"Ndak mau yah~ Kenyang~"

6K 836 107
                                    

"Jeno yang pinter sekolahnya, inget jangan banyak tingkahnya, itu jempol masih sakit."

Si kecil yang sedang dibenarkan dasinya itu mengangguk cepat.

"Dah~ Jeno anaknya bunda~ Inget ya~"

"Hu'um! Noie cana~" Tangan Jeno itu pun menunjuk pintu TK nya.

Doyoung yang paham langsung memberikan tas koper itu pada Jeno. "Nanti kata ayah pas Jeno pulang sekolah mau diajak beli tv."

"Tipi tipi?"

"Iyups~

"Mau tipi punya nte unda~"

"Ya nanti Jeno yang bilang sama ayah, udah sana ntar ketinggalan~"

Cup

Setelah mencium pipi Doyoung Jeno pun menarik tas kopernya. "Dadah unda~!" Serunya sambil melambaikan tangannya.

"Dah sayang~"

Dengan riang Jeno pun memasuki halaman TK-nya. Namun, ketika Jeno baru saja masuk kedalam TK, seseorang tiba-tiba menarik tas kopernya. Dan hal itu membuat Jeno yang tak siap hampir saja terjengkang.

"Ih! Nakal!" Protes Jeno sambil menarik tas kopernya dari bocah iseng tadi.

"Hehe~ Eh itu napa ndak pake cepatu?"

"Cakit jimpol Noie." Jeno lalu menunjukkan jempolnya yang kukunya telah berubah warna.

"Heum?" Haechan, si bocah tadi langsung berjongkok untuk melihat jempol Jeno. "Ungu?"

"Hu'um~"

"Pigang ah!"

"No~!" Jeno reflek langsung menarik kakinya dari hadapan Haechan. "Cakit! Ndak boleh pigang!"

Melihat jempol Jeno yang kelihatannya memang sedang sakit, bocah tan itu jadi ingat sesuatu. "Ah! Mommy kacih ini~" Dengan cekatan, Haechan merogoh saku tasnya.

"Caplas dino~!"

"Uwaaa~" Mata Jeno sontak berbinar. Ia tau benda yang ada di tangan Haechan itu. Plester gambar dino yang lagi tren di TK ini.

"Cini Echan pacang~"

Tapi yang namanya Haechan, bocah itu tak pernah bersahabat dengan kelembutan. Jadi,

"Aw! Cakit!"

Hampir saja Jeno menendang Haechan sebelum Haechan dengan sigap memegangi lutut Jeno.

"Bental!" Haechan pun kembali membenarkan plesternya. "Talaaa~~"

"Uwaa~ Noie cuka xixi~"

Jempol yang tadinya polos kini telah terbalut plester dino warna hijau.

"Xixi~" Tak henti-hentinya Jeno menggerakkan jempolnya itu. Indah menurutnya. Warna hijau yang mencolok sangat kontras dengan warna merah sepatu sandalnya.

"Nti cepat cembuh~" Ujar Haechan bangga sambil melihat hasil kerjanya.

"Makaci Chan~ Xixixi~"

"Hu'um~"

Baru saja Haechan hendak berdiri, tiba-tiba ia menyeringai,

Krauk

"Aw!" Sekali lagi Jeno harus berteriak karena ulah Haechan.

Bocah yang hendak memiliki adik lagi itu menggigit lutut Jeno dengan keras hingga membekas.

"ECHAN!"

"Wle~" Secepat kilat Haechan berlari menghindari Jeno. "Ahaha~"

Jeno yang tak terima langsung mengejar Haechan. Tak peduli jika tas kopernya harus terbalik-balik karena diajak berlari.

Jeno SafariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang