"Noie ndak cuka pidas xixi~"

6.4K 869 91
                                    

Kini, di pinggir lapangan, terlihat Jeno sedang duduk di bangku panjang sambil sesekali menatap bocah disampingnya. Sejujurnya ia sama sekali tak tertarik dengan ayahnya. Sejak tadi Jeno begitu penasaran dengan seorang bocah seumurannya. Ia cantik, kulitnya seputih kulit miliknya, juga rambut bocah itu begitu panjang dan sangat hitam. Ah! Dan terlebih lagi, permen loli yang sedang di makannya.

Fyi, sebenarnya bukan hanya mereka anak kecil yang berada di sini. Hanya saja Jeno belum sempat melihatnya karena tadi ia dan Jaehyun datang terlambat. Dan bocah yang di maksud itu sudah pergi cari makanan.

Jeno yang tertarik dengan permen itu menimang-nimang mau berkenalan atau tidak. Maunya iya, tapi wajah bocah itu terlihat ketus dan menakutkan. Jeno jadi mengurungkan niatnya.

Lama Jeno berfikir tiba-tiba saja bocah itu berbalik.

"Mau pelmen?" Tawar bocah itu sambil menyodorkan sebuah permen loli.

"Huh?"

Jeno belum siap diajak bicara. Mata sipit itu hanya mengerjap pelan.

"Ndak mau ya cudah~" Bocah itu kembali berbalik.

Yah~ Padahal Jeno baru saja ingin menjawabnya.

Hum~ Pelmen~

Bayi Jung itu kemudian menunduk. Lebih baik ia melihat sepasang sepatunya daripada gadis dengan permen loli itu.

Pelmen~

"Jeno!" Si kecil Jung langsung mendongak.

Melihat ada sosok teman, Jeno langsung berlari menuju Yeonjun, bocah tampan yang ditemuinya sekali dua kali saat ayahnya bertanding dengan teman kantornya. Atau intinya, Yeonjun adalah anak teman Jaehyun.

"Ka Ujun!"

"Kenalin, ini temenku, Soobin~"

Jeno pun mengalihkan pandangannya ke arah bocah yang jauh lebih tinggi dari Yeonjun dan dirinya. "Cubin?" Dahi Jeno berkerut, ia sangat asing dengan bocah didepannya.

"Noie ndak tau~" Ucap Jeno lagi.

"Karna Soobin nggak pernah ikut papinya main~" Si Yeonjun menoleh ke arah temannya, "ngomong dong! Masak aku terus sih!"

Si Soobin yang di tatap seperti itu beralih pada apa yang ada di genggamannya. "Mau ini?" Soobin menyodorkan seplastik pentol pada Jeno.

"Pidas? Noie ndak cuka pidas xixi~"

"kicap~ Ndak ada caus."

"Ooo~ Mau~" Dengan senang hati Jeno mengambil pentol yang diberikan Soobin. "Xixixi~"

"Duduk yok~" Yeonjun pun langsung duduk di bangku dekat bocah yang sedang memakan permen loli.

"Cubin duduk duduk yuk~" Tangan mungil Jeno langsung menarik tangan Soobin untuk diajak duduk di samping Yeonjun.

Begitu mereka duduk, Jeno yang menyukai pentol di taman ini langsung memakan pentolnya tak sabaran. Ia begitu lahap memakannya, hingga Soobin yang melihatnya sampai ngeri.

"Cuka?"

Jeno dengan mulut penuhnya mengangguk cepat.

"Cubin baik~ Noie cuka!"

Si Jeno lalu tersenyum manis. Soobin yang melihatnya reflek ikut senyum juga.

"Yuqi tumben ikut~"

Jeno lantas menoleh ke bocah berambut panjang itu. Yuqi?

"Mama pelgi cama tante Jihyo, aku ikut ayah hehe~" Jawab Yuqi.

"Ooo~" Si Yeonjun mengangguk paham.

Yuqi yang awalnya hendak melihat ayahnya lagi terhenti begitu melihat 2 orang di samping Yeonjun. "Itu capa?"

Tanpa diminta Yeonjun untuk memperkenalkan diri, Jeno sudah berdiri dan menghampiri Yuqi. "Noie~! Ni Noie xixi~"

"Noie?"

"Jeno namanya." Jelas Yeonjun.

"Yuqi mau pintol~?" Bayi Jung itu menyodorkan pentolnya pada Yuqi.

Sementara itu, Soobin yang melihatnya mendadak sebal. Bagaimana tidak? Pentol yang ia berikan ke Jeno malah diberikan ke orang lain oleh bocah bulat itu.

"Ndak~ Ku ndak cuka~"

Mendengar penolakan itu Jeno menarik lengannya pelan. Sejujurnya Jeno masih menginginkan permen milik Yuqi tadi. Jadi ia pikir, dengan cara bertukar makanan, seperti cara ia mendapatkan makanannya Hwall, Yuqi akan menawarkan permennya lagi. Tapi nyatanya tidak. Yuqi menolak pentolnya.

"Yuqi ayo pulang~!"

Serempak para bayi yang sedang bercengkrama itu menoleh. Ternyata bangku panjang sebelah yang telah ramai dengan para bapak.

"Iya ayah!" Bocah dengan rambut panjang itu pun berlari menuju ayahnya yang ada di bangku sebelah. "Dah~"

Dan tak lama kemudian, Jaehyun dengan menenteng tas mendekati putranya.

"Jeno, yuk pulang, bunda udah telfon galonnya abis."

Namun, Jeno sama sekali tak menyukai ucapan Jaehyun. Karena sampai bundanya menelfon, ia sama sekali tak mendapatkan apa yang ia inginkan.

Pelmen~

Jeno menatap nanar Yuqi yang kini telah digandeng ayahnya keluar lapangan.

"Jen?"

Hening

"Liat apa sih?" Jaehyun yang penasaran pun mengikuti arah pandang putranya. "Tau aja yang bening Jen~" Kekeh Jaehyun.

"Pelmen~ Itu~" Rengek Jeno pada ayahnya.

"Huh?"

"Mau pelmen yah! Yuqi ndak kacih Noie!" Kini bocah itu menghentakkan kakinya karena kesal si bocah itu tak jadi memberikan permennya. Bahkan pentol yang masih beberapa itu terhempas ke lantai.

Jaehyun terdiam. Jadi Jeno cuman pengen permennya?

"Nanti ayah kasih. Yuk pulang, kasian bunda nggak bisa minum~"

"Pelmen yah!"

"Iya~!"

Sebelum Jeno meninggalkan tempat itu, ia baru sadar jika Yeonjun dan Soobin telah meninggalkannya. Terlambat~ Padahal Jeno ingin berpamitan.

"Humm~"

.

Omake

Di keesokan paginya, ketika Mark, Sungchan dan tante Ten bermain di rumahnya,

"Makli, Cubin kacih Noie pintol~ Enak! Noie cuka~" Si kecil Jung itu begitu antusias menceritakan tentang kejadian tadi malam.

Akan tetapi yang diajak bicara terdiam. Mark hanya fokus pada puzzle yang sedang disusunnya.

"Cubin baik Makli~ Pi Yuqi ndak~"

Sebenarnya, jika Jeno tau, tadi malam Mark berniat memberi sebungkus cookies yang ia beli di sekolah. Tapi begitu Mark mau ke rumah Jeno, ia melihat tetangga sebelahnya masuk ke mobil bersama ayahnya, dan itu membuat Mark kembali lagi ke rumah dan tak jadi memberikan cookiesnya.

"Makli? Napa diem?"

"Ndak papa."

"Humm?"

Mark semakin menunduk. Dan itu membuat Jeno yang ingin melihat wajah temannya sampai gelesotan di lantai.

"Makli?"

Mark kenapa?

.
.
.
TBC~

Jeno SafariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang