, bunda tunggu di rumah~"

Senyum Jeno mengembang. "Ukai! Becok ayah ya!"

"Siap kapten!"

Jeno SafariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang