"Noie naik kelita ayah~"

5.7K 771 65
                                    

Drrttt

Drrttt

Hp Doyoung berbunyi ketika yang punya sedang mengambil kemeja Jaehyun.

Doyoung lalu menaruh kemeja Jaehyun di ranjang dan mengambil hpnya di atas nakas. Mama?

"Halo ma?"

"Dek ini poli mati!"

"Apa? Kok bisa?!"

"Kemarin dia muntah kuning, udah mama bawa ke dokter tapi hari ini udah nggak selamat."

"Aduh sedih banget pasti Jeno, mana kalo kesana main sama Poli."

"Maafin mama~ Dek mama kasih tau, disini itu lagi banyak kucing mati mendadak."

"Kena virus ya ma~? Terus Poli dibuang apa dikubur?"

"Tadi dikubur papa."

"Ohh, eh ma, ntar kalo Jaehyun bolehin aku sama Jeno kesana naik kereta. Tapi berangkatnya pas Jeno udah pulang."

"Besok nggak sekolah?"

"Tanggal merah ma~ "

"Oh, ya udah sini! Jangan boong! Kalo boong papamu bakal marah."

"Iya~ Aku izin dulu sama Jaehyun."

"Ukai~ Mama tunggu~"

Pip

Sambungan telfon pun terputus.

Setelah menaruh kembali hpnya ke nakas, Doyoung berniat untuk menyiapkan sarapan suami dan putranya. Tapi begitu berbalik, Jaehyun sudah ada dibelakangnya.

"Jaehyun, aku mau-"

"Iyaa silahkan~ Kalo nggak ada tiket tetep nunggu aku pulang kerja, baru ke rumah mama."

"Dengerin ya?"

"Dikit doang~"

"Tapi poli mati Jae~ Gimana aku bilangnya ke Jeno?"

"Bilang aja ntar pas sampe rumah mama. Kalo dikasih tau sekarang malah nggak mau sekolah anaknya."

"Oke deh~ Terus Jeno mana?"

"Udah siap tinggal sisiran sama bedakan."

Doyoung pun mengangguk, "itu kemejanya udah siap."

.
.
.

Sepulang sekolah, awalnya Jeno berniat pergi ke rumah Mark. Ia sudah membayangkan bagaimana jadinya jika Nono naik mobil remot Mark yang baru.

"Eh kok ambil baju itu," Doyoung sontak mencegah Jeno untuk mengambil baju setelan bergambar Minion, "kita mau ke rumah oma~"

"Ayah?"

"Kita pergi berdua, nanti sore ayah nyusul."

"Huh?"

Doyoung lalu membisikkan sesuatu.

"Naik kelita unda?!" Mata Jeno membulat hebat.

"Iya, mau nggak?"

"MAU MAU~!"

Sang bunda itu pun mengambil 2 pasang baju yang cocok untuk digunakan bepergian. "Jeno mau pake yang mana?"

"Putih~!"

"Okey~"

.
.
.

Mereka pun sampai di stasiun tepat setengah jam sebelum keberangkatan.

"Unda! Naik kelita unda?!"

Jeno SafariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang