"UNDA NAPA TAWA NOIE!"

4.3K 559 27
                                    

"Noie mau nyanyi!"

"Nyanyi?! Sini-sini~" Sang ayah langsung menaikkan Jeno ke sofa, seakan-akan sofa tersebut adalah panggung hiburan.

"Xixi~"

"Satu~ Uwaa~ Tiga!

Bila ku ingat lelah ayah bunda~
Bunda piala piala akandaku~
Sengga aku besallah~~"

Senyum kedua orangtuanya mengembang. Melihat putranya dengan kosakata seadanya berusaha untuk menyanyikan sebuah lagu untuk mereka.

"Waktu ku kecil hidupku
Amatlah senang
Senang-" Jeno menatap bundanya dengan tatapan polosnya. Ia lupa!

Sang bunda yang mengerti langsung meneruskan nyanyian putranya. "Senang dipangku dipangku di~"

"Lupa undaa~"

"Sini sini~"

Si kecil Jung pun menghambur ke pelukan bundanya. Agak brutal Jeno mendusal di perut Doyoung sampai sang bunda sedikit menahan nyeri di perutnya.

"Sakit?" Tanya Jaehyun yang khawatir karena Doyoung baru saja di operasi.

Doyoung menggeleng pelan. Ia lantas memposisikan Jeno agar duduk dengan benar. Si kecil pun duduk bersandarkan dadanya. Kemudian Doyoung berbalik agar bisa bersandar pada sofa.

"Mau bunda nyanyiin lagu tadi?"

"Hu'um!"

"Bila kuingat lelah ayah bunda
Bunda piara, piara akan daku
Sehingga aku besarlah~

Waktu ku kecil, hidupku amatlah senang
Senang dipangku, dipangku, dipeluknya
Serta dicium, dicium, dimanjakan
Namanya kesayangan~"

"Xixi~" Jeno tertawa mendengar akhir lagu dari mulut bundanya. Terlebih sang bunda mencium pucuk rambutnya bertubi-tubi.

"Noie kesayangan?"

"Masih kau tanyakan itu Jeno?" Jaehyun mencubit pipi gembil putranya.

"Tentu saja~ Jeno anaknya bunda sama ayah~ Satu satunya~"

"Xixixi~ Sayang unda!"

"Ayah nggak?" Tanya Jaehyun yang telah di abaikan oleh Jeno.

"Heum~?" Jeno menggosok dagunya dengan telunjuk kanannya dengan matanya yang melirik langit-langit rumah. Seolah-olah ia berpikir keras apakah ayahnya pantas disayang atau tidak.

"Wah~ Ayah sedih~"

"SAYANG AYAH!" Tanpa aba-aba Jeno langsung meloncat ke arah ayahnya. "Xixixixi~ Jeno sayang ayah!"

"Heumm~ Gemes banget sih bolu pandan ini~"

Bolu pandan?!

Jeno mendadak ingin makan kue.

"Undaa Noie kuee~"

"Di kulkas sayang."

"Kekuatan supel!"

Jeno pun berlari ke dapur. Supernoie tak boleh lama untuk mendapatkan kue di kulkas.

"Doie, maaf. Gara gara trauma ku kamu jadi takut sama aku kemarin."

"Hm~"

"Aku-"

"Udah~ Kuaci emang lebih baik disana. Jauh lebih baik Woojae~ Aku ikhlas~" Doyoung pun membawa Jaehyun ke pelukannya. Memberikannya rasa nyaman.

"Jangan takut sama aku~" Sungguh Jaehyun kecewa pada dirinya yang membuat Doyoung ketakutan padanya. Karena sikapnya selama ini tanpa sadar membuat Doyoung terus-terusan khawatir.

"Iya~"

Perasaan apa ini? Doyoung sangat hangat melihat bagaimana Jaehyun tak mau kehilangan dirinya. Ia sangat merasa berharga. Tapi di lain sisi ia harus mengorbankan keinginannya.

Ah~ Papanya kemarin bilang, nggak ada hidup tanpa pengorbanan.

Ikhlaskan aku jika memang hanya bisa memiliki Jeno.

Gubrak

"HUWAAAAA~!"

"JENO!"

Jaehyun maupun Doyoung sontak berlari tunggang langgang ke dapur.

"Ya Tuhan lemarimu kok bisa patah pintunya!"

"Ndak tau ayah~ Huhuuu kaget undaa~"

"Lemari kayu ini yang!" Jaehyun tak percaya dengan apa yang dilihat.

Lemari kayu yang kokoh entah bagaimana bisa lepas pintunya karena Jeno tarik. Sekuat apa Jeno sebenarnya.

"Ahaha~"

"UNDA NAPA TAWA NOIE!"

.
.
.
TBC~






[Btw dikit" aja yak:)]

[Btw dikit" aja yak:)]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[No edit edit🤗]

[Lagi! Minhyun abis dari Banyuwangi]
[Oleh" buat dedek noie]

[Lagi! Minhyun abis dari Banyuwangi][Oleh" buat dedek noie]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jeno SafariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang