"Huumm~ Noie ndak mau~"

10.7K 1.1K 72
                                    

"Ayo anak anak karena kita sudah berolahraga, sekarang masuk kelas dan nanti akan ibu beri makan yang lezat untuk kalian, siapa mau makan~?"

"Noie~! Noie~!" Dengan lantang, Jeno menjawabnya sambil terus berlompatan.

Semua anak yang hendak menjawab jadi tidak bisa karena kaget dengan ulah Jeno.

"Ahaha~ Baik baik~ Ayo masuk kelas~"

Dengan cekatan, Sunny dan Seohyun menggiring para bayi bayi ini dari lapangan ke dalam kelas mereka.

Begitu semua murid telah duduk di bangkunya masing-masing, Seohyun memasukkan makanan yang akan disantap murid-muridnya.

"Nih, kita makan bubur kacang hijau, ini baik untuk  tubuh. Ayo ayo dimakan~" Ujar Sunny begitu Seohyun dan dirinya telah memberi setiap anak semangkuk bubur kacang hijau.

Semua teman-teman Jeno menyantap makanan itu dengan lahapnya. Tapi tidak dengan Jeno, bocah itu hanya mengamati mangkuk kacang hijaunya lamat-lamat. Setelah diingat-ingat, ia tak pernah makan yang seperti ini karena sang bunda tak menyukainya.

"Jeno, kenapa nggak dimakan?" Si Sunny yang menyadari itu mendekat.

"Noie ndak tau ini~" Cicit Jeno sambil mendorong mundur mangkuknya.

"Oh iya? Di coba dulu sayang, siapa tau suka~"

"Huumm~ Noie ndak mau~"

"Sesuap saja?"

Dengan keras Jeno menggeleng. Bundanya tak pernah memasak ini, pun sang bunda langsung memberikan bubur kacang hijau ke ayahnya jika diberi itu oleh tetangganya. Jadi Jeno pikir rasanya tak enak, karena bundanya yang doyan apa aja apalagi gratisan menolak makanan satu ini.

"Ah, semangka mau?" Mendengar penawaran Sunny, mata Jeno langsung berbinar seketika.

"Cemangka?!"

"Mau?"

"Mau~ Xixi~"

"Eh ketawa kamu~" Sunny tak bisa menahan untuk tidak mengusak rambut Jeno, "lucu banget si cucunya kak Tiff~"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh ketawa kamu~" Sunny tak bisa menahan untuk tidak mengusak rambut Jeno, "lucu banget si cucunya kak Tiff~"

"Noie lucu bu gulu xixi~"

"Ughh~ Bentar ya, ibu ambilin semangkanya, ini kacang hijaunya ibu ambil ya?"

"Hu'um!"

Tak berselang lama, Sunny datang ke meja Jeno sambil membawa semangkuk semangka. Untung saja TK ini sudah menyiapkan banyak makanan cadangan untuk menangani kasus seperti Jeno. Jadi para guru atau staff tak perlu bingung mencari makanan yang lain untuk diberikan.

"Nah, ayo di makan sayang~"

"Hu'um!" Dengan semangat, Jeno menusuk si semangka dengan garpu yang disediakan dan langsung memakannya. "Enak~ xixi~"

Di tengah tengah Jeno yang sedang menikmati semangka pertamanya, salah satu murid pun berteriak, "Bu gulu~ Huwal ngompol~!"

"Astaga!" Tanpa pamit, Sunny langsung meninggalkan Jeno dan menemui Hwall yang sudah menangis di bangkunya.

"Hii~ Dah becal api pipis di celana xixi~ Huwal nanis nanis xixi~ Noie ndak pelnah nanis~ Huwal kalah cama Noie~ Xixixi~"

Nyam

Jeno pun kembali menikmati semangkuk semangka yang sangat manis itu. Tak peduli ia dengan kondisi kelas yang rusuh akibat ulah Hwall. Yang terpenting, semangkanya ini sangat sayang untuk dilewatkan.

.

Lima belas menit kemudian, Sunny telah kembali dengan Hwall. Yah meskipun Hwall sempat menolak keras, tapi si Sunny berhasil meyakinkan jika teman-temannya tak akan mengejeknya.

"Ayo mangkuknya di kumpulkan di kotak ini~" Ujar Sunny sambil menunjuk sebuah kotak di depan kelas. "Sudah makan semua kan?"

"Cudah~"

"Okey, baris yang rapi ya~"

Sesuai dengan yang di ajarkan, semua murid pun berbaris rapi untuk menaruh mangkuk mereka di kotak yang disediakan. Sunny pun berkeliling untuk memastikan makanan muridnya telah habis dimakan.

"Jeno? Belum habis semangkanya?" Si Sunny sedikit kebingungan, dengan jelas tadi matanya menangkap jika Jeno sangat menikmati semangkanya. Namun begitu ia kembali, semangka tersebut masih sisa setengahnya.

Jeno yang ditanya hanya menyengir, "Xixi~"

"Kenapa sayang~?"

"Makli cuka cemangka~ Noie mau kacih~"

"Heum? Jeno sudah kenyang?"

Jeno menggeleng pelan, jujur, ia tak kenyang, beberapa potong semangka tak akan membuatnya kenyang. Tapi mau bagaimana? Ketika makan semangka yang manis ini Jeno langsung teringat Mark. Sebagai teman yang baik, Jeno juga ingin berbagi rasa buah di depannya ini. Jadi, sama sama merasakan.

Sementara itu, Sunny yang melihat respon Jeno jadi tersenyum, "makan saja semangkanya, kan Jeno masih lapar, iya kan?"

"Huh? Telus Makli?"

"Eum~ Nanti ibu bungkusin deh, khusus buat temen Jeno. Jadi, sekarang dihabiskan ya?"

"Hu'um! Makaci~"

"Sama sama~"

Sepeninggal Sunny, Jeno pun segera menghabiskan semangkanya. Ia harus mengumpulkan mangkuknya dan pulang ke rumah. Dengan mulut penuh sesekali Jeno mengintip ke jendela, siapa tau sang bunda sudah menjemputnya.

"Unda~!" Teriak Jeno begitu mendapati bundanya yang telah berdiri di samping jendela.

"Hai baby~" Doyoung melambaikan tangannya ke arah Jeno, "makan apa?"

"Cemangka~!"

"Enak?"

"Hu'um!"

Jeno menjawabnya dengan tersenyum manis, dari situ Doyoung bisa menangkap jika putranya sangat menyukai makanannya. Ugh~ Putraku tampannya~

"Jeno ini buahnya~" Si Sunny pun datang dengan lunch box di tangannya.

"Makaci~"

"Sama sama~ Ibu ke teman temanmu dulu ya~" Si Jeno pun mengangguk.

Di sisi lain, Doyoung yang melihat itu mengernyit. "Apa itu sayang?"

"Cemangka unda~ Noie mau kacih Makli~!"

"Huh? Kan bisa bilang bunda, nanti bunda bisa belikan." Rasanya Doyoung jadi tak enak dengan gurunya Jeno. Putranya ini pasti merepotkan mereka.

"No~ Ini enak unda~ Noie cuka~ Telus Makli halus coba~"

"Hah~ Okey, terserah anaknya pak Jaehyun aja deh~" Mungkin habis ini, Doyoung akan berdiskusi dengan sang suami tentang donasi makanan untuk TK Jeno.

"Xixi~ Unda tunggu Noie~ No mana mana~" Pesan Jeno sebelum si bayi gempal itu mengumpulkan mangkuknya.

"Okey~ Bunda akan duduk disini sampai Jeno keluar kelas. Dah sana di kumpulin mangkuknya~"

"Ukai~"

.
.
.
TBC~

Jeno SafariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang