"AYAH TIPU NOIEE~!"

4K 627 96
                                    

2 Minggu kemudian

Doyoung mengangkat hpnya yang berdering.

"Halo kak?"

"Doy aku disuruh bilang ke kamu kalo Ten mau pindah."

"Pindah?!"

"Iya nanti sore."

"Kak Baekhyun nggak bohong kan?!"

"Nggak Doyoung. Nggak usah kesana. Itu pesan Ten. Udah ya aku tutup."

Ten~

Doyoung kecewa. Ten benar-benar tak pernah mau terbuka dengannya. Ia tau itu adalah haknya Ten mau terbuka dengan siapa, tapi mereka teman kan? Ten sendiri yang mengatakan mereka adalah sahabat.

Tapi ini apa?

.

Sepulang sekolah Jeno, Doyoung membawa putranya ke rumah Ten berdasarkan alamat dari Jaehyun. Ia tak peduli jika Ten mengusirnya.

"Doyoung~" Ten menaruh kardusnya di meja saat melihat temannya datang.

Kenapa seperti ini? Aku pikir kita akan bertetangga sampai tua.

"T-ten, barang apa yang belum di packing?" Suara Doyoung yang bergetar membuat Ten semakin merasa bersalah.

"Jangan. Kamu abis operasi kan?"

"Kamu tau keadaanku tapi aku nggak tau keadaanmu. Aku selalu ingin kesini tapi Jaehyun terus melarangku. Atau sebenarnya kamu sendiri yang nggak mau aku kesini tapi lewat Jaehyun?"

"Mainannya Sungchan belum aku packing." Ten pun pergi mengangkat kardusnya lagi untuk ditaruh di teras rumah.

.

Sementara itu di teras rumah,

"Makli mau mana?"

"Pergi jauh."

"Lama?" Jeno menatap was was koper-koper dan beberapa kardus Mark yang berjajar di depan rumah.

"Nggak tau." Sedikit pun Mark tak mau menatap mata Jeno.

"Noie sama sapa~"

"Kan udah ada Woojin, Changbin, Soyeon, Jihoon sama yang lain."

"Makli napa pelgi~"

"..."

"Makli ndak sayang Noie?"

.
.
.

"Ten, yakin mau ke Bandung?" Tanya Doyoung setelah semua barang berhasil mereka taruh di luar.

"Ya gimana lagi?"

"Tapi Mark sama Sungchan-"

"Aku cuman pengen anak-anakku tumbuh di keluarga yang baik, lingkungan yang baik."

"Ten~ Maaf~" Doyoung membawa Ten ke pelukannya. "Aku nggak ada pas kamu lagi kesusahan."

Ten menggeleng pelan. "Aku yang nggak mau Tokki. Aku malu hiks! Maaf~"

Doyoung pun mengeratkan pelukannya. Mencoba memberikan rasa aman walau percuma.

.
.

"Taksiku udah dateng. Ayo Mark."

"Makli~ No~!" Bayi gempal Jung itu langsung memeluk erat Mark agar Ten tak bisa menjangkau temannya.

"No nte no~! Makli Noie hiks!" Jeno tau jika Ten akan menjauhkannya dari Mark. Ia tak boleh membiarkan ini terjadi.

Jujur saja, Ten juga tak tega memisahkan anaknya dengan temannya. Tapi mau bagaimana?

Jeno SafariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang