Chapter 17

471 84 13
                                    

Cakra benar-benar bingung ketika dia melihat pintu rumah mereka terbuka lebar.

Setahu Cakra, mereka semua selalu menutup pintu rumah kecuali jika ada tamu yang bertandang ke rumah mereka, barulah pintu rumah terbuka lebar.

Cakra pun masuk ke dalam rumah dan dia mengernyitkan alisnya ketika ia sadar tidak ada satu pun sepatu dari teman-temannya ada di rak sepatu yang menandakan bahwa teman-temannya belum ada yang pulang ke rumah.

Jantung Cakra berdetak kencang. Dia sampai berpikir kalau rumah mereka dibobol maling. Anak itu pun dengan mengendap-endap masuk ke dalam rumah untuk mencari apa pun sebagai senjata.

BRAK!

Cakra terkejut ketika dia mendengar suara benda terjatuh dari dalam kamar Mada, Janu, dan Nanda.

Cakra langsung mundur teratur dan menjauhi kamar dari tiga abangnya itu. Cakra berlari dan bersembunyi di balik meja dapur ketika dia mendengar suara pintu ketiga abangnya terbuka.

Jantung Cakra berdetak semakin kencang, anak itu sampai mengeluarkan keringat dingin dan tubuh bergetar hebat.

Cakra mendengar ada suara langkah kaki yang keluar dari kamar tiga abangnya. Dari suara ketukan sepatunya, Cakra yakin kalau itu adalah suara pantofel.

Please, jangan ke dapur....

Cakra berdoa dengan keras di dalam hatinya. Dia sangat berharap bahwa siapa pun yang masuk ke dalam rumah ini, tidak berjalan menuju dapur.

Sayup-sayup, Cakra mendengar suara ketukan sepatu itu menjauhi rumah. Walaupun begitu, Cakra tetap berada di posisinya karena dia belum merasa kalau dia sudah aman.

Cakra bahkan tidak berani mengintip karena dia takut ketahuan dan akan dihabisi oleh siapa pun yang masuk ke dalam rumah.

Dengan tangan gemetar, Cakra meraih ponselnya yang ada di dalam tas. Dia mengetik pesan di grup yang ternyata terdapat pesan dari Hadi bahwa dia, Nanda, Janu, dan Renjana pergi ke rumah sakit karena Janu dan Renjana jatuh dari motor.

Cakra tentu cemas dengan keadaan dua abangnya itu karena mereka jatuh dari motor. Tetapi, Cakra harus mengirimkan pesan di grup, bahwa ada yang masuk ke dalam rumah dan dia meminta siapa pun segera pulang karena saat ini dia sendirian dan dia tidak tahu apakah orang tersebut benar-benar sudah pergi atau belum.

***

Mada yang membaca pesan dari Cakra itu pun langsung bergegas pulang ke rumah setelah pekerjaannya selesai. Dia benar-benar takut terjadi sesuatu dengan Cakra karena anak itu berada sendirian di rumah dan ternyata ada orang asing yang masuk ke rumah mereka.

Mada bahkan mengabaikan ajakan rekan-rekan kerjanya untuk makan malam bersama karena dalam pikiran Mada saat ini adalah, dia harus cepat tiba di rumah.

Ternyata, ketika Nanda, Hadi, Janu, dan Renjana hendak pergi ke rumah sakit, mereka tidak sadar kalau mereka lupa menutup pintu.

Di dalam grup Hadi menjelaskan semuanya dan dia yakin orang asing itu bisa masuk karena pintu rumah mereka terbuka lebar, ditambah lagi tetangga mereka jarang sekali pulang ke rumah sehingga orang asing itu merasa bebas bisa masuk ke dalam.

Nanda mengirim pesan kalau dia sudah meminta Pak Reza datang ke rumah dan memeriksa isi di dalam rumah, siapa tahu orang asing itu malah bersembunyi di rumah mereka.

Walaupun bodyguard terpercaya milik Darma Graciano itu sudah tiba di rumah dan mengatakan Cakra baik-baik saja, tetap saja Mada tidak tenang.

[FF NCT DREAM] KARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang