Nanda hanya menganggukkan kepalanya ketika beberapa karyawan di perusahaan Darma menyapanya. Setiap Nanda datang ke sana, dia jarang sekali menebarkan senyumnya ke karyawan yang menyapanya. Kalau kata Darma, itu namanya pencitraan. Nanda harus bisa memberikan kesan seorang pemimpin perusahaan yang dingin, berwibawa tetapi mampu memanusiakan karyawannya.
Padahal, Nanda pernah memikirkan dia ingin menjadi pemimpin perusahaan yang kocak atau paling tidak nyentrik dan nyeleneh seperti Mira. Alasan kenapa Nanda memberikan title seperti itu kepada Mira. Karena, Nanda pernah berkunjung ke perusahaan milik Mira bersama dengan Darma untuk kerjasama bisnis. Saat itu, terjadi sesuatu pada keuangan perusahaannya Mira. Waktu itu, semua petinggi di perusahaan begitu heboh dan takut data keuangan perusahaan mereka digunakan untuk hal-hal yang tidak baik. Tetapi, hanya Mira yang santai dan terlihat tidak peduli.
"Sebentar lagi, karyawan yang bermain dengan kita akan datang ke sini sambil berlutut meminta maaf."
Itulah yang Mira katakan kepada semua orang di sana setelah dia menghembuskan asap rokoknya.
"Tapi, gue nggak mungkin juga segila Tante Mira. Sekarang, gue ngerti kenapa dulu Tante Nirmala takut banget sama Tante Mira" gumam Nanda.
Anak itu pun masuk ke ruang kerja ayahnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Karena kedatangan Nanda yang tiba-tiba membuat Darma dan Pak Hasan terkejut. Mereka berdua sama-sama mengusap dada mereka karena kelakuan Nanda ini.
"Untung aja papamu ini nggak ada riwayat penyakit jantung!" gerutu Darma ke Nanda yang hanya mengedikkan bahunya tidak peduli. Pandangan matanya dia tujukan ke Pak Hasan yang duduk di sofa sambil memegang beberapa berkas.
Nanda pun duduk di samping Darma dan melihat berkas-berkas yang berserakan di atas meja itu.
"Papa beneran mau kasih resort itu ke Renja? Renja udah tahu?" ucap Nanda ke Darma yang berdehem.
"Nanti papa kasih tahu. Tunggu dia ulang tahun dulu. Ini kado dari papa buat dia" jelas Darma lalu dia menunjukkan satu berkas ke Nanda.
"Dan ini, buat kamu. Kalo hadiah dari papa buat kamu, itu rahasia" ucap Darma ke Nanda yang berusaha terlihat biasa saja setelah dia tahu Darma memberikannya saham dengan jumlah yang cukup banyak.
"Papa kamu ini, bucin sama anaknya. Jangan heran kalo dia bakalan beli semua properti di sini dan dia kasih buat kalian berdua" ucap Pak Hasan yang sedang merapikan berkas-berkas di atas meja.
"Berarti, bentar lagi aku bakalan gantiin papa, dong?" ucap Nanda sambil menaik turunkan alisnya.
"Hm..., tunggu 10 tahun lagi" ucap Darma membuat Nanda memberengut kesal.
"Ngomong-ngomong, kamu nggak ikut sama abangmu kuliah ke Jepang?" tanya Pak Hasan ke Nanda yang semakin cemberut.
"Aku ini kakaknya Renja, pak" gerutu Nanda, lalu dia melirik Darma yang duduk di sampingnya.
"Kalo aku pergi juga, yang ada papa malah tantrum."
Darma hanya mendengus setelah mendengar ucapan Nanda. Dia kan hanya tidak mau anak-anaknya jauh darinya.
"Saya yakin kamu bakalan tantrum di bandara kalo Renjana jadi kuliah ke Jepang" ucap Pak Hasan ke Darma.
"Pastinya papa bakalan nangis, sih."
Darma menghembuskan nafasnya, "Nggak bakalan papamu ini nangis."
***
Jiro berjalan mengikuti Renjana yang lebih dulu masuk ke rumah tahanan ini bersama dengan Pak Reza. Mereka berdua memang pergi ke sana karena Jiro ingin bertemu dengan Farhan, sedangkan Renjana ingin bertemu dengan John karena sudah cukup lama dia tidak mengunjungi John. Renjana hanya takut John ngomel-ngomel karena tidak kunjung dijenguk.

KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] KARSA
Fanfiction*Lanjutan dari cerita Teduh* Hanya keseharian tujuh pemuda setelah semua masalah yang terjadi.. Cast: 1. Mark Lee as Mada Cazim 2. Huang Renjun as Renjana Wistara 3. Lee Jeno as Janu Oliver 4. Lee Haechan as Hadinata Byantara 5. Na Jaemin as Nanda G...