Chapter 53

372 78 17
                                    

Nanda menatap datar Nirmala yang masuk ke ruang kerja milik Darma. Entah kenapa, tantenya yang satu ini menjadi rajin keluar rumah dan selalu pergi ke tempat tidak terduga. Padahal, sebelumnya Nirmala hanya duduk diam di rumahnya. Tidak ada niatan untuk mengetahui apa yang terjadi di dunia. Tetapi, lihatlah sekarang, bahkan Nirmala ada di kantor sang ayah.

Nanda melihat Darma menutup pintu ruang kerjanya dan membiarkan Nirmala duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut.

"Mau minum apa?" tanya Darma ke Nirmala.

"Air putih aja, Darma."

Darma mengangguk, dia pun menghubungi sekretarisnya untuk memberitahukan pesanan Nirmala tersebut dan segera membawanya ke ruangannya.

"Tante tumben ke kantor ayah" ucap Nanda yang duduk di sofa tepat di seberang tempat Nirmala duduk.

Nanda menatap lekat Nirmala yang saat ini sedang sibuk sendiri dengan ponselnya. Nirmala sepertinya pura-pura mengabaikan bahwa Nanda dan Darma tidak menginginkan kehadirannya di sini.

"Memangnya nggak boleh tante ke sini?" ucap Nirmala yang arah pandangannya masih tertuju ke ponsel.

"Boleh aja, sih. Tapi, aneh banget ngelihat tante keluar dari goa. Apalagi, tante perginya ke kantor ayah" ucap Nanda lagi dan dia mengabaikan pelototan dari ayahnya karena berbicara dengan nada ketus ke Nirmala.

Darma hanya tidak ingin Nanda mendapat masalah besar karena berani sekali berbicara seketus itu dengan Nirmala. Darma tahu sekali perangai kakak perempuannya. Pasti, Nirmala akan melakukan sesuatu kepada anak-anak yang bandel dan tidak sopan seperti Nanda.

"Cuma mau mastiin kalau perusahaan ini masih berjalan dengan baik di tangan Darma" ucap Nirmala membuat Nanda maupun Darma mengernyitkan alis.

Nirmala yang biasanya tidak peduli dengan perusahaan. Sekarang, justru menanyakan tentang perusahaan dan memastikan bahwa perusahaan ini masih stabil?

"Tentu saja perusahaan ini masih aman terkendali di bawah kendali aku, Nir" jawab Darma dan membuat Nirmala berdecak.

"Dari dulu sampai sekarang, kamu itu nggak pernah manggil aku kakak. Darma, aku ini lebih tua beberapa tahun dari kamu, loh. Mana sopan santun kamu?" ucap Nirmala sambil menatap Darma yang mengerjapkan matanya.

"Kamu itu nggak pantes dipanggil kakak, Nir. Udah tua, cocoknya dipanggil nenek" ucap Darma dan Nanda kelepasan tertawa.

Nanda terkekeh pelan ketika Nirmala menatapnya dengan tatapan datar. Nanda tidak menyangka kalau Darma akan mengucapkan kalimat seperti itu kepada Nirmala.

"Kamu memang nggak pernah berubah, Darma. Sombong dan tidak sopan. Bahkan, sifat menjijikkan kamu itu menurun ke anak kamu. Padahal, ada baiknya sifat Nandina yang turun ke Nanda" ucap Nirmala membuat Nanda menatap kesal tantenya itu.

"Lebih baik Nanda kayak gitu. Kalo semua sifat Nandina ada di Nanda, aku takut Nanda akan menjadi boneka kamu dan kamu manfaatkan sesuka hati kamu" sahut Darma yang menatap Nirmala dengan tajam.

"Sama seperti yang kamu lakukan pada Nandina."

Kedua tangan Nanda terkepal setelah dia mengetahui fakta bahwa almarhum ibunya pernah dimanfaatkan oleh Nirmala. Ternyata, semua kebaikan Nirmala terhadap sang ibu selama ini karena sang ibu selalu menjadi bonekanya Nirmala? Nanda tidak menyangka bahwa tantenya yang ia kira baik hati ini ternyata begitu busuk.

Nirmala mendengus. Raut wajahnya tidak ada melukiskan rasa bersalah, hanya datar dan dingin.

"Ayah mengundang kamu, Nanda, dan anak itu ke rumah untuk makan malam di Hari Minggu. Semuanya wajib datang" ucap Nirmala.

[FF NCT DREAM] KARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang