"Nya unda Noie bawa."

5.3K 764 163
                                    

"Morning baby~"

Jeno langsung berhenti. Ia yang setengah mengantuk keluar dari kamar untuk mencari bundanya. Tapi mengapa yang ia dengar di dapur adalah suara sang ayah?

"Undaa~"

"Bunda sakit, Jeno sama ayah sekarang."

"No~ Undaaa~"

"Jeno," Jaehyun memegang kedua pundak Jeno, "dengerin ayah. Bunda sakit, sekarang Jeno sama ayah. Ngerti?"

"Unda~" Sekali lagi Jeno merengek. Ia bahkan menyingkirkan tangan ayahnya.

"Okey! Kita liat bunda."

.

"Unda?" Jeno menatap bundanya penuh khawatir.

"Eungh?" Sedikit berat Doyoung membuka matanya. "Morning Jeno~"

"Cakit unda?"

"Iya. Panas dikit." Si Doyoung berusaha untuk tersenyum.

"Noie kacih ubat!"

"Udah sayang. Ayah udah kasih bunda."

"Cini~" Jeno menepuk pelan dahi bundanya yang panas.

Biasanya ketika panas bundanya selalu menempel baibai fever. Jadi Jeno sedikit bingung saat bundanya panas tapi tak ada plester itu di sana.

Doyoung yang paham terkekeh pelan. "Di kulkas, minta bantu ayah ya."

"Hu'um! Noie mbil!"

.
.
.

Bel istirahat berbunyi, sang guru kelas Jeno pun segera meminta anak didiknya untuk menaruh kertas gambaran mereka di meja guru.

"Abis dikumpulin kalian langsung istirahat ya~"

"Iyaaa~"

Dan dibelakang sendiri, terlihat Jeno sedang melihat isi tasnya. Bibir mungilnya lantas mengerucut.

Ndak bica taluh caku~

"Jeno ayo dikumpulkan kertasnya."

Suara interupsi dari Bu Sunny menyadarkan Jeno akan tugasnya.

"Iya Bu Cani~"

Si kecil Jung lalu menyeret tas kopernya ke depan. Sunny yang mengetahuinya mengernyit.

"Kenapa bawa tas? Ini bukan jam pulang." Tanya Sunny setelah Jeno menaruh kertas di meja.

"Uang Noie ndak bica taluh caku~"

"Kok bisa? Emang berapa uangnya?"

"Dua libu~"

Sunny terdiam. Emang sebesar apa uang dua ribu sampe nggak bisa masuk saku?! Tapi karena tak mau membuat Jeno kesal, Sunny pun hanya mengangguk dan menyuruh anaknya Jaehyun keluar kelas.

"Mau manaa?"

"Huwal? Noie mau ke bibi."

"Beli jajan?!"

"Hu'um!"

"Gue ikut!"

Jeno mengangguk, setelahnya ia menyodorkan tasnya ke Hwall dan berjalan mendahuluinya. "Bawa Huwal~"

"Siap bos!"

.

Sesampainya di kantin Jeno langsung meneliti isi etalase. Ia terus menimang-nimang makanan apa yang sekitanya bundanya suka.

Jeno SafariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang