(3) "N-noie ndak tau~"

8.9K 1K 81
                                    

Sudah sejak satu jam yang lalu, Jeno berada di dalam pangkuan sang bunda. Sama sekali tak ada niatan baginya untuk mau turun dari sana.

"Bunda tanya, emang Jeno makan apa kemarin?" Pertanyaan Doyoung sontak membuat Sehun yang duduk tak jauh dari mereka membeku.

"Um cihun~"

"Kenapa sama om?"

"Kacih Noie~ hiks!"

"Om ngasih apa ke Jeno?" Tanya Kai dan suasana berubah menjadi gelap.

Jeno yang dibela semakin menunjukkan kemalangannya. Wajahnya yang memelas menatap tantenya penuh derita. "Hiks! Klipik itu~"

Tangan Jeno yang bergetar menunjuk sebuah toples yang ada di meja depannya. Sontak Kai langsung mengecek isi dalamnya toples.

"Kripik setan Sehun?"

"Lupa aku~ Sumpah. Aku pikir itu keju." Ucap Sehun penuh keyakinan. Memang benar, ia tak tau tentang rasa di toples itu karena baru di isi Kai semalan.

Mendengar pembelaan diri dari suaminya, alis Kai berkerut, "KEJU?! Sejak kapan aku beli keripik keju!"

Sementara itu, Doyoung yang melihat keributan antara kakak dan kakak iparnya menghela nafas, "sudah lah kak, jangan berantem-"

"Cakit nte~" Jeno merengek pada tantenya sambil memegang erat perutnya yang sebenarnya sudah sedikit enakan.

"Sakit sayang~?" Kai mensejajarkan dirinya dengan Jeno.

"Hu'um!"

"Maafin om Sehun ya~ Om Sehun nggak sengaja~"

"Ukai~!"

"Ugh~ Pemaaf sekali Jeno ini~"

Ketika tantenya itu hendak berdiri, Jeno kembali bersuara.

"Nte~ Um cihun kacih mimi topi~ Telus Noie ndak bica bobo~"

"Apa?!" Kai yang awalnya sudah tenang mendadak panik. Kopi katanya?!

"Hu'um! Ndak enak, Noie ndak cuka!"

Dengan gerakan pelan, Kai menoleh ke arah Sehun sambil melotot, "bisa kau jelaskan?"

"Aku nggak ngasih dia kopi~ Dia sendiri yang ngambil kopi ku~"

"Mana ada anak kecil bohong?"

Sementara itu, Doyoung beralih pada putranya, "Jeno main sama kak Lucas ya di belakang~"

"Hu'um!" Dengan segera Doyoung pun menggendong putranya ke halaman belakang tempat Lucas sekarang bermain. Ia tak mau putranya melihat pertengkaran Kai dan Sehun yang sama sama tak mau mengalah.

"NTE UM CIHUN NATAL NTE~ MALAH NTE MALAH~" Jeno berteriak sekencang-kencangnya agar si tantenya tau, "xixixi~"

"NTE UM CIHUN NATAL NTE~ MALAH NTE MALAH~" Jeno berteriak sekencang-kencangnya agar si tantenya tau, "xixixi~"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jeno, nggak boleh kayak gitu, nggak sopan namanya. Bunda juga yakin pasti putranya bunda ini kan yang iseng nyoba kopinya om Sehun? Hayo ngaku~"

"Xixi~ Noie penen lasa xixi~"

"Astagaa~ Kenapa Jeno jadi gini~ Siapa yang ngajarin?"

"Ayah xixi~"

"Jeno, dengerin bunda," setelah itu, terdengar semua ceramahan Doyoung tentang sopan santun dan tidak boleh menyulut api.

.

"Sehun! Gucinya masih kotor nih!" Ucap Kai sambil melihat telunjuknya yang ketempelan debu sehabis menyentuh guci yang dibersihkan Sehun.

"Udah aku bersiin itu! Aku lulurin juga tadi! Dianya aja yang item!" Rasanya Sehun mau melempar lap kainnya saja begitu mendengar protesan ini itu dari istrinya.

"Mana buktinya? Nih liat!" Kai yang tak mau mengalah menunjukkan telunjuknya tepat di mata Sehun.

"Bersihin lagi nggak?"

"Nggak!"

"Kalo nggak ya kau tidur sama anjingmu itu!"

"Lah!"

Sehun pun memejamkan matanya sambil mengambil nafas dalam-dalam. "Nih! Liat! Aku bersihin lagi kan sayang ku~" Dengan senyum terpaksanya Sehun kembali mengelap guci yang Kai bilang kotor tersebut.

"Gitu dong! Aku mau belanja, awas aja kalo masih ada debu di sana sini, ganggu Jeno apalagi."

"IYAAAA~! Dah sana belanja~"

"Okey~ Kalo ada yang mau di beliin chat aku aja~"

Sepeninggal Kai, Jeno dengan robot ironmannya melintas di depan Sehun dengan cengiran khasnya. "Ayo um Cihun belcih belcih~ Nti Noie kacih topi xixi~"

 "Ayo um Cihun belcih belcih~ Nti Noie kacih topi xixi~"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sana sana~! Jangan deket deket!"

Bukan tanpa alasan Sehun mengusir Jeno. Sungguh ia tak mau tidur di luar karena anak di depannya ini.

Tapi, bukannya menjauh, Jeno semakin mendekat. "Xixi~"

"Sana!" Jeno menggeleng keras.

"Ndak mau~ Noie mau itut um Cihun~"

"Nggak! Sana main sama Lucas aja!" Tolak Sehun sambil mendorong pelan Jeno.

Namun, Jeno dengan segenap kekuatannya melangkah maju agar tubuh gempalnya itu berhasil memeluk kaki omnya, "Ndak mau!"

"Jeno!"

"Cihun!"

"Jeno! Om hitung sampai 3 kalo-"

Pyarrr

Tanpa bisa dicegah guci kesayangan Kai pun pecah berkeping-keping akibat tersenggol Jeno yang ingin memeluk omnya. Suara nyaring yang tercipta berhasil membuat 2 orang yang tengah bertengkar itu membeku.

Mati aku!

"N-noie ndak tau~" Secepat kilat ia berlari dari tempat kejadian dan menemui bundanya di halaman belakang. 

"JUNG JAEHYUN SIALAN!"

.

"Hachi!"

Di sisi lain, terdapat Jaehyun yang frustasi karena berkali-kali bersin di tengah wisata kulinernya, "ini kenapa sih! Padahal aku nggak minum es!"

.
.
.
TBC~

Jeno SafariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang