"Lasain!"

6.5K 865 114
                                    

"Unda~ Es klim unda~"

"Nggak ada es krim hari ini. Bunda udah beli kue." Doyoung meletakkan beberapa kue kesukaan Jeno di meja makan.

"Humm~" Jeno yang mendapat penolakan menelungkupkan dirinya ke meja. "Es klim~"

"Bunda nggak bakal beli es krim hari ini. Jadi kalo Jeno nggak mau kuenya, bunda bakal kasih semuanya ke ayah."

Mendengar suara bundanya yang ketus Jeno pun hanya berani mengangkat sedikit kepalanya. "Unda malah?" Tanyanya dengan suara yang sangat pelan.

Melihat mata Jeno yang hanya terlihat sebelah itu membuat Doyoung hanya bisa menghela nafasnya. Ia seperti tertampar. Putranya itu masih polos dan tak mengerti apa yang sedang ia kerjakan. Doyoung ingat, ketika mereka berada di perjalanan pulang, mulut mungil itu tak henti-hentinya bertanya tentang apa itu 'ngamen'. 

"Maafin bunda juga udah telat jemput Jeno~" Doyoung pun mengusak rambut Jeno, "mau kue yang mana?"

"Ini xixi~" Jeno langsung menunjuk kue coklat, ia dengan berani menegakkan tubuhnya karena merasa bundanya tak lagi marah.

"Bunda boleh tanya?" Doyoung yang sedang membuka bungkus itu melirik ke Jeno.

"Hu'um!"

"Jujur ya~ Tadi yang ngajak ngamen siapa?"

"Junie cama Ilix."

Doyoung mengangguk pelan.

"Emang temennya bilang apa ke Jeno?"

Jeno terdiam sejenak, "eum~ Ajak beli es klim unda! Pi Ilix tipu Noie!"

"Tipu?"

Dengan menggebu-gebu Jeno menceritakan yang sebenarnya terjadi. "Ilix ajak beli es klim, pi Ilix ajak Noie ke Junie, telus Noie di kacih dlum. Nanas unda~ Noie ndak mau~ Ilix pakca pakca~ Junie telus nyanyi, Noie pukul dlum kelas kelas Junie namuk! Junie malah Noie, humph!" Pipi gembil itu lalu membulat sempurna.

"Ahaha~ Nih kuenya."

"Xixi~" Jeno pun langsung mengambil kuenya. 

"Makan pelan pelan~"

Setelah itu, Doyoung pun pergi mengambil tempat makan Jeno yang ada di tas untuk di cuci.

"Humm~ Nyam nyam nyam~"

5 menit setelahnya, ketika Jeno telah menghabiskan kuenya, bocah itu baru sadar jika ia punya mobil remot baru. 

"Mobil Noie~" Kaki kaki mungil itu lantas berlari menuju depan tv. Jeno ingat sekali tadi pagi ia menaruh mobilnya disana.

"Yea-" Bibirnya seketika terkatup.

"UNDAA~!"

Doyoung langsung lari tunggang langgang dari dapur. Takutnya Jeno kenapa-napa. "Apa apa?"

"Ni apa undaaa~" Sambil setengah menangis Jeno menunjuk mobilnya.

Doyoung yang tak paham menjawab ragu, "mobil kan?"

"Bukan! Ini!" Telunjuk Jeno dengan kaku menunjuk kertas bergambar yang menempel di  bagian belakang mobilnya.

"Itu?" Si Doyoung mendekat agar bisa melihat dengan jelas. "A-ayah bukan si yang buat?"

"Huuu! Ayah! Ayah hihhh~!"

Doyoung sangat yakin jika putranya sedang marah dengan ayahnya. Kemampuan gambar Jaehyun bisa dikatakan jauh dari Ten. Pastinya Jeno marah melihat gambar ayahnya malah memperburuk tampilan mobilnya.

"Lepas unda! Lepas!"

Mau tak mau Doyoung mengikuti perintah putranya.

"Nih~"

Jeno SafariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang