"Noie. Ndak. Mau!"

6.7K 918 174
                                    

[Note: Ep sblm nya, Jaehyun cari patahan giginya Jeno karna takut ke telan anaknya]

[Kalo ketelan, takutnya menyumbat dan buat sesak]
[Jadi ya di cari patahannya~]

.
.
.

"Wih~ Coklat siapa nih~"

Di sore hari, ketika jam menunjukkan pukul 6 sore, Jaehyun yang masih lengkap mengenakan setelan kantornya tertarik melihat dua coklat tergeletak di meja makan.

"Jangan diambil! Itu punya Jeno!" Dengan sigap Doyoung menyingkirkan dua coklat itu dari jangkauan Jaehyun.

"Beli?"

Misal benar beli, Jaehyun ingin minta coklatnya juga. Lumayan untuk mengganjal perut.

"Di kasih Mark."

"Coklat?! Ini nggak valentine tapi."

"Lagi Jung Jaehyun? Otak mu ini kenapa mikirnya aneh-aneh sih? Jeno masih TK!"

"Ya gimana ya~ Oh mau lupa! Bunda nggak masak kan?"

"Ini baru mau buat nasi goreng."

"Nggak usah buat! Kita makan di rumahnya Johnny. Ada tetangga sebelah sama Yuta sekeluarga juga."

"Dalam rangka apa?"

"Kak Taeil hamil."

Doyoung terdiam sejenak.

"H-hamil? Lagi?" Mata bulat Doyoung menatap tak percaya sang suami.

Jaehyun tak menjawab. Pria tampan itu langsung memeluk istrinya dengan erat. Ia tau kemauan Doyoung. Sekuat apapun Doyoung mencoba, ia tetap akan berakhir sedih mendengar orang di sekitarnya memiliki momongan lagi.

"J-jae~"

"Aku tau, tapi aku nggak bisa. Maaf~"

"Ayah? Unda? Ilon man Noie mana~?"

"Lihat, Jeno sangat tampan~ Doie, kita akan memiliki dua anak jika Jeno menikah."

"Anak menantu maksudmu?" Tanya Doyoung sambil melonggarkan pelukannya.

"Iya!" Jaehyun mengangguk cepat.

"Tapi Jeno masih kecil," si bunda itu melirik putranya, "liat, dia saja masih bingung dengan iron mannya." Ucapnya lagi sambil terkekeh.

"Ahahaha~"

"Unda~ Ilon man Noie manaa~?"

"Di belakang rumah kan tadi? Yuk ambil sama bunda, abis ini kita langsung siap-siap ke rumah Haechan." Doyoung pun keluar dari pelukan suaminya.

"Echan?"

"Hu'um! Mau?"

"Mau~ Xixi~ Nti Noie bawa bumbubii ya unda ya~ Ilon man! Ilon man!"

"Okay~ Yuk kita siap-siap~"

.

"Ini anggurnya anak-anak~" Taeil dengan telaten memberikan beberapa butir anggur hitam di mangkuk para bayi.

Jeno SafariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang