Chapter 42

421 85 24
                                    

Yang Renjana pikirkan ketika dia terbaring di lantai gudang milik Mira saat itu adalah, pasti teman-temannya sangat khawatir karena dia menghilang dan tidak ada kabar.

Saat itu, Renjana sudah pasrah dengan keadaannya. Dia tidak bisa melakukan apa-apa karena kaki dan tangannya dibelenggu menggunakan tali. Meminta tolong juga tidak bisa karena ada lakban hitam membungkam mulutnya.

Namun, karena terbayang wajah khawatir teman-temannya, membuat Renjana kembali memutar otaknya. Dia berusaha bangun lalu kembali melihat keadaan di sekitar gudang.

Pandangan mata Renjana tertuju pada gergaji kayu yang tergantung di dinding gudang. Gergaji itu tidak terlihat pada awalnya karena tertutup lukisan bunga matahari. Renjana sampai memicingkan matanya supaya dia yakin kalau yang dia lihat itu adalah gergaji.

Renjana pun mendekati gergaji tersebut dengan cara apa pun meskipun kedua kakinya terikat. Dia tidak peduli jika baju dan celana yang ia kenakan kotor karena debu. Dia terus bergerak hingga pada akhirnya berhasil berada di dekat gergaji itu digantung.

Renjana tidak perlu berpikir dua kali untuk membuat gergaji itu jatuh. Dia menendang dinding gudang yang terbuat dari kayu tersebut beberapa kali, sampai lukisan dan gergaji kayu itu pun terjatuh. Renjana mengabaikan rasa sakit di kakinya karena terkena lukisan bunga matahari itu. Dia langsung mendekat ke gergaji dan berusaha meraih gergaji itu dengan pergerakan yang serba terbatas.

Ternyata, ada gunanya nonton film action sama Janu.

Renjana pernah menonton sebuah film bersama Janu. Film tersebut memperlihatkan bagaimana detektif di dalam cerita disekap di sebuah gedung terbengkalai, meskipun kedua tangannya terikat, dia bisa memegang pecahan kaca dan membuat tali yang mengikat tangannya terlepas.

Dan Renjana menggunakan cara seperti itu juga supaya ikatan di tangannya terlepas.

Lepas!

Renjana tidak percaya kalau cara yang ia comot dari film itu berhasil. Tanpa memikirkan apa pun lagi. Renjana langsung membuka tali yang melilit kedua kakinya. Karena, simpul talinya sangat kuat dan susah dilepas, Renjana kembali menggunakan gergaji untuk melepaskan tali itu dari kakinya. Dia melihat ada jejak kemerahan di pergelangan kakinya.

Renjana juga melepas lakban hitam di mulutnya.

"Sekarang, nyari jalan keluar" gumam Renjana.

Dia melihat keadaan disekitar lalu setelahnya dia mengelilingi gudang itu sampai dia menemukan ada lemari kayu berukuran sedang yang posisinya sedikit berbeda dari lemari lainnya. Lemari kayu yang satu itu posisinya begitu menempel di dinding, sedangkan dua lemari lainnya tidak.

Pandangan mata Renjana mengarah ke kolong lemari yang tidak terlalu besar itu. Namun, lemari yang posisinya tidak terlalu menempel di dinding, di sela-sela kolongnya terlihat ada cahaya, tidak seperti dua kolong lemari lain yang begitu gelap.

Renjana berlari mendekati lemari itu. Dia melihat ke belakang lemari yang posisinya tidak menempel di dinding. Dia melihat ada cahaya di dekat lemari yang menempel di dinding.

"Pasti di balik lemari itu ada lubang, makanya ditutup pake lemari" ucap Renjana, dia yakin sekali kalau lemari itu posisinya lain sendiri karena untuk menutupi lubang yang ada di dinding gudang.

"Coba aku lihat dulu, mudah-mudahan memang buat nutupin lubang."

Anak itu pun berjalan mendekati lemari yang menempel di dinding lalu dia menarik lemari itu ke depan dengan mudahnya sehingga dia melihat ada lubang yang cukup besar di dinding kayu itu. Dan lubangnya bisa dilewati oleh Renjana.

"Ternyata benar, di sini ada lubang. Untung lubangnya gede."

Tanpa ba bi bu, Renjana keluar dari gudang melalui lubang tersebut. Setelah dia berhasil keluar, dia tidak langsung berlari kabur. Renjana yakin, rumah sebesar ini pasti ada CCTV di setiap sudut rumah. Jadi, dia pun melihat keadaan di sekelilingnya, memastikan kalau di sekitar sana tidak ada CCTV.

[FF NCT DREAM] KARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang