(2) "Lali Cana~ Ayo lali~"

7.4K 957 59
                                    

[Betah betahin baca ya~]

.
.
.

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Jeno yang sedikit kesusahan karena membawa buku dan mainannya berjalan menuju tempat bundanya menunggu.

Sesampainya di sana alis Jeno bertaut. "Huh? Unda ndak ada?"

Tanpa berfikir panjang, Jeno pun kembali melangkah. "Noie tunggu di cana unda~!"

Jeno pun dengan riang berjalan menuju ruang bermain. Ia pun sudah tau pasti bundanya akan menjemputnya di sana.

.

"Jeno!"

Si kecil yang asyik mencari iron man menoleh. Matanya bisa menangkap seseorang mendekat.

Mata Jeno berbinar begitu tau bocah itu adalah teman sekelasnya. "Cana~!"

"Ayo ikut Cana! Nti mamam alum manis~" Tawar Sanha, teman sekelas Jeno.

"Huh?"

"Alum manis! Jeno ndak pelnah lasa?"

Si kecil Jung menggeleng pelan. Sebenarnya Jeno sedikit ragu dengan jawabannya. Seingatnya ia pernah makan itu dengan sang ayah diam-diam. Tapi dulu sekali.

"Noie mau~"

"Ikut aku ayo! Cini Cana bantu bawa bukunya~"

Sanha dengan penuh semangat membawa buku Jeno dan mengajak si bayi gempal ke penjual arum manis.

"Xixi~ Manis Cana? Kayak Noie xixi~" Jeno dengan riangnya menggendong tasnya dan mengikuti Sanha.

"Ehm~ Manis kayak cucu~ Ahahaha~"

"Cokat cokat xixi~"

"Pelmen ahaha~"

"Xixixi~"

Guyonan garing khas anak-anak itu pun menemani perjalanan mereka keluar dari lingkungan sekolah.

Sama halnya dengan kebanyakan TK, di dekat gedung sekolah pasti akan terparkir para penjual jajan dan tak ketinggalan si penjual mainan. Para penjual ini pasti akan selalu ada disini hingga semua anak pulang ke rumahnya. Sementar itu, Jeno yang sedari tadi berjalan di samping Sanha terkejut ketika si temannya itu tiba-tiba berlari meninggalkannya.

"Cana~ Tunggu Noie~!" Jeno pun segera berlari menghampiri Sanha yang telah berhenti di salah satu penjual mainan.

Jeno yang baru sampai langsung protes ke Sanha, "Cana natal! Noie tinggal tinggal!"

Tapi Sanha hanya bergumam  untuk merespon Jeno. Teman Jeno itu sudah terfokus oleh sebuah mobil kecil di depannya.

"Cana penen?" Tanya Jeno dengan polosnya. Dari tatapan Sanha Jeno paham jika temannya sedang menginginkan sesuatu.

Sanha yang ditanya menoleh dan mengangguk lesu. "Tapi Cana ndak punya uang~"

"Uang~?"

Tanpa menunggu jawaban Sanha, Jeno segera menyodorkan si bumblebee ke Sanha dan membuka salah satu kantong tasnya. Di kantung itu, ada banyak sekali uang 2 ribu. Sanha yang melihatnya sampai terperangah. Otak kecilnya sudah pasti berfikir bagaimana anak sekecil ini memiliki uang yang sangat banyak.

Ketahuilah, uang yang Jaehyun kasih ke Jeno selama ini selalu disimpan ke kantung tasnya. Si kecil Jung itu tak pernah mengeluarkan uang sepersen pun ketika istirahat, apalagi jika bukan sang bunda yang  sudah membawakan semua makanan favoritnya di tas, atau biasanya, Jaemin akan membelikannya jajan di koperasi sekolah jika mereka bermain bersama. Jadi ya, uang Jeno aman.

Jeno SafariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang