"Lepas! Lepas!"

5.7K 761 71
                                    

"Gimana?"

"Pak Jaehyun sekeluarga nggak ikut famday." Jihyo menaruh hpnya ke meja. Menatap dua temannya yang setia menunggu kabar darinya.

"Yah padahal kan sekalian ultahnya Jeno. Kasihan banget Jeno sakit." Nayeon, si penggemar Jeno menurunkan bahunya.

"Mau gimana lagi." Kali ini Mingyu angkat suara. "Kalo jadi bapak ya nggak mungkin ninggalin anaknya sakit, mana anak cuman 1."

"Sakit apa sih mbak Ji emang?" Nayeon mengambil kacang di toples Jihyo.

"DB katanya."

Mingyu mengangguk paham. Memang lagi banyak kasus db disini. "Ya udah nanti siang kita kesana."

"Nggak bisa Gyu, Jeno di PICU."

"Hah?!" Nayeon dan Mingyu menatap Jihyo tak percaya.

"Iyaa. Pak Donghae tadi yang kesini bilang. Terus semua urusan sementara di handle beliau."

"Sampe pak Donghae yang turun tangan." Mingyu geleng-geleng kepala.

"Jeleknya pak Jaehyun emang gitu. Perusahaannya ditinggalin gitu aja, untung pak Donghae masih bisa pegang."

.
.
.

"Wah~ Udah naik ini trombositnya. Kemarin 12 sekarang udah 16." Jemari si dokter menunjuk nilai trombosit di layar komputer agar Doyoung mengerti maksudnya. "Ini ditunggu dulu ya mas. Baru kalo naik lagi bisa pindah ke ruang rawat." Dokter tampan itu tersenyum.

"A-anak saya sembuh kan dok?"

"Untuk sekarang sudah ada kemajuan, masnya berdoa terus ya. Adeknya kuat kok."

"Makasih dokter makasih." Hati Doyoung sedikit lega mendengar penjelasan si dokter. Trombosit Jeno naik, ada secercah harapan putranya sembuh.

.
.
.

"Halo Ten, Mark ada nggak?"

"Ada, kenapa Doy?"

"Ini Jeno masuk PICU, kena DB, semalem anaknya pengen ketemu Mark, bisa nggak Mark ngomong sesuatu ke Jeno?"

"Ya Tuhan! Jeno gimana terusan?"

"Ten nanti aja ya aku cerita, ini boleh Mark ngomong bentar ke Jeno?"

"Oh boleh boleh."

Di seberang sana, Ten meminta Mark untuk mengambil hpnya. Tapi Mark menolak. Ia tak tau harus mengatakan apa pada Jeno. Mereka sudah lama tidak berbicara, Mark merasa canggung.

"Bilang cepet sembuh kak." Bisik Ten pada putra sulungnya.

"O-okey."

Setelah Mark setuju, Doyoung masuk ke ruang PICU. Ia lalu mendekatkan hpnya ke telinga Jeno.

"Ada yang mau bicara sama Jeno." Doyoung benarkan rambut Jeno yang mulai panjang ke belakang telinga.

Setelah itu Mark menyahut.

"Jeno cepet sembuh~ Jangan sakit sakit, nanti bunda sedih."

"Eunghh~"

"Kak Mark sayang~ Itu kak Mark~" Bisik Doyoung sembari mengusap lembut surai putranya.

"Aku pengen kesana, tapi nggak ada yang nganter~"

"Nda~"

"Iya? Jeno mau apa?"

"Makli~"

"Iya ini kak Mark, yang bicara sama Jeno itu kak Mark."

"Eungh~"

Jeno SafariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang