"Ayah milotot milotot Noie~"

5.2K 688 95
                                    

"Unda Noie main sanaa~"

"Kak Mark lagi pergi sayang, main sama bunda mau?"

Pipi Jeno mendadak menggembung. Ia sudah bosan beberapa hari ini hanya bermain dengan bunda dan ayahnya. "Makli suluh pulang unda!"

Doyoung tersenyum, dengan sabar ia menyisir rambut putranya yang berantakan. "Nanti bunda tanya deh tante Ten mau pulang kapan, sekarang Jeno main ke rumah om Sehun mau?"

"Um Sihun?! Mau! Euh! Ligo Noie unda!" Jeno pun langsung berlari menuju kamarnya untuk mengambil kotak Lego Batman. Lego pemberian ayahnya itu sampai sekarang masih belum dirakit, apalagi jika bukan karena sang ayah terlalu malas untuk merakit mainan kecil-kecil itu.

.

Pukul 10 pagi sampailah Jeno dan bundanya di rumah Sehun.

Sang kakak sepupu menyambut Jeno dengan hangat. Menyiapkan meja penuh mainan untuk mereka mainkan.

"Casseu Noie bawa ligo~" Jeno menepuk paper bag yang bundanya tenteng.

"Yuk pasang!" Lucas pun menarik paper bag tersebut.

Namun si pemilik mainan mendorong tangan Lucas agar tak menyentuh mainannya. "Noo~! Noie mau um Sihun!"

Doyoung yang melihat tingkah putranya pun mengusap lembut pundak keponakannya. "Kak Lucas daddy ada?"

"Sama Vivi." Jawab Lucas malas.

"Kita rakit sama sama ya? Sama daddy juga~"

"Oke~"

Lalu Lucas memanggil daddynya di belakang.

Meninggalkan Jeno dan tantenya yang memilih duduk di sofa.

.

Kini mereka berempat duduk di lantai melingkari beberapa mangkuk yang berisi potongan-potongan lego.

Tentu saja yang paling antusias adalah Oh Sehun. Tak peduli dengan apa yang ada di sekitarnya, Sehun terus menata lego-lego itu hingga menjadi badan Batman.

"Um Sihun! Noie buat mobil!" Si kecil Jung memamerkan potongan Lego yang ia susun seperti mobil, katanya.

Tapi om kesayangan Jeno tak menggubrisnya.

"Liat Noie um Sihun!"

"Om lagi konsentrasi, coba sini bunda mau liat~"

Jeno pun menunjukkan mobil buatannya pada sang bunda. "Ini unda~"

"Wah~" Doyoung mengambil mobil buatan Jeno yang hanya sebesar satu ruas jari. "Mobil kicik ya?"

Jeno tertawa saat bundanya meniru gaya bicaranya. "Xixixi~ Kicik unda!"

"Lucu, mungil kayak jarinya Jeno."

"Jali Noie?" Mata sipit itu menatap kesepuluh jari tangannya.

"Liat~" Sang bunda lantas menaruh tangan putranya pada telapak tangannya.

Lihatlah, telapak Jeno hanya setengah dari telapaknya.

"Mungil kan~" Kemudian Doyoung menggenggam tangan Jeno sambil tertawa.

"Tanan Noie kicik xixi~"

Sementara itu, Suara Jeno dan bundanya yang terlihat begitu senang membuat Lucas yang asyik menyusun lego menoleh.

"Casseu tanan Noie kicik!" Jeno kembali menaruh tangannya pada telapak bundanya. "Kicik kan Casseu!"

Lucas mengangguk. Dirinya juga ingin membandingkan ukuran telapak tangannya.

Jeno SafariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang