Chapter 23

435 77 12
                                    

Pelukan hangat yang Cakra dapatkan setelah dia tiba di kediaman orang tuanya. Cakra yang mendapatkan pelukan hangat dari ibunya itu pun membalas pelukan sang ibu dengan tidak kalah hangatnya. Mereka berdua seperti melampiaskan kerinduan mereka ke dalam pelukan erat itu.

Cakra pun masuk ke dalam rumah yang sudah lama tidak ia kunjungi karena sepertinya dia sudah terlalu nyaman berada di rumah kontrakan baru bersama keenam temannya. Sudah beberapa kali sang ibu meminta Cakra untuk pulang tetapi jawaban Cakra selalu nanti dan nanti.

Kalau bukan karena ibunya meneleponnya menyuruhnya pulang, mungkin Cakra benar-benar tidak akan pulang ke rumah bulan ini karena dia terlalu asyik bersama teman-temannya di rumah kontrakan.

"Ditelepon dulu, baru mau pulang. Mommy jadi cemburu sama enam temen Cakra karena anak mommy ini sampe lupa sama mommy dan daddy nya sendiri" ucap sang ibu dengan gemas, dia pun mencubit pelan kedua pipi bakpao anaknya.

Sang ibu terlihat puas karena melihat pipi sang anak tambah berisi setelah dia tinggal di rumah kontrakan baru bersama enam temannya. Sang ibu berpikir kalau Cakra akan jarang makan karena hidup bersama enam laki-laki yang biasanya anak laki-laki itu makan kalau lagi ingat saja.

Makanya, sang ibu sudah berpikir kalau Cakra akan pulang ke rumah dalam keadaan kurus. Tetapi, yang ia dapatkan adalah tubuh berisi anaknya.

"Hehehe, Cakra bukan lupa, mommy, Cakra cuma sibuk sama kuliah. Jadi, kalau ada tugas langsung lupa kalau mommy minta Cakra pulang" jelas Cakra yang tidak sepenuhnya bohong.

Ibu dari Cakra itu hanya bisa mendengus karena anaknya ini benar-benar keasyikan tinggal jauh dari orang tuanya. Sebenarnya, sang ibu mulai terbiasa dan membiasakan dirinya untuk membuat Cakra mandiri. Tetapi, kalau Cakra sampai jarang pulang begini, membuat sang ibu jadi ketar-ketir sendiri, bukan?

"Mommy~, mommy udah ketemu sama orang tuanya Julian, belum?" tanya Cakra ke sang ibu.

"Itu kenapa mommy nyuruh Cakra, pulaang. Mommy mau bahas masalah itu juga sama Cakra" jawab sang ibu membuat Cakra yang sedang memeluk ibunya itu langsung menegakkan tubuhnya dan menatap sang ibu dengan tatapan memelas.

"Jadi, gimana mommy?" tanya Cakra yang benar-benar berharap kalau kali ini dia mendapatkan kabar baik.

"Mommy sudah ketemu sama orang tuanya Julian. Tapi, mereka berdua tidak tahu kalau ada rumor seperti itu tersebar di kampusnya Cakra. Orang tua Julian berusaha menemui Julian untuk menanyakan tentang rumor itu, Cakra. Tapi, Julian masih tidak mau dijenguk sama orang tuanya" jelas sang ibu membuat Cakra menundukkan kepalanya dengan sedih.

"Oke, deh mommy" ucap Cakra terdengar tidak bersemangat.

Sang ibu memeluk erat anaknya itu supaya sang anak tidak bersedih hati.

Dia juga akan selalu mencaritahu siapa yang sudah menyebarkan gosip buruk tentang anaknya yang baik hati dan tampan ini.

Sang ibu tidak bisa berbuat banyak, karena Cakra sendiri yang minta supaya sang ibu tidak bertindak berlebihan mengenai masalah ini karena Cakra tidak mau kalau image nya semakin buruk kalau dia benar-benar menyerahkan masalah ini ke sang ibu sepenuhnya.

"Mommy, bakalan nyaritahu lagi, Cakra. Cakra percaya saja sama mommy" ucap sang ibu berusaha menenangkan Cakra yang masih bersedih.

"Iya mommy, makasih ya mommy" ucap Cakra sambil memberikan senyumnya kepada sang ibu.

***

Renjana melangkahkan kakinya semakin masuk ke tempat pemakaman umum itu. Di belakangnya sudah ada Mada yang mengekori Renjana beserta Pak Reza yang dengan setia mengikuti dua pemuda ini.

[FF NCT DREAM] KARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang