"Becok bonceng ya!"

5.3K 798 120
                                    

"Xixi~"

Jeno berjalan mengendap-endap mendekati Mark di meja belajar. Awalnya ia tak berniat seperti ini. Tapi melihat Mark terlalu fokus pada apa yang ada di depannya Jeno jadi ingin mengagetkannya.

Yap! Sepulang sekolah tadi Jeno meminta bundanya untuk mengantarnya ke rumah Mark. Ia sedang tak ingin bermain dengan bundanya. Terlebih bermain dengan Mark jauh mengasyikkan daripada sang bunda.

Catu~

Duaa~

"Baa~!"

"JENO!"

Sungguh Mark tak percaya. Apa benar yang didepannya ini tetangga sebelahnya? Ia kira dirinya bisa bertemu anak ini seminggu atau bahkan sebulan kemudian.

 Apa benar yang didepannya ini tetangga sebelahnya? Ia kira dirinya bisa bertemu anak ini seminggu atau bahkan sebulan kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Xixi~ Makli napain?" Jeno menengok ke sebuah buku di meja belajar.

"Nulis cerita cita cita."

"Ooo~ Makli apa?"

"Arsitek!" Jawab Mark lantang.

"Noie mau pemadam."

"Pemadam kebakaran?"

"Hu'um!" Jeno mengangguk cepat.

"Nggak boleh!"

"Napa ndak boleh?! Noie mau!"

"Jeno jadi dokter aja, ato guru, perawat, nggak boleh jadi pemadam!"

"Ayah ndak papa, Makli napa malah malah!"

"Nggak boleh pokoknya!"

"Makli!"

"Nggak!"

Jeno menggeram marah. Kenapa Mark berani menghalangi cita-citanya.

"MAKLI!"

.

Setelah kejadian tadi, Ten mau tak mau memulangkan Jeno sebelum mereka bertengkar dan saling memukul.

"Kak Mark tadi kalian kenapa?"

"Pokoknya nggak mau mi! Jeno nggak boleh jadi pemadam!" Mark bersedekap dada.

"Kok kak Mark gitu, itu kan cita cita Jeno."

"Pemadam itu sama api mi!"

"Iya mami tau, tapi Jeno juga punya cita-citanya sendiri, sama kayak kak Mark. Jadi Kak Mark nggak bisa bilang 'nggak boleh' sama Jeno."

"Tapi dia mau jadi pemadam!"

"Kak Mark tau? Cita-cita anak kecil itu gampang berubah. Bisa aja Jeno mau jadi pemadam sekarang besoknya mau jadi masinis."

"Beneran mi?"

"Iya lah. Percaya sama mami."

.

Jeno SafariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang