"Yah ntar malem aku mau pergi sama Nana cari buku."
Jaehyun yang sedang berfokus pada laptop beralih pada putranya.
"Harus keluar malem?"
"Ya iya~ Kan dipake lusa bukunya, besok aku les."
"Ayah aja yang beliin. Apa nama bukunya?"
"Yah plis~ Nana nggak ngebut kok~"
"Jen, Jaemin udah ada SIM?"
"Belum~"
"Ayah bolehin kalian pergi berdua kalau Jaemin udah ada SIM, kau juga! Masih kelas 10 gitu."
"Tapi Nana udah berangkat yah, bentar lagi sampe."
Jaehyun menghela nafasnya berat. Anak remaja jaman sekarang kenapa susah dibilangin? Mereka belum legal menyetir kendaraan tapi sudah nekat.
"Jeno, intinya ayah bilang iya apa nggak kamu bakal tetep berangkat kan?" Jaehyun bersedekap dada dan menyandarkan punggungnya ke kursi.
Jeno terdiam.
"Bukannya ayah nggak mau kamu pergi sama Jaemin. Kalian masih dibawah umur. 16 tahun."
"Bentar lagi 17."
"Ya benar! Tunggu sampai punya KTP dan SIM! Baru ayah bolehin kau keluar sama Jaemin sendiri."
"Malem malem yah?"
"Nggak semuanya! Kalo keluar malem ayah bakal pilih pilih."
"Loh? Kalo gitu masak keluar malem harus sama Mark terus? Bosen lah yah!"
Jaehyun menyeringai. "Bosen apaan? Tiap mau keluar paling ribet cari baju gitu."
"Nggak ya yah!"
"Mau bukti? Bunda saksi hidupnya loh."
"Nggak sayang ayah!"
"Ahaha~ Noie Noie~" Si Jaehyun pun kembali fokus pada laptopnya.
"Yah dibolehin nggak? Nana udah mau sampe katanya~" Cicit Jeno sambil menunjukkan kolom chat Jaemin.
"Ayah pikir nggak jadi. Emang butuh banget?"
Jeno mengangguk cepat.
"Kalo gitu bentar." Jaehyun mengambil hp dan menelfon seseorang.
.
.
."Mau kemana ini?"
Jeno yang duduk di jok belakang menghela nafasnya. "TP kan na?"
"Iya." Jawab Jaemin yang duduk di samping kemudi sambil tersenyum kecut.
"Okey~" Mark pun mulai menjalankan mobil Jaehyun.
Saat mereka telah sampai di jalan raya si putra semata wayang Jung Jaehyun mengambil hpnya.
.
Nana
Maaf Mark malah ikut
Gpp, besok kalo aku udh ada SIM
kita pergi berdua ajaIya
.
Jeno menyimpan hpnya ke saku. Kemudian ia membuang mukanya ke jendela. Menatap jalanan yang begitu ramai oleh kendaraan.
Hah~
Tentang pesan terakhir Jaemin, Jeno jadi ragu, apa iya dirinya bisa pergi dengan Jaemin? Sang ayah jika nggak cocok tak akan mengijinkan. Seperti saat ini.
.
.
.Mereka pun telah sampai di basement mall. Mark dengan hati-hati memarkirkan mobil paling dekat dengan pintu masuk.
"Sampai~" Ujar Mark saat selesai memarkir mobil.
Si Jaemin yang tak menyukai suasana di mobil bergegas keluar. Sejak tadi mereka memang hanya diam dan larut dengan pikiran masing-masing. Lebih baik ia keluar, terlebih wajah Jeno seperti ada yang ingin di katakan pada Mark.
"Maaf jadi nganter kita." Cicit Jeno ketika Jaemin telah menutup pintu mobil.
"Nggak papa. Itu tandanya om udah percaya sama aku."
"Hm~ Soal Nana, aku pergi sama dia buat cari referensi tugas sekolah."
"Oh~ Kirain mau kencan."
"Nggak lah. Nanti ada yang marah tapi bukan siapa-siapa."
"Nyes banget aku dengernya. Udah ayok keluar, kasian tuh temennya nunggu."
Jeno dan Mark pun keluar dari mobil. Menyusul Jaemin yang telah berada di pintu masuk.
"Jen, Jaem, aku beli chotime dulu ya, Sungchan nitip tadi."
"Akuu~ Kayak biasa ya!" Jawab Jeno antusias.
"Okey~ Jaem? Nitip nggak?"
"Nggak deh, lagi pengen kopi."
"Ya udah sekalian."
"Aku chat aja, belum kepikiran."
"Okey~ Noie yang pinter sama Jaemin, ngerti?"
"Dih! Dikira anak kecil apa!" Protes Jeno.
"Ahaha~ Aku pergi dulu."
Mark berjalan berlawanan dengan arah Jeno dan Jaemin. Ia tersenyum lebar saat mengingat Jaehyun menelfonnya tadi.
Ahaha~ Boleh ngerasa menang nggak sih om? Nggak sia-sia sering om pelototi~
.
.
.
fin[Tb" pengen buat gini]
[Sumpah Minhyun plin plan bgt orangnya]
[Gpp yaa][Kalo protes Minhyun unpub part ini]
[Wkwkw]

KAMU SEDANG MEMBACA
Jeno Safari
Fiksi PenggemarBagaimana ketika si Noie kecil masuk taman kanak-kanak? [untuk yang baru baca, bisa ke baby Jeno daily dulu ya, biar nggak begitu bingung~]