req spoiler : "Tapi ayah lebih percaya sama kamu."

5.8K 722 72
                                    

Ide: unnfollowaja

.

[Enjoy~]

.
.
.

"Om Jeno ada?"

"Mau ngapain?"

"Jalan om, temen ku baru launching cafe. Jadi mau ngajak Jeno kesana."

"Daerah mana?"

"Deket kampusku om. Nggak jauh jauh banget kok."

"Jeno jajannya banyak."

"Aku bawa uang lebih kok. Di kartu juga ada banyak."

"Jeno nggak suka kopi."

"Iya om tau."

"Kenapa ngajaknya ke cafe?"

"Y-ya kan ada menu lain om."

"Dia nggak suka matcha."

"Eum tante udah ngasih list apa aja yang Jeno nggak bisa sentuh sama makan kok om. Jadi aman."

Bisa bisanya Doyoung ngasih gituan ke anak ini!

"Pulang jam 9! Nggak mau tau."

"T-tapi ini jam setengah 7, belom perjalannya. Lebihin dikit dong om~"

"Iya apa aku ikut?"

"Ahahaha~ Oke om."

"Tunggu di luar, om panggilin Jeno."

"Iya."

Anjir, tau gini aku dulu ngeyel ikut papi.

.
.

"Ntar di cafenya kak Yohan bakal rame nggak? Percuma ntar baru nempelin pantat ayah udah nelfon aku." Tanya Jeno saat motor Mark melaju meninggalkan rumahnya.

"Ya pastinya rame, namanya baru buka. Liat aja storynya Hendery."

"Lain kali aja deh kesana. Ayah pasti jam 8 udah ribut."

"Paling itu cuman berlaku buatku." Gerutu Mark.

"Nana juga gitu kok. Tapi ayah lebih percaya sama kamu."

"Masak?" Senyum Mark mengembang.

"Kalo nggak percaya nggak bakal di bolehin keluar malem." Ujar Jeno pelan.

"Wah~ Lampu ijo dong."

"Tapi kupikir karena kau 3 tahun diatasku, jadi lebih dewasa dari Nana. Paling kalo Nana 3 tahun diatasku bakal boleh sampe nginep pasti!"

"Ngapain nginep nginep sama Nana?"

"Ya kenapa? Nana baik orangnya. Nggak bakal macem macem juga."

"Kamu ngerti nggak sih Jen?" Mark lama-lama jengkel juga saat Jeno terus mengagung-agungkan Jaemin.

"Huh?"

"Kenapa aku bela belain kuliah disini?"

"Y-ya buat belajar kan?"

Ya Tuhan~ Jeno pintar tapi masalah ginian lola.

"Mark?"

"Kita ke Thaimart aja."

"Belanja?"

"Iya beli jajan. Ntar makan di rumahmu aja."

"Nggak jadi ke cafe?"

"Besok-besok aja kalo sepi. Bener katamu. Baru nempelin pantat udah di telfon om Jaehyun kan nggak seru. Mending dimanfaatin nonton film sama peluk pentol hehe."

"Pentol?!"

"Kamu itu pentol."

"KURANG AJAR! BERANI KAU?!"

"Apa? Orang dulu kau pernah gundul kok! Ahahaha bangganya bilang 'Noie ndul xixi~' Jenong Jenong."

"MARK!!"

"Apa sayang~?"

"BANGSAT!"

"Wah tante~ Anaknya ngumpat nih~ Aku aduin auto coret KK ini mah~"

"J-jangan dong ih! Kamu ya yang mancing!"

"Jen Jen~ Kapan sih lemah lembut kayak tante?"

"Aku ikut ayah! Kalo ikut bunda di kadalin aku sama spesies macam kamu!"

Humm~ Menantang sekali anaknya pak Jaehyun~ Udah hampir setahun masih aja ni anak galaknya.

"Pegangan Jen, aku mau ngebut."

"Dari tadi!"

"Yang erat maksudnya hehe."

"MODUS AMAT SIH!" Yah walaupun begitu Jeno tetap mengeratkan pelukannya. Bukan karena takut jatuh. Hanya saja badan Mark hangat, Jeno suka.

"Ntar beli es krim yang gede ya."

"Apapun buat pentol~"

"Mark ih!"

"Iyaaa~"

.
.
.
TBC~

[Ehhh, gini" maksudnya spoiler terakhir itu Minhyun nggak bakal lagi ngasih spoiler buat masdep Jeno. Cukup sampe disini]
[Bukan krn ceritanya kau end]

[Pssttt, ini masih jauh dari endingnya, tenang~]

[Nah yg ttg Minhyun tanya soal 'Noie' Minhyun tuh kepo, ada nggak sih cerita dmn Jeno dipanggil 'noie'? Kan biasanya dipanggil Nono ato JenJen]

[Udah~ Sekian terimakasih~]

.

[Oh iya, requestnya udah semua kan y?]
[Yg ngerasa belom dm yeu~]

Jeno SafariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang