Bayi : Bunda

4.2K 608 12
                                    

"Mana anakku?"

Pertanyaan itu muncul sejak Doyoung turun dari mobil. Doyoung yang telah membaik telah diijinkan oleh dokter untuk pulang. Dan disinilah ia, dituntun Jaehyun ke dalam rumah.

"Sebentar ya bunda~" Jaehyun bawa istrinya duduk di ruang tengah. "Sabar~"

"Mana anakku Jaehyun?!" Tapi Doyoung ingin segera melihat putranya. Ia sudah rela berminggu-minggu terapi, berlatih dengan giat agar lebih cepat pulang ke rumah.

Jaehyun tak marah. Ia sangat mengerti rasanya mendambakan seseorang untuk hadir.

"Dek?"

Suara sang mama membuat Doyoung berdiri. Ia yang kini menjadi seorang bunda mendadak gugup.

"Liat, siapa yang datang Jeno~" 

Perlahan Doyoung berbalik.

Mata kelincinya langsung terfokus pada bayi di gendongan mamanya.

Hening

Doyoung tak percaya.

Air mata Yuri luruh melihat putra bungsunya membeku melihat Jeno.

Sementara itu Jaehyun yang melihat Doyoung hanya diam membisikkan sesuatu, "Itu anak kita~"

Tak ada respon dari Doyoung, Yuri pun mendekat. Ia berikan Jeno ke gendongan akan menjadi tempat ternyaman bagi Jeno.

"A-anakku?" Suara Doyoung tercekat saking tak percayanya ia bisa bertemu dengan Jeno. Bayinya yang dulu ada di perut kini menjadi bayi besar di gendongannya.

Bayinya sangat tampan. "Anakku hiks!"

"A-anak bunda huhuuu~" Doyoung menangis. "J-jeno~ Hiks! Maaf Jeno maaf~" Ia eratkan gendongannya. Memastikan jika Jeno memang ada di tangannya.

Di dalam rengkuhan sang bunda Jeno menangis.

"Hiks! Anakku menangis Jaehyun! Dengar, dia menangis~" Doyoung bisa dengarkan sendiri bagaimana putranya menangis. Bukan dari suara tangis Jeno di hp Jaehyun yang ia selalu dengarkan setiap malam.

"I-iya~ Anak kita menangis~" Jaehyun usap air matanya yang jatuh. Ia bahagia melihat istrinya kehebohan melihat bayi mereka.

"Ssttt~ Bunda disini~ Hiks! Ini bunda~" Doyoung timang-timang bayinya agar lebih tenang.

Kai pun akhirnya datang membawa dot bayi. "Susunya Jeno dek."

Doyoung pun duduk. Ia susui Jeno dengan tangannya yang masih bergetar. Namun Jaehyun yang tak ingin anaknya tersedak pun ikut memegangi dot susu Jeno.

"Hiks! Pelan pelan sayang~ N-nggak ada yang minta~"

.

Di dalam kamar, 5 jam setelah kepulangan Doyoung. Bunda satu anak itu sama sekali tak menurunkan Jeno. Doyoung terus gendong Jeno kemanapun ia pergi.

"Lihat Jae, dia menguap."

Jaehyun hanya bergumam menanggapi Doyoung. Agak lelah ia terus mendengar celotehan istrinya.

"Anak bunda mengantuk ya?"

Dilihatnya Jeno menggeliat hingga kulitnya yang seputih salju memerah.

"Nggak capek? Dari tadi gendong Jeno terus?"

"Nggak. Buat apa capek, ini anakku sendiri." Balas Doyoung tak acuh.

"Bukan gitu~ Udah dari tadi loh kamu nggak nurunin Jeno. 

"Nggak papa ih! Udah kalo cape kamu pergi aja."

"Doyoung. Jeno juga butuh tempat tidur yang nyaman. Kalo digendong terus bener dia nyaman, tapi itu bukan tempat tidur ideal. Taruh ya?"

Doyoung lihat wajah merah bayinya.

"Okey."

Sang bunda itu pun menaruh Jeno pada kasur. Jaehyun yang saat itu hendak mengajak Doyoung untuk makan siang harus menelan rasa kecewa. Sang istri naik ke kasur dan ikut tidur bersama bayinya.

"Nggak makan?"

"Nanti."

"Makan dulu yang, Jeno bisa di jaga mama."

"Nggak! Aku mau disini dulu."

"Hah~ Aku bawain makanmu kesini."

Sekali lagi Doyoung tak mengacuhkan suaminya. Ia malah menepuk pantat Jeno agar si kecil tidur lebih nyenyak.

Sabar Jaehyun sabar.

.

TBC~

Jeno SafariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang