Chapter 36

603 88 25
                                    

Jiro dan Cakra sudah tiba di rumah tetapi mereka tidak berani masuk ke dalam ketika mereka melihat tidak ada satu pun orang di rumah.

Sebelumnya, Jiro dan Cakra sudah membuka pintu, meskipun mobil Nanda dan motor Janu tidak ada di carport, setidaknya ada abang-abangnya yang lain di dalam rumah. Tapi, ternyata, semua penghuni di dalam rumah itu belum ada yang pulang.

Cakra terus saja teringat dengan kejadian orang asing masuk ke rumah, sehingga Cakra memutuskan untuk menunggu para abangnya pulang, alhasil mereka berdua duduk di teras.

Cakra mengajak Jiro bermain game setelah dia mengirim pesan ke para abang mereka untuk pulang cepat karena mereka tidak berani masuk ke dalam rumah.

Kedua anak itik itu begitu asyik bermain game sampai Rachel menyapa mereka. Wanita itu sepertinya ingin pergi. Dia berada di dalam mobil dan menurunkan kaca mobilnya hanya untuk menyapa Cakra dan Jiro yang ada di teras rumah.

"Ngapain kalian duduk-duduk di teras?" tanya Rachel kepada Cakra dan Jiro.

Meskipun perkenalan dengan Rachel berjalan dengan singkat, tujuh bujang itu langsung akrab dengan Rachel. Rachel juga wanita yang ramah dan suka sekali menyapa para bujang kalau tidak sengaja bertemu. Makanya, mereka bisa mudah akrab dengan Rachel. Vibes nya Rachel sama dengan Azwar.

"Main game, kak!" jawab Cakra sambil menunjukkan ponselnya.

"Kakak mau ke mana?" tanya Jiro yang sekedar basa-basi.

"Mau pergi ke rumah temen, udah lama juga nggak nongkrong sama temen-temen di sini!" ucap Rachel yang terlihat sekali kalau dia begitu antusias ingin menemui para temannya.

"Oke, deh, kak, have fun ya!" ucap Cakra sambil melambaikan tangannya ke Rachel yang juga membalas lambaian tangan itu sebelum akhirnya dia melajukan mobilnya keluar dari gang.

Ketika mereka sibuk bermain game, tepat saat itu Cakra dan Jiro melihat motor milik Janu masuk ke dalam gang. Janu memarkirkan motornya di carport dan sedikit memberikan ruang untuk mobilnya Nanda.

Janu hanya mengantisipasi, takutnya nanti suasana hati Nanda masih jelek, jadi, kalau Nanda pulang dan melihat Janu memarkirkan motornya di tengah-tengah carport, ada kemungkinan Nanda menabrak motor Janu.

"Loh? Pulang sendirian bang? Bang Renja mana?" tanya Cakra karena dia tidak menemukan keberadaan Renjana bersama Janu.

"Diajakin pergi sama Pak Arka dan Kak Dewi. Nanti malam udah pulang, kok" jawab Janu yang menenteng helm nya dengan helm Renjana.

Dengan langkah petantang-petentengnya, Janu berjalan menuju pintu dan membukanya tanpa ada rasa takutnya sama sekali.

Cakra dan Jiro begitu bersyukur karena yang pulang ke rumah duluan adalah Janu. Jadi, kalau ada apa-apa, Janu akan menjadi garda terdepan dan menghabisi orang asing yang masuk ke rumah dengan dua helm di tangannya.

Kalau kata Hadi, semua barang kalau sudah ada di tangan Janu akan berubah menjadi senjata mematikan.

Cakra dan Jiro melihat Janu mulai keliling memeriksa keadaan di dalam rumah. Dia naik ke lantai atas sampai pergi ke halaman belakang untuk memastikan kondisi di rumah ini aman.

"Kak, kalo Kak Renja pergi, siapa nanti yang masak? Kak Mada pulang telat" ucap Jiro sambil menunjukkan pesan dari Mada yang ada di grup.

"Masih nanya aja lo? Ya gue lah yang ma-"

"Delivery aja, bang. Atau titip makanan ke Bang Nanda" potong Cakra membuat Janu menatap Cakra dengan datar.

Memangnya, apa yang salah dengan masakannya?

[FF NCT DREAM] KARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang