"Uwa~ Huwal kelen~"

6K 845 97
                                    

"Unda~ Nana Noie mana unda~"

"Buat apa bawa bebek? Jeno sekolah buat belajar bukan mau ternak bebek."

"Noie main ayah~" Sanggah si kecil sambil terus mencari bebek karetnya di kolong meja tv.

Namun, hal itu membuat Jaehyun yang gemas langsung membawa Jeno ke sofa untuk di uyel-uyel pipi gembilnya.

"Aywah~! Nwo~!" Sekuat tenaga Jeno mencegah sang ayah yang hendak menggigit pipinya.

"Nggak! Gemes ayah!"

Krauk

"Aaaaaa~! Cakit!"

Plak

Jeno yang tak terima pipinya digigit oleh sang ayah langsung menampol pipi Jaehyun yang sama gembilnya.

"Aw!"

"Ayah nakal! Cakit humph!" Pipi Jeno menggembung sempurna, dan hal itu membuat bekas gigitan ayahnya terlihat jelas.

"Abis gemesin sih Noie nya ayah~"

"Noie nya unda ndak ayah!" Mata sipit itu memicing.

"Kalo gitu minta sakunya ke bunda. Jangan ke ayah."

Mendengar itu Jeno langsung memeluk lengan Jaehyun erat-erat. "Ndak mau~" Memang Doyoung memberikan ia saku jika Jaehyun tak punya receh. Tapi meskipun begitu, uang dari ayahnya adalah yang utama.

"Ahahaha~ Padahal uangnya ayah banyakan bunda~"

Si Jaehyun yang masih tertawa lalu bersandar pada sofa. Lelah juga ia menggoda putranya.

"Yah~ Caku~"

Hening

Sang ayah itu tengah terfokus dengan mobil baru Jeno yang ada di meja. Ia merasa ada yang aneh dengan gambarnya. Karena penasaran, Jaehyun langsung mengambil mainan itu.

"Ini," Jaehyun memicingkan matanya, bahkan sesekali ia mengucek matanya, takutnya matanya yang bermasalah, "k-kenapa ada lope lope disini?!"

Sementara itu, si kecil yang melihat ayahnya heboh jadi kebingungan. "Apa ayah? Apa?"

"Ten! Awas kau ya!" Jaehyun menaruh kasar mobil itu di meja.

Brak

"Ayah!" Jeno yang tepat di samping Jaehyun berjenggit kaget.

"Kenapa sih Jae? Pagi pagi udah emosi." Doyoung yang datang dengan tas koper Jeno harus terkejut mendengar bunyi benturan mobil Jeno dengan meja kacanya.

"Liat! Masak nih gambarnya ada lope lopenya! Mana ada inisialnya JN sama MK lagi!"

Dahi Doyoung mengernyit, kemarin ia memang tidak terlalu memperhatikan gambar yang ada di mobil Jeno.

"Mana?" Tangan Doyoung pun meraih mobil yang diberikan Mark itu.

Benar! Begitu dilihat, memang motif love itu bukan sekedar halusinasi Jaehyun.

Astaga~ Ten kau ini!

"Tak bisa dibiarkan!" Tiba-tiba Jaehyun bersuara.

Srek

Ayahnya Jeno itu bergegas masuk ke ruang kerjanya, meninggalkan si kecil yang sama sekali tak mengerti keadaan.

"Unda~ Ayah mana?"

"Ke ruang kerja paling, udah yuk berangkat sekolah. Ayah masih nanti berangkat kerjanya."

"Hu'um!"

Dengan dibantu dengan Doyoung, Jeno pun turun dari sofa.

"Pamit sama ayah sana."

"Hu'um! Eh! Caku Noie!"

Secepat kilat, Jeno berlari menyusul ayahnya. Demi uang saku, Jeno mengerahkan energi sarapannya. Dua libu~

.

.

Di sekolah, ketika Jeno hendak memasuki kelas,

Cklek

"Halo~ Xixi~" Si Jeno yang menyembulkan kepalanya dari balik pintu tersenyum manis.

"Jeno!" Hwall yang sedang memainkan mobil-mobilan di kelas berlari ke arah pintu.

"Xixixi~"

"Malin mana~?" Tanya Hwall begitu Jeno telah masuk ke dalam kelas.

"Noie nanas~ Xixi~" Dengan bangganya Jeno memamerkan rentetan giginya.

"Nanas? Huwal cuka nanas!" Bocah bernama Hwall itu berteriak heboh. Ia sangat menyukai buah nanas. Begitu pula dengan ambunya.

"Huh?" Dahi Jeno berkerut, apa ia tak salah dengar?

"Huwal cuka cakit?" Jeno menatap Hwall penasaran.

"Hu'um!" Hwall mengangguk cepat.

"Waa~ Huwal kelen~ Kuat!" Jeno memberikan kedua jempolnya pada Hwall. Sungguh, ia benar-benar kagum dengan temannya ini. Dia menyukai sakit yang padahal menurut Jeno itu adalah hal yang sangat menyiksa. "Noie cuka!"

"Hmm~ Gue emang kelen~" Hwall lalu bersedekap dada dan mengangguk bangga.

"Noie bawa bumbubii cama ilon man~"

"Ah! Yok main!" Hwall lantas mencari teman yang satunya, "Cana ayok main!"

"Noie cali Nana ya~"

"Hu'um!"

Setelah menaruh tasnya, Jeno bergegas ke kelas sebelah untuk mencari Jaemin.

.

Sementara itu, di kediaman keluarga Jung, si Jaehyun dengan lengan kemejanya yang dilipat hingga siku terlihat sedang tersenyum bangga.

"Nah~ Gini kan bagus~"

"Jung Jaehyun emang jenius~"

"Beruntunglah Jeno punya ayah kayak aku~"

"Ahahaha~"

Cklek

Pintu rumah itu terbuka. Sedetik kemudian muncullah Doyoung dengan helm putranya.

"Nggak berangkat Jae?"

"Nunggu bunda hehe~" Si Jaehyun sedikit berdusta.

Pria tampan itu pun membenarkan lengan kemejanya. Ia lalu berpamitan dengan istrinya lalu berangkat ke kantor.

Meninggalkan karyanya yang di tempel di mobil sang putra.

Sederhana, hanya di bagian belakang, Jaehyun menempel sebuah kertas yang bergambarkan kepala dirinya dengan sang putra. Yah meskipun tak sebagus gambar punya Ten.

Tapi tak hanya itu, Jaehyun menaruh sebuah tulisan besar diatas gambarnya. 'Jeno punyaku! Jangan disentuh!'

Ah! Tentang love love yang ada di kap mobil, Jaehyun menindihnya dengan stiker palu dan obeng. Yah~ Meskipun ia tak menyukai gambarnya, Jaehyun masih menghargai Ten yang bersusah payah menghasilkan karya.

"Ahahahaha~"

Mari kita lihat bagaimana respon Jeno begitu melihat mobilnya setelah sang ayah ikut menghiasnya.

"Anakku pasti bangga~" Si Jaehyun yang menyetir mobil langas menatap langit sebentar, "wah~ Langit cerah sekali~ Jadi nggak sabar pulang~"

.
.
.
TBC~

Jeno SafariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang