Chapter 55

321 76 22
                                    

Nanda melangkahkan kakinya dengan penuh amarah di lorong ini. Pak Hasan sampai kewalahan karena dia harus menyamai langkah kaki Nanda yang cepat dan lebar. Nafas Pak Hasan sampai terdengar ngos-ngosan karena dia harus bisa terlebih dahulu dari Nanda.

Tetapi, jarak Nanda dengan Pak Hasan sudah semakin jauh.

"Pak! Jangan sampai Nanda berbuat macam-macam!" seru Pak Hasan pada petugas yang berjaga di sana dan sedang menunggu kedatangan Nanda serta Pak Hasan.

Namun, sebelum si petugas berhasil menahan Nanda, anak itu sudah meraih kunci sel tahanan milik si petugas. Dengan emosi yang tidak bisa Nanda tahan lagi, dia berjalan menuju sel tahanan milik Jamal. Nanda sampai menggertakkan giginya ketika dia melihat Jamal dengan tenang duduk bersila di dalam sel sambil memangku buku bacaannya .

Nanda sampai mengabaikan Farhan yang ada di dalam sel tahanan itu karena fokusnya hanyalah Jamal.

Nanda membuka kunci gembok di sel tahanan tersebut. Dia beberapa kali menepis tangan petugas yang hendak menahan tindakan gila dari Nanda.

"Jangan pegang-pegang gue, anjing!" seru Nanda sambil melotot marah ke si petugas yang langsung menciut karena bentakan Nanda.

Nanda pun membuka sel tahanan itu lalu dia berjalan ke Jamal yang masih tersenyum dan Nanda layangkan satu pukulan ke pipi Jamal dengan sangat keras. Nafas Nanda terdengar memburu, kedua tangannya terkepal kuat sambil menatap marah ke Jamal yang meludahkan giginya yang lepas.

"Kekekekekekek."

Nanda semakin kesal karena Jamal justru tertawa cekikikan sambil mengusap darah di sudut bibirnya.

"HAHAHAHAHAHAHA."

Jamal tertawa terbahak-bahak sambil menunjuk Nanda yang tersulut emosi.

"Dia marah! Hahaha!" ucap Jamal membuat Nanda menendang perut Jamal dengan keras.

"Nanda!" seru Pak Hasan yang ngos-ngosan.

"Seret Nanda ke sini! Kenapa kamu malah diam aja?!" seru Pak Hasan ke petugas yang dengan panik langsung menarik Nanda keluar dari sel tahanan itu.

"Lepasin gue!" seru Nanda berusaha melepaskan dirinya dari si petugas yang kewalahan menahan Nanda.

Dia sampai memeluk Nanda lalu menyeretnya keluar dari sel tahanan dan setelahnya dia mengunci sel tahanan tersebut.

Pak Hasan menepuk pipi Nanda beberapa kali, "Sadar Nanda! Sudah berapa kali bapak bilang ke kamu kalo Jammy itu sengaja bikin kamu marah! Tolong tenangkan diri kamu dan jangan gegabah!" kesal Pak Hasan kepada Nanda yang mulai menenangkan dirinya.

Nanda berusaha tidak terpancing ketika mendengar suara tawa Jamal. Dia menoleh ke Jamal dengan tatapan tajamnya. Sedangkan Jamal, pria itu tersenyum ke Nanda membuat Nanda rasanya ingin kembali memukul Jamal.

"Lo dengerin tuh, kata pak tua ini. Jangan gegabah!" sahut Jamal dan Nanda menggertakkan giginya karena benar-benar emosi dengan Jamal.

"Diam kamu, Jammy" ucap Pak Hasan ke Jamal yang mencibir ke Pak Hasan.

Pak Hasan menghembuskan nafas lelah lalu dia memijit pelan pundak Nanda supaya anak itu bisa tenang sepenuhnya. Memang seharusnya dia tidak perlu berkata ke Nanda kalau dia ingin pergi ke rumah tahanan. Padahal, tujuan awal Pak Hasan datang ke sini untuk mencaritahu kenapa John bisa kabur dari penjara tetapi John malah tidak kabur bersama Jamal.

"Semua ini rencana lo, kan?" ucap Nanda kepada Jamal yang mengerjapkan matanya dengan polos.

Jamal menggelengkan kepalanya sambil mengedikkan bahunya.

[FF NCT DREAM] KARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang