Chapter 27

425 77 15
                                    

Karena Nanda tidak ingin terjadi sesuatu pada Janu, dia meminta salah satu dari orang suruhan ayahnya untuk mengiringi Janu yang tadi pulang ke rumah menggunakan motornya.

Keadaan rumah mereka saat ini sudah bisa dibilang aman. Kaca jendela rumah mereka juga sudah diganti. CCTV sudah diperbaiki. Beberapa orang suruhan Darma sudah berpencar di sekitar perumahan tersebut untuk memastikan tidak ada lagi yang berani mengusik ketenangan tujuh anak bujang itu.

Sebelum kembali ke restoran ini, Nanda sempat menawari Janu untuk ikut saja dengannya menjemput Renjana dan membiarkan motor Janu di antar oleh Pak Reza ke rumah. Tetapi, Janu sepertinya sangat rindu dengan motornya, jadi dia menolak tawaran Nanda dan lebih memilih pulang menggunakan motor kesayangannya.

Dan saat ini, Nanda memarkirkan mobilnya di tempat yang tidak bisa dilihat dari pintu masuk restoran, tetapi, Nanda juga mencari posisi di mana dia bisa melihat arah pintu masuk restoran, sehingga dia bisa melihat Renjana atau pun Nirmala yang keluar dari restoran tersebut.

"Kenapa ya tante nggak mau ngajak gue?" gumam Nanda yang mulai memikirkan isi kepala tantenya.

Namun, Nanda tidak menemukan petunjuk apa pun. Nirmala benar-benar manusia yang sulit sekali diketahui apa isi hatinya. Perilakunya terkadang membuat Nanda bingung. Dan kali ini, dia sangat bingung karena Nirmala tidak menyukai Renjana tetapi dia tidak memiliki rencana apa pun untuk menyakiti Renjana.

Seperti kata Pak Hasan, Nirmala terbukti "bersih".

"Berarti Tante Nirmala dicoret dari daftar orang yang neror kita bertujuh. Lagian, nggak ada gunanya juga tante neror kita" gumam Nanda lagi dengan sepuluh jemarinya mengetuk setir mobil.

Nanda langsung bersembunyi ketika dia tidak sengaja melihat Nirmala keluar dari restoran. Anak itu mengintip dan dia melihat Nirmala menelepon seseorang. Tidak membutuhkan waktu lama mobil milik Nirmala tiba di depan restoran. Tantenya itu masuk ke dalam dengan ekspresi yang kelewat datar.

Tidak ada tanda kemarahan, kesedihan, atau pun kebahagiaan. Membuat Nanda tidak tahu, kira-kira hal apa yang dibicarakan Nirmala dengan Renjana sehingga Nirmala menyuruh Renjana untuk tidak mengajak Nanda.

Nanda langsung menghidupkan mesin mobilnya ketika dia melihat Renjana keluar dari restoran. Raut wajah Renjana juga terlihat seperti biasa, tidak ada tanda-tanda kalau percakapannya tadi bersama Nirmala memiliki kendala.

"Renja" panggil Nanda setelah dia menurunkan kaca mobilnya.

Renjana menoleh ke asal suara. Seperti biasa, Renjana akan tersenyum setiap dia melihat Nanda menjemputnya. Anak itu membuka pintu penumpang di samping Nanda. Mobil itu melaju setelah Nanda melihat Renjana menutup pintu dan mengenakan sabuk pengaman.

"Jadi, gimana sama tante?" tanya Nanda sambil sesekali melirik Renjana yang sedang mengetik pesan di ponselnya.

"Hm? Biasa aja. Cuma obrolan kecil" jawab Renjana dengan matanya masih mengarah ke ponsel serta jarinya yang lincah membalas pesan dari Putra.

Nanda tidak bertanya apa pun lagi. Hal itu membuat Renjana merasa heran sebenarnya, karena tidak biasanya Nanda bertanya dengan sedikit pertanyaan. Makanya, setelah Renjana membalas pesan dari Putra, dia pun menoleh ke Nanda yang sedang fokus menyetir.

Pandangan mata Renjana tertuju ke pelipisnya Nanda yang terluka. Luka di pelipis Nanda masih ditutup menggunakan perban. Entah kapan, perban itu dilepas, mereka hanya perlu menunggu instruksi dari Elias.

"Nanda.."

"Hm?" sahut Nanda yang sedang memelankan laju mobilnya karena lampu lalu lintas berubah menjadi merah.

[FF NCT DREAM] KARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang