"Pi Noie lindu ayah~"

5.9K 630 41
                                    

"Ayah~"

"Ayah mau kerja sayang~ Sama bunda sama nenek ya?" Ujar Doyoung sambil menyelipkan rambut Jeno ke belakang telinga.

"Noie sama ayah!" Si kecil berusaha untuk bangun. Sang ayah, yang berada di rumah dan mungkin saja sudah bersiap kerja harus ia cegah.

"Jeno, ayah harus kerja. Nanti kalo nggak masuk kerja dicariin orang."

"Sapa cali cali ayah Noie! Ndak boleh! Itu ayah Noie!"

"Dengar, sama kayak sekolah. Jeno kalo nggak masuk sekolah pasti ibu guru cari Jeno. Ayah juga gitu, banyak orang cari-cari ayah kalo nggak ada."

Bunda terdengar tak setuju dengannya. Oleh karena itu bibir Jeno mengerucut, bahkan kedua alisnya menukik tajam.

"Nanti kan ketemu ayah pas siang?"

"Sekalang~"

"Nanti kita telfon ya? Biar Jeno ketemu ayah."

"Tilpon ayah."

"Boleh~ Tapi tunggu jarum panjangnya di angka 6 ya. Ayah masih di jalan ini."

"Hum~" Jeno pun kembali berbaring.

Mata sipitnya menatap jendela kaca yang memperlihatkan birunya langit dengan dihiasi awan awan putih.

Ayah~

.
.
.

"Mbul Jeno gimana?" Tanya Mingyu sembari menekan angka 21 di lift.

"Udah baikan kok anaknya."

"Syukur deh."

Jaehyun bersandar pada dinding lift. Otaknya terus memikirkan keadaan si kecil yang masih berada di rumah sakit.

Melihat keterdiaman Jaehyun, ditambah perjalanan ke atas masih lama.

"Jae anak-anak mau jenguk rencananya. Bisa nggak nanti pas jam makan siang kesana?"

Jaehyun menoleh, "kalo bisa jangan banyak-banyak. Jeno masih suka ngeluh pusing kalo denger suara rame-rame."

"Ooo ya sudah, aku, Nayeon sama mbak Jihyo dulu. Lainnya nyusul besok-besok."

"Hm."

.
.
.

"Ayah!"

"Apa Jen~?" Jaehyun tersenyum mendengar panggilan video putranya meskipun ia sedang mengecek berkas. Tapi berbeda dengan Jeno yang merasa terabaikan. Anak itu marah.

"Liat Noie ayah!"

"Iya iya~" Sang ayah pun beralih pada layar hpnya. "Apa pentol~?"

"Sini~ Noie kanen~"

"Kangen?" Cukup terkejut Jaehyun mendengar kalimat itu untuk dirinya. Karena biasanya kata 'kanen' dari mulut Jeno itu keluar hanya untuk bunda dan Mark. Ah, Sehun juga sebenarnya.

"Ayah sini~ Noie ndak mau sama unda~"

"..."

Jaehyun beserta Doyoung dan Tiffany yang ada di ruang inap Jeno tercengang. Jeno tidak menginginkan bundanya?

"J-jeno kenapa nggak mau sama bunda? Biasanya kan mau sama bunda."

"Unda ndak selu~ Noie mau celita~ Main ayah~"

"O-oh~ Tunggu sebentar ya, nanti siang ayah kesana."

"Ughhhh!" Sekali lagi kedua alis Jeno menukik tajam. Semua tak ada yang bisa membawa ayahnya ke rumah sakit bahkan sang ayah sendiri. "Noie ndak sayang ayah!"

Jeno SafariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang