"Noie maap unda~"

5.8K 841 51
                                    

Sambil menunggu Jaehyun awalnya, Doyoung asyik bercerita tentang artis tampan dengan kakaknya Kai counter dapur. Tapi di serunya bercerita tiba-tiba datang sosok Jeno yang menginginkan apel di tangannya.

"Unda~ Noie itu unda~"

Tanpa banyak kata Doyoung memberikan apelnya pada Jeno. "Nih."

Entah kenapa Jeno tak menyukainya. Apel yang tadinya menarik, begitu berpindah di tangannya apel serasa hambar.

"Unda~"

"Makan, katanya pengen."

Tubuh Jeno membeku. Mata sipit Jeno seketika basah. Apa ini benar bundanya? Mengapa begitu menakutkan?

Jeno ketakutan.

"Noie maap unda~ Hiks!" Air matanya yang ditahan akhirnya menetes. "Undaa~ Noie ndak culi lagi undaa~"

Kai yang tak tega mencoba membujuk adiknya. "Dek~ Nggak cukup marahin Jeno terus diemin dia dari pulang sekolah sampe sekarang?"

Lalu dengan perlahan Doyoung menoleh kearah putranya yang tengah menangis. "Bener? Nggak ngulangin lagi?"

"I-iya hiks!" Si kecil itu mengangguk cepat.

"Kalo gitu lagi bunda apain?"

"Ndak mau huweee~" Jeno langsung memeluk kaki sang bunda. "Unda~ hiks!"

"Kalo Jeno kayak gitu, bunda nggak mau lagi sama Jeno."

"Ndak undaa~ Janji hiks! Noie ndak nakal~" Kaki kaki mungil itu menghentak-hentak ke lantai. Jeno sangat ketakutan. Bagaimana jika bundanya benar-benar pergi?

"Ya sudah jangan nangis lagi, abis ini ayah pulang bawa ayam."

Tapi si kecil Jung itu semakin mempercepat pelukannya. Apalah daya tarik ayam jika sang bunda berencana meninggalkannya. "Maap~ Hiks!"

"Iya~ Bunda maafin. Sekarang cuci muka, biar ganteng lagi ini anaknya bunda."

"Ndak tinggal Noie? Hiks!"

"Kalo Jeno pintar ya bunda nggak ninggalin Jeno."

"Noie n-ndak nakal~"

Si Doyoung terkekeh, "iya~ Yuk cuci muka, liat nih ingusnya kemana-mana, ntar kak Lucas tau diketawain~"

"Hu'um!"

Pasangan anak bunda itu pun meninggalkan dapur dan pergi ke kamar mandi.

"Cayang unda hiks!"

Begini cara membujukku Jeno? Astaga anaknya Jaehyun~

"Bunda juga sayang Noie~" Doyoung yang gemas reflek mengusap punggung putranya. "Maafin bunda juga sayang."

.

Setelah makan siang, ketika Jaehyun sudah kembali ke kantor, Lucas yang sedang bermain di belakang rumah harus direcoki Jeno. Bocah Jung itu mengeluh bosan karena sedari tadi mereka hanya bermain di rumah.

"Casseu ayo main Makli!"

"Nggak mau, aku mau main ini." Tunjuk Lucas pada mobil remot yang digambar itu.

"Noie mau cana~ Noie cana cendili ah~"

Alis Lucas bertaut, sejak kapan Jeno ke rumah tetangga sendirian?

"Sendiri?"

Jeno menyengir. "Antal xixi~"

Sudah Lucas duga. "Wuh! Yaudah ayok cepet!"

"Yuk~" Jeno lalu menggandeng Lucas keluar rumah.

"Bilang tante dulu, ntar dimarahin lagi kayak tadi."

Secepat kilat Jeno melepas gandengannya dan berlari mencari sang bunda.

Lucas yang melihat sepupunya terkekeh, ternyata anak nakal itu sangat takut ketika dimarahi tantenya. Tapi memang tadi tantenya itu sangat menyeramkan ketika memarahi Jeno. Makanya ia pergi ke gazebo sambil membawa beberapa mainan Jeno. Takutnya kena imbas.

.

"Makli~" Sapa Jeno sambil naik ke ranjang Mark.

"Jeno?" Mark terkejut, sejak kapan Jeno ada di kamarnya.

"Xixi~ Noie main~"

Jeno tersenyum manis. Tapi Mark melihat ada yang aneh dengan mata Jeno.

"Itu matanya kenapa?"

"Huh?"

Mark sendiri tak tau bagaimana caranya ia mengatakan jika mata Jeno itu sembab. Saking tak taunya, Mark lalu memilih mengalihkan pembicaraan.

"Main apa?"

"Noie bawa ilon man~" Si kecil itu mengacungkan iron man yang dibawanya.

"Aku ambil Bumblebee!" Mark lalu pergi dari kamar untuk mengambil mainannya.

"Hu'um!"

Tak begitu lama, Mark pun datang dengan berbagai robotnya.

"Nih."

Bukannya mengambil mainan Mark, bocah itu malah mengadu tentang hal yang dialaminya tadi.

"Makli~ Unda malah Noie." Ucap Jeno sambil memainkan tangan iron mannya.

"Kenapa?"

"Noie culi baut, Noie teliak telus unda malah malah, ndak mau tinggal unda Makli~ Huuu~"

Hening

Mark tak langsung menjawab. Ia perlu waktu untuk mencerna ucapan Jeno.

"Ditinggal tante?" Tanya Mark ragu.

"Hu'um~"

"Nti sama aku~ Bobo sini~" Mark menepuk ranjangnya.

"Cini?" Jeno mengerjap pelan. "Pi Noie ndak mau citu~"

"Kenapa?"

"Cama Nana Makli, nti tidul cama cama~ Yuk~"

"Nggak!" Mark tiba-tiba membentak.

Jeno yang dibentak tentu saja terkejut. "Makli!"

"Nggak! Sini aja!"

"Cama cama! Nti cama Nana!"

"Nggak mau!"

"Makli napa malah malah?!"

"Nggak sama Jaemin!"

"Pi Noie mau cama cama~"

"Nggak!"

Tak mendapat persetujuan, Jeno langsung turun dari ranjang.

"Noie pulang!" Ia tak mau lagi mengajak Mark ke Jaemin. Mungkin setelah ini ia akan mengajak Lucas ke rumah Jaemin.

"Jeno!"

"Noie pulang~"

Sementara itu, Ten dan Sungchan yang mengintip dari balik pintu kamar hanya bisa terkekeh. Prahara rumah tangga apa ini~

"Ayo ke Jaemin!" Putus Mark.

Mendengar itu, Jeno sontak berbalik. "Xixixi~ Ayo ayo~"

Mau naik apa kalian~ Rumah pak Cahyo jauh~ Goncengan naik sepeda? Batin Ten sembari pergi dari sana. Ia malas ketahuan mengintip sama Mark. Misal ketahuan putranya itu pasti akan mengomelinya panjang lebar.

"Naik pida pida~ Nana xixi~" Jeno pun meninggalkan kamar terlebih dahulu.

Sementara itu, Mark yang ditinggal hanya mendengus kesal. Huh!

.
.
.
TBC~

Jeno SafariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang