Mark : "M-mami jahat!"

5.8K 726 39
                                    

[Chapter kali ini Minhyun pikir bakal lebih fokus ke Mark]
[Jeno ttp ada kok tapi~]

.

.
.
.

"Ayah mau mana ayah?!"

"Mau ke kantor bentar, ikut?"

"Ikut!" Tanpa basa-basi Jeno langsung berlari menuju sang ayah.

"Kak Mark?"

"Nggak om." Mark menggeleng pelan tanpa mau mengalihkan pandangannya dari hp Doyoung di atas meja.

"Ya sudah. Jen ayo!" Sang ayah lalu menggandeng tangan Jeno keluar rumah.

"Undaaa~ Noie pelgi~"

"Hati-hati sayang!"

"Hu'um! Dah Makli~ Noie pelgi~" Si kecil Jung melambaikan tangannya pada Mark.

Namun Mark tak menghiraukannya.

.

Sesudahnya dari kantor, Jaehyun membawa Jeno ke sebuah toko peralatan alat tulis. Ia membeli satu pack pensil dan penghapus untuk buah hatinya.

Sembari menunggu ayahnya mengantri mata Jeno menangkap seorang penjual arum manis tengah berjalan di seberang jalan. Plastik besar berisi arum manis warna merah muda benar-benar menarik perhatian Jeno.

"Ayah alum manis!"

"Mana ada Jen?"

"Ituuuu~!"

"Kemarin pernah beli batuk gitu~"

"Itu yahhhh~! Beli~"

Jaehyun terdiam sejenak, jika ia membeli dan nanti malam Jeno batuk bisa tamat riwayatnya.

"Batuk nanti Jen."

"Ayahhh~!"

Tak terima dengan jawaban sang ayah, si kecil itu menarik-narik tangan ayahnya.

Ya Tuhan tong sampah sebelah mana sih?

"Mas maju mas." Seseorang dari belakang menepuk pundak Jaehyun agar lebih dekat dengan kasir.

Jaehyun menoleh. Orang di belakangnya terlihat tersenyum canggung saat menatapnya. Namun bukan itu yang terpenting, rambut yang berwarna biru muda terlihat seperti arum manis yang diinginkan bayinya.

"Oke! Kita beli cotton candy!" Ujar Jaehyun sambil maju selangkah.

"Huh? Kat apa yah?"

"Sikat gigi pepsident rasa fonta~" jawab sang ayah sambil tersenyum lebar.

"AYAH!" Teriak Jeno ketika tau sang ayah menipunya.

"Cotton candy itu arum manis Jenong~!"

"Ayah nakal!"

"Haha~"

.
.
.

Di waktu yang sama, di kediaman Jaehyun Mark tengah menatap harap Doyoung yang sedang mengangkat telfon.

"Oh iya iya, mau nyoba dulu aja?"

"..."

"Aku gosend in ya, ntar chat aja kuenya mau yang mana."

"..."

"Makasih~"

Pip

Doyoung pun menaruh kembali hpnya ke meja. Ketika mengetahui hal itu Mark langsung meraih tangan Doyoung sebelum bundanya Jeno itu pergi.

Jeno SafariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang