Mada menghembuskan nafas lega ketika dia berhasil menyelesaikan pekerjaannya. Padahal, Mada sudah cemas kalau dia akan lembur hari ini. Tapi, ternyata dia menyelesaikan pekerjannya di pukul enam sore. Mada langsung membereskan barang-barangnya dan dia juga memesan ojek online supaya dia tidak perlu menunggu lama hanya untuk pulang ke rumah.
Penyebab Mada terburu-buru ingin pulang ke rumah adalah, karena Hadi mengirimkan pesan kepadanya kalau hari ini ada orang asing lagi masuk ke rumah. Orang asing itu bahkan menyamar menjadi tukang paket dan sampai menggedor pintu rumah mereka.
"Buru-buru amat, Da. Nggak ikut sama kita pergi nongkrong? Ada kafe yang baru buka dan lagi promo" ucap Andre yang melihat Mada sedang menutup tasnya.
"Sorry, Ndre, tapi gue emang buru-buru. Ada sesuatu yang terjadi di rumah, gue cuma mau mastiin adek-adek gue baik-baik aja" jawab Mada yang menyandang tas ranselnya di kedua bahunya.
"Gue duluan, ya!" ucap Mada yang berlari kecil keluar dari ruangan.
Langkah kaki Mada semakin pelan karena dia melihat Ilham berdiri di dekat lift. Sepertinya dia juga ingin pulang dan sedang menunggu pintu lift terbuka.
Mada malas sekali berdua saja dengan Ilham. Dia jadi teringat dengan kejadian motor Janu tadi siang. Terpaksa Janu membawa motornya ke bengkel dan kembali ke kantornya menggunakan ojek online. Menurut Mada, apa yang orang itu lakukan benar-benar jahat, mereka berani sekali memotong kabel rem motor Janu supaya mereka berdua celaka.
Karena hal itu, Mada memutuskan untuk kembali ke ruangan dan menunggu Ilham pergi barulah dia pulang ke rumah. Tetapi, Ilham malah menoleh ke belakang, sehingga tatapan mata mereka bertemu. Mada tersenyum masam ke Ilham yang hanya menatap Mada dengan datar.
Mada dengan ogah-ogahan, berjalan menuju lift dan ikut berdiri di samping Ilham. Mada sampai mengetuk kakinya ke lantai dengan tidak sabaran karena dia merasa lift yang ia tunggu terlalu lama.
Mada hanya tidak betah berlama-lama berdua dengan Ilham.
"Sayang banget, ya. Padahal dikit lagi kalian berdua bakalan celaka."
Mada tertegun mendengar ucapan Ilham.
Mada menoleh ke Ilham yang ternyata sedang menatapnya dengan tatapan dinginnya.
"Semua orang yang ngalangin rencana gue, bakalan gue singkirkan dengan cara apa pun, Mada."
"Dan, gue rasa lo sama temen-temen lo udah sadar sama rencana gue. Jadi, nggak ada gunanya gue akting jadi cowok lugu, kan?"
Mada menatap nyalang ke Ilham.
"Brengsek..."
Ilham mendengus, "Di antara kalian bertujuh, ada satu orang yang bodoh banget sama masalah ini. Kelebihan dia adalah kelemahan dia juga."
Ilham tersenyum ke Mada.
"Mungkin sekarang gue gagal. Tapi, nanti gue bakalan berhasil bawa dia ke Jamal."
"Setelah dia dibawa ke Jamal, kalian siap-siap aja bakalan dapat kabar di berita tentang penemuan mayat seorang pemuda-"
BUGH!
Mada tidak tahan lagi mendengar ocehan Ilham. Dia menatap marah ke Ilham yang meringis sambil mengusap sudut bibirnya yang berdarah. Ilham menatap nyalang ke Mada dan hendak membalas perbuatan Mada. Tetapi, pintu lift terbuka, dan di dalam lift tersebut terdapat bos mereka dengan sekretarisnya.
"Udah selesai kerjaan kalian berdua?" tanya si bos dan Mada langsung mengatur ekspresi di wajahnya.
Mada tersenyum ke si bos, "Iya, pak."
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] KARSA
Fanfiction*Lanjutan dari cerita Teduh* Hanya keseharian tujuh pemuda setelah semua masalah yang terjadi.. Cast: 1. Mark Lee as Mada Cazim 2. Huang Renjun as Renjana Wistara 3. Lee Jeno as Janu Oliver 4. Lee Haechan as Hadinata Byantara 5. Na Jaemin as Nanda G...