Tidak ada yang berbicara di antara mereka setelah Nanda pergi dari unit apartemen itu untuk menemui Jamal. Mereka melirik Darma yang mulai berdiri dan merapikan pakaiannya yang kusut.
"Kalian jaga diri dan saling melindungi satu sama lain, oke? Kalau ada apa-apa langsung lapor ke om" ucap Darma yang terdengar lesu.
Pria tua itu memang terlihat sedih dan lesu setelah mendapatkan kabar dari Pak Reza kalau dia kehilangan jejak John dan Renjana. Sepertinya, Darma kepikiran dengan anaknya yang di luar sana bersama seorang buronan.
"Oke, om. Om jangan lupa istirahat" ucap Janu.
"Auwhh, pengertian sekali ikon anak nakal sama, om. Om jadi terharuu" ucap Darma membuat Janu menatap heran ke pria tua itu.
"Om, cepetan sana pulang!" usir Cakra yang sudah kesal sendiri melihat Darma mulai kumat gilanya.
Darma mencibir ke Cakra. Tetapi, dia akhirnya pamit pulang, tidak lupa dia mengusap pelan pucuk kepala lima bujang itu, termasuk Jiro yang tertidur nyenyak di sofa. Mereka berempat menatap Darma yang berjalan menuju pintu dengan langkah lunglai, mereka juga sempat melihat raut sedih dari Darma ketika Darma menutup pintu unit apartemen itu.
"Kelihatan banget kalo Om Darma berusaha nutupin rasa sedih dan khawatirnya" ucap Mada yang kasihan melihat Darma berusaha tegar padahal sebenarnya dia sangat khawatir dan panik karena anaknya hilang dibawa lari buronan.
"Jangankan Om Darma, kita aja khawatir banget ini sama Renja. Gue takut banget dia diapa-apain sama John" ucap Hadi yang sejak semalam tidak berhenti mendoakan keselamatan temannya.
"Selain itu, gue khawatir Nanda kena masalah karena dia bikin huru-hara di penjara" celetuk Janu membuat semua mata langsung tertuju padanya.
"Apa? Kalian pikir Nanda nggak bakalan bikin rusuh di sana? Gue yakin sipir di sana kebingungan ngadepin Nanda yang lagi ngamuk!" ucap Janu lagi dan hal itu membuat Mada memijit pangkal hidungnya.
Mada tentu sangat meyakini kalau Nanda akan menciptakan kekacauan karena anak itu diselimuti oleh emosi. Belum lagi semalam Nanda mabuk dan entah efek mabuknya masih ada atau tidak. Kalau masih ada, sudah bisa Mada pastikan kalau Nanda akan menciptakan huru-hara di rumah tahanan itu.
Mada harap, ada Pak Hasan di rumah tahanan itu untuk menenangkan Nanda yang sedang emosi.
"Tapi, biarin aja, sih Bang Nanda ngamuk di sana. Gue kalo jadi Bang Nanda juga bakalan kesel sama Jamal!" gerutu Cakra yang langsung kesal sendiri ketika membayangkan wajah Jamal.
"Tiba-tiba gue kepikiran sesuatu" ucap Hadi membuat mereka semua menoleh ke arahnya.
"Ada nggak kemungkinan kalo nenek lampir itu kerjasama dengan Jamal?"
***
Nanda tidak peduli jika dia memarkirkan mobilnya di sembarang tempat. Dia langsung berjalan dengan langkah memburu menuju rumah tahanan yang kebetulan penjaganya adalah kenalan Pak Hasan, sehingga Nanda bisa masuk ke dalam rumah tahanan itu tanpa melakukan prosedur yang biasanya orang lain lakukan.
Penjaga itu membukakan pintu gerbang untuk Nanda yang melesat masuk ke dalam. Dan di sana lah si penjaga menyesali tindakannya. Ia pikir, Nanda mengunjungi rumah tahanan ini bersama Pak Hasan, ternyata dia pergi sendirian.
Penjaga itu sudah diberitahu oleh Pak Hasan kalau dia tidak boleh membiarkan Nanda masuk kalau dia pergi seorang diri. Seketika, penjaga itu berlarian mengejar Nanda yang sudah berada di sel tahanannnya Jamal dan Farhan.
Nanda menatap marah ke Jamal yang memang sedang berdiri di dekat sel. Nanda tanpa basa-basi langsung menarik Jamal dan dia memasukkan tangannya lewat sela-sela sel lalu mencekik leher Jamal dengan kuat.

KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] KARSA
Fanfic*Lanjutan dari cerita Teduh* Hanya keseharian tujuh pemuda setelah semua masalah yang terjadi.. Cast: 1. Mark Lee as Mada Cazim 2. Huang Renjun as Renjana Wistara 3. Lee Jeno as Janu Oliver 4. Lee Haechan as Hadinata Byantara 5. Na Jaemin as Nanda G...