"Dadah unda~!"

5.1K 827 63
                                    

"Unda~"

Jeno yang baru bangun tidur siang setengah sadar berjalan menuju depan tv.

Setelah mendengar suara rengekan dari Jeno, Doyoung yang setrika merasa ada yang menimpa pahanya. Begitu dilihat,  terlihat Jeno sedang tidur berbantalkan pahanya.

"Bunda nyetrika loh~ Jangan tidur di sini~" Doyoung mencoba untuk membangunkan Jeno, tapi si kecil itu enggan untuk bangun.

"Es klim unda~" Rengek Jeno sembari menenggelamkan wajahnya di perut Doyoung.

Nyawa belom kekumpul yang dipikirin udah es krim aja.

"Udah jam 3, sekalian mandi gimana? Ntar baru beli es krim." Tawar Doyoung sambil mematikan setrikanya.

"No~!"

"Ya terus?

"Es klim telus didi~"

"Masak keluar tapi belom ganteng anaknya bunda?"

"Unda~"

"Apa~?"

"Es klim~"

"Berdiri dulu Jen, bunda mau naruh baju ini ke kamarmu."

"Ugh~!" Dengan sangat terpaksa Jeno bangun dari tidurnya. "Es klim unda~"

"Iya abis mandi." Jawab Doyoung singkat sambil membawa tumpukan baju Jeno ke kamar.

"Huh~! Unda nakal! Didi telus didi telus! Humphhhh~!"

Bayi bulat itu bersedekap dada sambil menggembungkan pipinya. "Unda nakal!" Kaki gempal itu menghentak hingga tanpa sengaja menjatuhkan tumpukan pakaian sang bunda.

"Upci. Noie ndak cengaja!"

Karena takut Doyoung akan marah padanya, bayi Jung itu langsung berlari keluar rumah.

"Yeay~ Buka buka~" Dengan cepat Jeno keluar dari pagar. Sepertinya tadi ketika sang ayah berangkat kerja ia lupa mengunci gerbang.

"Makli~"

Hanya anak tetangga itu yang Jeno pikiran.

Tok tok tok

Jeno mengetuk brutal pintu kayu rumah keluarga Lee. "Makli~ Noie main ni~"

Tok tok tok

Cklek

"Jeno?"

"Xixi~ Ayo beli es klim Makli~"

"Nggak ada uang aku." Cicit Mark.

Benar juga! Jeno juga tak membawa uang.

"Ah! Ngamen Makli~!"

"Heh! Nggak!"

"Huh napa?"

"Nggak boleh! Minta mami aja!" Mark pun masuk kembali ke rumah, meminta uang dan selanjutnya mengeluarkan sepeda milik Dahyun.

"Yuk naik." Ujar Mark sambil menepuk goncengan belakang.

"Yuk yuk!"

Diwaktu yang sama Doyoung tengah kebingungan mencari bayi pentolnya. Awalnya Doyoung ingin marah karena hasil setrikaannya di rusak, tapi ketika Jeno tak ada di rumah, Doyoung panik.

"Jeno! Bunda nggak suka ya bercandanya!"

Doyoung terus mencari di sudut-sudut halaman depan rumahnya. Bisa saja Jeno bersembunyi disana.

Keluar jangan jangan?

Bagaikan kilat Doyoung berlari menuju gerbang.

Kebuka! Duh Jeno~! Ini nggak ada yang nyulik Jeno kan~

"Jeno!"

"Jen~ Nggak lucu ya!"

"Jeno!"

Dan

Wush~

Seperti angin, Mark mengayuh sepedanya melewati Doyoung.

"Xixixi~ Unda~ Dadah unda~!" Jeno dengan senyum lebarnya melambaikan tangannya ke sang bunda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Xixixi~ Unda~ Dadah unda~!" Jeno dengan senyum lebarnya melambaikan tangannya ke sang bunda.

"Jeno!"

"Noie beli es klim Unda! Dadah~"

"Astaga~ Jeno ya Tuhan!" Saking syoknya Doyoung sampai tak bisa mengatakan 'Hati-hati' atau cepat pulang ke Mark.

"Santai besan~" Doyoung berjenggit kaget ketika tanpa aba-aba Ten dan Sungchan datang lalu menepuk pundaknya.

"Mark udah aku suruh jangan lama-lama, Jeno belum mandi kan?"

Doyoung mengangguk pelan.

"Tenang~ Sama mami Ten semua aman~"

.
.
.

Sesampainya di warung teh Lisa, Jeno harus berjalan seperti penguin. Pantatnya sakit karena harus duduk di boncengan besi.

"Mau rasa apa?" Tanya Mark sambil membuka freezer.

"Cokat! Tu itu~!" Jeno dengan gencar menunjuk salah satu es krim.

"Okey."

Setelah mengambil 2 es krim, Mark pun segera menggandeng Jeno menuju kasir.

"Noie cuka cokat Makli~" Ujar Jeno untuk mengusir kebosanan karena menunggu antrian.

"Tau~ Yang ada selainya coklatnya kan?"

"Hu'um!" Si Jeno mengangguk cepat.

"Aku suka ini." Mark menunjuk es krim rainbownya.

"Ooo~ Pi Noie cuka ini~"

"Hmm~"

Jeno pun menoleh ke pintu masuk, ada sesuatu yang menarik atensinya disana.

"Makli~ Ujin pukul Noie."

"Huh?" Mark yang kebingungan mengikuti arah pandang Jeno. "Woojin?"

"Pukul Noie gini."

Tangan Jeno yang mengepal dengan ringan menonjok pipi Mark pelan.

"Aw!"

"Cakit Makli?"

"Iya!" Mark berdusta. Padahal ia sama sekali tak merasa sakit.

"Maap~"

"Eh Jen," Mark teringat sesuatu, "berarti yang merah dulu itu gara gara dia?" Mark menunjuk Woojin yang kini telah memasuki toko.

"Hu'um!"

"Nggak usah takut, ada aku! Kalo nakal ntar aku pukul."

"Hu'um! Noie Ndak takut! Noie ada ayah!"

Mark terdiam. Benar juga, ayah Jeno mengerikan ketika tau putranya lecet. Sepertinya kini ia harus berhati-hati dengan Jeno atau nanti akan kena semprot seorang Jung Jaehyun.

.
.
.
TBC~

Jeno SafariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang