"Kalo nggak kuat telfon aja biar ku susul." Ujar Jaehyun setelah meneguk habis segelas air putih.
"Kuat kuat, nggak jauh jauh amat kok. Oh iya ntar pas aku udah sampe sekolah jemput sepedanya Jeno ya. Biar nanti pulangnya tetep aku jemput pake motor. Kasian kalo bolak balik sepedaan."
"Telfon aja nanti."
Si Doyoung lalu menatap putranya yang sedang menghabiskan segelas susu coklat hangat.
"Pelan pelan Jen~"
Tak
Jeno menaruh gelas plastik warna merahnya ke meja. "Ayo unda!"
"Nggak sabar banget~? Udah kangen sama temen-temennya?" Tanya Doyoung sambil memainkan surai hitam putranya.
"Noie mau pida pida~ Ayooo~"
"Pamit sama ayah dulu gih~ Bunda ambil tasnya Jeno bentar."
"Ukai!"
Bayi Jung itu lantas turun dari kursi dan berjalan menuju sang ayah. Dengan menggebu-gebu Jeno mengatakan akan berangkat sekolah menaiki sepeda barunya. Ah~ Tak lupa Jeno meminta uang sakunya.
"Caku yah xixi~!"
"Nih 3 ribu, tapi Jeno harus berhenti tengah jalan." Bisik Jaehyun sambil menyodorkan uang 3 ribu ke bayinya.
"Huh?"
"Nurut sama ayah oke! Kalo nanti berhenti pas pulang sekolah ayah kasih seribu deh."
"Ukai?"
"Nah gitu baru anak ayah! Udah sana berangkat!"
"Ukai~ Noie cekulah ayah~"
"Yang pinter."
Selesai berpamitan, Jeno bergegas menghampiri bundanya di halaman depan. Lalu dengan cekatan ia menuntun sepeda roda 4 nya keluar garasi selagi bundanya membuka pagar rumah.
Begitu pagar terbuka, Doyoung langsung memasangkan helm sepeda ke kepala Jeno.
"Dengerin bunda, nanti kalo sepedaan di pinggir, nggak boleh tengak-tengok. Okey?"
"Hu'um!" Si Jeno mengangguk patuh.
"Yuk berangkat!" Sang bunda yang memakai tas koper milik Jeno mulai menaiki sepedanya.
"Yeay~! Pida pida~ Dah ayah~!"
"Hm~"
Berbeda dengan Jeno yang sangat senang akhirnya ia bersekolah dengan menggunakan sepeda. Sang ayah, Jung Jaehyun, hanya diam melihat 2 sepeda yang terparkir di halaman rumah.
"Ini Doyoung kuat nggak ya? Kalo kuat buat Jeno aja yang nggak kuat kan udah ku sogok seribu." Jaehyun menatap khawatir pagarnya yang masih terbuka.
"Aduhh~ Puasa seminggu ini mah~" Dengan langkah gontai Jaehyun pun menutup pagarnya.
.
Selama perjalanan si kecil Jung terus menyanyikan lagu-lagu yang diajarkan Sunny di sekolah. Suara cemprengnya tentu saja menarik perhatian orang-orang yang dilewatinya.
Namun saat mereka hampir sampai di tujuan, Jeno tak lagi bernyanyi.
"Jen liat ke depan." Tegur Doyoung saat putranya terus menoleh ke belakang.
"Huu cape unda!"
"Berhenti dulu kalo gitu."
Sesuai perintah bundanya, Jeno mengerem sepedanya dan berhenti.
"Tumuk~"
"Itu di depan udah sampe sekolah, masak mau berhenti disini?"
Jeno yang tadinya duduk di sepeda memilih turun. Ia lalu memeluk kaki bundanya dan merengek minta gendong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeno Safari
FanfictionBagaimana ketika si Noie kecil masuk taman kanak-kanak? [untuk yang baru baca, bisa ke baby Jeno daily dulu ya, biar nggak begitu bingung~]