Aku berangkat kerja duluan, bang. Sarapan udah aku siapin di atas meja.
Mada menghembuskan nafas lelah setelah dia membaca pesan dari Renjana.
Semenjak kejadian di mana Renjana dan Nanda bertengkar, suasana di rumah ini semakin suram saja. Baik Nanda maupun Renjana tidak ada yang saling berbicara satu sama lain membuat Mada rasanya ingin salto saja sampai Merauke!
Renjana akan menghindar kalau ada Nanda di ruang tengah, dia akan memilih masuk ke dalam kamar dan tidak pernah keluar lagi. Sedangkan, Nanda, anak itu melengos setiap melihat Renjana. Terkadang, Nanda yang awalnya tertawa karena mendengar lelucon Hadi, langsung memasang wajah cemberut jika melihat Renjana.
Suasana yang sangat harmonis, bukan?
Mada pun membangunkan Janu dan Nanda karena mereka berdua akan pergi bekerja. Untungnya, dua manusia ini cukup mudah dibangunkan kalau hari kerja. Kalau hari libur, jangan harap mereka berdua akan bangun.
"Bangun lu, Janu!" seru Mada sambil melempar handuk Janu ke wajah anak itu.
Janu mengerang kesal sebelum dia menyingkap handuk tersebut dan menatap Mada dengan wajah cemberut.
"Harus banget lempar handuk?!" rasa kantuk Janu langsung hilang karena emosi.
Mada tidak peduli dengan seruan Janu itu, yang penting Janu sudah bangun.
Janu sambil menggerutu mulai merapikan tempat tidurnya sebelum pergi ke kamar mandi.
"Bawa kolor lu! Soalnya yang sering bawain kolor lu udah berangkat kerja duluan!" seru Mada ke Janu yang berlalu begitu saja keluar dari kamar.
"Gue nggak mau ya ngambilin kolor lu!" ancam Mada.
"Jahat bener lu, bang!" kesal Janu, dia kembali cemberut dan tersangka yang membuat mood nya buruk di pagi hari ini adalah orang yang sama.
Dengan langkah yang sedikit dihentakkan, Janu kembali masuk ke dalam kamar dan mengambil celana dalam nya yang ada di dalam lemari.
Mada hanya geleng-geleng kepala kelihat kelakuan Janu, dia pun beralih ke Nanda karena dia ingin membangunkan laki-laki itu. Mada harus memiliki kesabaran ekstra membangunkan Nanda karena anak itu akan selalu sensitif setiap mau berangkat kerja.
"Renjana udah berangkat duluan?"
Mada nyaris berteriak karena mendengar suara Nanda dari balik selimut. Mada melihat Nanda menyingkap selimut yang menutupi seluruh tubuhnya itu.
"Iyaaa, tapi dia udah bikinin kita sarapan, jadi nggak usah takut kalau hari ini Janu yang masak dan bereksperimen di pagi hari" ucap Mada sambil berlalu mengambil handuknya, dia akan mandi di kamar mandi Renjana dan Jiro.
Nanda termenung setelah mendengar penjelasan Mada, lalu Nanda menghembuskan nafas lelah dan mengacak rambutnya dengan frustasi. Kali ini dia benar-benar kesal dengan cara Renjana menyikapi masalah mereka berdua.
Nanda pikir, setelah dia menasihati (memarahi) Renjana hari itu, akan membuat Renjana lebih memikirkan lagi kesalahan yang ia perbuat dan akan lebih hati-hati dalam bertindak. Tetapi, justru Renjana menghindar dan sekarang anak itu malah berangkat kerja duluan, lebih parahnya lagi dia berangkat sendirian!
"Kalo bisa dimakan, udah gue makan itu Renja, gregetan banget gue!" ucap Nanda yang setelahnya dia menendang-nendang selimutnya karena terlalu emosi.
"Haaaaah, bodo ah! Terserah dia mau ngapain!"
***
Karena hari ini Cakra dan Jiro sama-sama memiliki kelas pagi, begitu pun dengan Satria dan Wina, membuat mereka berdua dijemput oleh Satria pagi itu yang sebelumnya menjemput Wina terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] KARSA
Fanfiction*Lanjutan dari cerita Teduh* Hanya keseharian tujuh pemuda setelah semua masalah yang terjadi.. Cast: 1. Mark Lee as Mada Cazim 2. Huang Renjun as Renjana Wistara 3. Lee Jeno as Janu Oliver 4. Lee Haechan as Hadinata Byantara 5. Na Jaemin as Nanda G...