[Kejadian sebelum Taeyong memberi Jeno Bumblebee]
.
.
."Paket~"
"PA~ KET~"
Cklek
Pintu kayu pun terbuka, menampilkan seorang pria dewasa dengan wajah kusutnya."Kenapa Jen?"
"Xixixi~ Paket um~" Tangan gempal Jeno menyodorkan tote bag pada Taeyong.
"Makasih." Di terima tas itu dengan perasaan aneh di dada.
"Unda kasih kue~ Ayo um makan sama sama~" Jeno lantas menarik tangan Taeyong agar masuk ke rumah.
Sebenarnya kue itu sepenuhnya milik Taeyong. Tapi Jeno melupakan pesan bundanya yang mengatakan jangan ikut makan kue tersebut.
"Bunda buat sendiri?" Tanya Taeyong sambil menggandeng Jeno menuju ruang tengah.
"Hu'um! Noie bantu! Noie cape~"
"Bantu aja masak capek? Capek an bunda lah~"
Kedua alis Jeno langsung menukik. "Noie cape!" Dirinya tak suka jika orang lain meragukan rasa lelahnya.
"Ah-hahaha, oke oke Jeno capek."
Jeno dan Taeyong pun duduk di depan tv, mereka dengan tenang menikmati kue buatan Doyoung.
Dengan mulut penuh Jeno memindai seisi rumah yang sepi. "Um Teyong sendili?"
Taeyong berdeham pelan.
"Xixi~ Sama~ Noie sendili~"
"Kan ada ayah sama bunda."
"Hu'um! Pi Noie ndak ada teman~ Makli pelgi~"
Taeyong tak tau harus mengatakan apa lagi. Jeno yang tak tau apa-apa juga bukan siapa-siapanya mendapat dampak karena ulahnya.
"O-om ambil minum ya."
"Noie mau~"
"Ya."
Sepeninggal Taeyong, Jeno turun dari sofa, kuenya pun sudah habis ia makan.
.
"Jeno mana?"
"Nganter kue ke kak Taeyong." Jawab Doyoung sambil menyiapkan makan siang Jaehyun.
Srak
Jaehyun bangun dari kursinya. "Jangan jemput." Doyoung menarik tangan suaminya agar tak meninggalkan ruang makan. "Biarin dulu."
.
"Wa~" Jeno mengambil robot Bumblebee yang ada di kolong meja tv. "Bumbubii~"
"Jen ini air mu."
Jeno mendongak mendengar suara Taeyong. "Um Teyong Noie mbil ini yaa~"
"Jangan!" Taeyong rebut paksa Bumblebee yang di peluk Jeno.
"Noie mau~" Jeno mencoba untuk mempertahankan bumblebee, tapi sayang, tenaganya kalah besar dengan pria dewasa itu. "Nya Makli! Noie mbil!"
"Nggak boleh. Ini punya om."Taeyong bergegas menyembunyikan bumblebee ke kamarnya.
"Um Teyong nakal! Ndak sayang um Teyong!"
Inginnya Jeno langsung pulang dan mengadu pada bundanya, atau bahkan ayahnya yang mungkin saja sudah pulang untuk makan siang. Tapi ia teringat biskuit enak yang selalu ada di lemari dapur rumah ini.
Maka tanpa menunggu lama Jeno berlari menuju dapur.
"Mana ya~" Jeno mengobrak abrik lemari yang biasanya digunakan Ten untuk menyimpan makanan.
"Cari apa?"
"Biskit didi bayi~ Nte taluh sini~" Jari gempal itu menunjuk rak kedua lemari.
"Masak nggak ada?" Taeyong yang penasaran pun ikut mengobrak-abrik lemarinya.
Tak ada.
Taeyong lupa. Pasti semua biskuit bayi milik Sungchan dibawa Ten. Tentu saja, untuk apa Ten meninggalkan biskuit bayi disini.
"Nggak ada berarti Jen. Om nggak punya."
"Beli um beli!" Jeno langsung berlari menuju mobil Taeyong di depan rumah. Jika di rumah ini tak ada pasti di supermarket ada kan?
Anak ini nggak punya sungkan ya.
Karena rasa sungkannya pada Doyoung yang sudah berbaik hati padanya, Taeyong setuju untuk membelikan Jeno biskuit bayi.
.
Sesampainya mereka di rak khusus biskuit bayi Taeyong mengambil sebuah kotak biskuit yang ia yakini biskuit kesukaan Sungchan. "Ini kan?"
"Huuu~ Ndak itu!" Jeno mengembalikan biskuit bayi yang Taeyong bawa. Kemudian ia mengambil biskuit bayi berbentuk bunga di depannya. "Ini um~ Didi Uchan mamam ini~ Noie suka~ Xixixi~"
Oh
Taeyong menatap kosong biskuit yang sempat ia ambil. Bukan itu biskuit kesukaan Sungchan.
"Ayo um~"
Jeno menarik Taeyong menuju kasir. Namun saat melewati freezer es krim langkahnya berhenti.
"Um~ Es klim boleh?"
"Es krim mana?"
"Noie cuka cokat!"
"Ya sudah ambil." Taeyong melepas gandengan tangannya dan membiarkan Jeno mengambil es krim pilihan Jung kecil.
"Makli suka ini um!" Jeno menunjuk es krim rainbow.
"Oh ya?" Taeyong pun mengambil es krim kesukaan Mark. "Rasanya enak?"
"Hu'um! Makli suka sangat~! Xixixi~"
"Emang kak Mark suka apa aja?" Tanya Taeyong sambil mengulak-ulik es krim kesukaan putra sulungnya.
"Eum~ Makli suka-" Jeno berfikir sejenak, "suka pida pida, suka semangka~ Ah! ah! Makli suka Noie xixixi~"
"Ahahaha~"
Tiba-tiba bibir Jeno melengkung kebawah, "pi Noie ndak suka Makli. Makli tinggal tinggal Noie."
Senyum Taeyong seketika luntur.
Sepertinya Taeyong tak bisa jika terus berdekatan dengan Jeno. Tanpa sadar anaknya Doyoung selalu mengingatkannya pada putra-putranya beserta kesalahan yang ia buat. Bahkan anak itu lebih paham apa yang Mark dan Sungchan suka.
Taeyong akui sekarang ia kesepian dan penuh dengan rasa salah.
Jika saja,
Tidak
Ia tak bisa menemui Ten. Jaehyun benar. Dirinya tak pantas bertemu Ten dan kedua putranya. Sudah banyak luka yang ia torehkan pada Ten dan Mark.
"Um ayo bayal~ Nti es klim melempem~"
"Apa melempem itu? Leleh Jen~"
"Sama!"
Bakal aku putusin Mina kak, kak Mark-
"UM TEYONG!"
"Iya iya ayo bayar."
Taeyong tersenyum getir. Sepertinya otaknya agak terganggu. Buat apa dirinya meminta Mark untuk menjaga Ten dan Sungchan sedangkan ia sendiri tak bisa menjaga mereka.
.
.
.
Fin~
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeno Safari
FanfictionBagaimana ketika si Noie kecil masuk taman kanak-kanak? [untuk yang baru baca, bisa ke baby Jeno daily dulu ya, biar nggak begitu bingung~]