"Ayah ayah~ Ayah mau apa ayah?"
Kaki mungil itu mengikuti langkah ayahnya yang berjalan menuju luar rumah. Sebuah cangkul yang di pikul Jaehyun menarik perhatian Jeno. Apakah ayahnya akan menanam sesuatu? Jika iya bocah itu ingin sekali ikut.
"Bapak mau ke sawah, Jeno di rumah sama ibuk."
"Huh?"
"Jeno yang pinter di rumah. Bapak tau rumah kita nggak bagus, tapi di betah-betahin ya~ Maafin bapak ya~ Uang bapak cuman cukup buat beli gubuk ini. Oh iya, nggak usah beli beli jajan, uangnya buat beli beras soalnya. Kalo laper itu ada singkong rebus, tadi ibuk buat."
Alis Jeno bertaut. Otaknya benar-benar bekerja keras. Siapa ibuk? Siapa bapak? Dan sejak kapan dirumahnya ada singkong? Seingatnya tadi mereka sarapan nasi kuning lengkap dengan ayam goreng.
"Ayah~!"
"Bapak pergi dulu ya, bilang sama ibuk buat nganter makan siang ke sawah." Jaehyun pun tersenyum sambil mengusak rambut putranya.
Cklek
"Jae, kak Taeyong udah keluar loh." Ucap Doyoung begitu ia masuk ke rumah.
Melihat bundanya datang Jeno langsung meminta sang bunda untuk menggendongnya. "Unda~ Ayah nakal!"
Si Doyoung menghela nafasnya panjang, baru saja ia pergi mengecek keadaan luar, anak dan suaminya sudah membuat drama. "Ayah kenapa lagi?"
"Ahahaha~ Cuma main-main~ Aku kerja bakti dulu ya~"
Begitu Jaehyun keluar rumah, Jeno kembali sadar, pertanyaannya belum terjawab dan sang ayah sudah menghilang.
"Unda~ Ayah~"
"Ayah? Di luar kerja bakti."
Jeno terdiam. Alisnya mengernyit, tadi ayahnya tidak mengatakan itu.
"Ayah bilang bapak cawah unda~" Ucap Jeno lagi.
"Bapak?" Doyoung terdiam sejenak, "oh~" selanjutnya ia mengangguk, "bapak itu ayah sayang~"
"Ayah? Bapak?"
"Iya, sama itu~"
"Unda~ Noie ndak mau bapak~"
"JENO NGGAK MAU AYAH?!" Jaehyun yang baru saja masuk membelalakkan matanya. Apa ia tak salah dengar?
Di waktu yang sama Doyoung dan Jeno yang sedang asyik bercengkrama terkejut. Teriakan Jaehyun tak main-main.
"Mau ayah~ Ndak mau bapak~" ucap Jeno lagi.
Mendengar itu akhirnya Jaehyun bernafas lega. Ia yang kembali lagi ke rumah untuk minta di kuncir karena rambutnya menganggu malah mendengar anaknya tak menginginkannya.
"Kenapa balik? Ada yang ketinggalan?"
"Nggak, kuncirin rambutku~"
"Noie Noie! Noie kuncil!" Jeno yang ada di gendongan Doyoung memberontak minta turun.
"Okey, kuncirnya di mejanya bunda~"
"Hu'um!" Si kecil itu langsung berlari menuju kamar bundanya.
"Hati-hati!"
Ketika Jeno telah menghilang di balik pintu kamar, Jaehyun pun meraih bahu Doyoung. "Jeno masih ingin aku jadi ayahnya kan?" Mata Jaehyun itu menatap istrinya lekat-lekat.
"Jaehyun, sejujurnya Jeno ingin David Beckham jadi ayahnya." Doyoung tertunduk lesu, "sepertinya aku-"
"SAYANG!" Jaehyun kembali berteriak sambil menggoyang-goyangkan bahu istrinya.
"Ahahaa~"
.
Jam telah menunjukkan pukul setengah 8. Bapak-bapak kompleks kini tengah gotong royong membersihkan selokan. Sementara itu, para istri sedang berkumpul di depan rumah Ten, karena semua camilan di taruh disana.
Anak anak? Mereka tengah berlari kesana-kemari di sepanjang jalan kompleks.
"Hmm~"
Bayi Jung itu berdiri sendirian di samping bundanya. Sejujurnya ia juga ingin ikut bermain dengan yang lain. Tapi Mark yang biasanya mengajaknya menginap di rumah Dahyun.
"Unda~"
"Iya?"
"Main~"
"Ya ikut sana sama teman-temannya."
"Hmm~"
Si Doyoung yang melihat putranya semakin merapat kepadanya menoleh ke anak-anak yang tengah bermain. Kebanyakan dari mereka adalah anak gang sebelah, dan poin pentingnya adalah salah satu dari mereka adalah Woojin, anak yang Jeno tak suka.
"Sama kak Changbin nggak mau?" Tawar Doyoung begitu melihat bocah Seo itu melewatinya.
"No~"
"Loh~ Ada adeknya Mark, ini kakaknya mana? Tumben nggak keliatan~" Celetuk Bu RT yang baru datang sambil membawa sepiring singkong goreng.
"Bu RT kok baru dateng~ Sini sini singkongnya taruh sini Bu~" Ten langsung mengambil singkong itu untuk di taruh di meja.
"Kalo tanya Mark dia lagi nginep di rumah sepupunya~ Oh iya bu RT, Mark nggak kakaknya Jeno~" Ujar Ten lagi dengan nada bercanda.
"Lah kemana-mana berdua ahahaha~ Cocok jadi kakak adek~"
"Jangan dong bu ahaha~ Nanti masak sama adeknya~" Ten tertawa setelahnya.
Sementara itu bu RT yang mendengarnya langsung menatap Doyoung penuh seringaian. "Oh jadi kalian-"
"Ten, bu RT, semuanya aku balik dulu ya, Jeno minta pulang. Maaf banget~" Pamit Doyoung setelah mendengar putranya merengek minta pulang.
"I-iya iya~"
Sementara itu, Jeno yang digendong menatap lesu anak-anak yang tengah bermain di depan matanya. "Noie main unda~"
"Bunda ajak ke rumah kak Lucas mau?"
Si Jeno sembari menyembunyikan kepalanya di leher sang bunda pun mengangguk. "Kita mandi dulu ya, terus nunggu ayah selesai kerja bakti~"
"Noie liat poli unda~"
"Okay~ Eh tapi Cemangkanya belum disiram. Nanti kalo haus gimana?"
"Nti Noie kacih mimi~"
"Pinter banget anaknya bunda~"
Cup cup cup
Surai Jeno yang legam menerima banyak kecupan dari sang bunda.
"Xixi~ Noie mau um Cihun~"
"Pasti om Sehun senang sekali Jeno main kesana~"
.
Omake
"Kenapa perasaanku nggak enak ya?" Sehun yang sedang memandikan anjingnya merasa tak enak di hatinya.
Kai sama Lucas dirumah, ato jangan jangan setan kecil itu mau kesini?!
.
.
.
TBC~
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeno Safari
FanficBagaimana ketika si Noie kecil masuk taman kanak-kanak? [untuk yang baru baca, bisa ke baby Jeno daily dulu ya, biar nggak begitu bingung~]